Banner 468 x 60px

 

Saturday, April 3, 2021

Contoh RPL Terbaru 2021

0 komentar

 

KOP SEKOLAH

 

 

 

 


RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)

BIMBINGAN KLASIKAL

SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2020/2021

 

Komponen

:

Layanan Dasar

Bidang Layanan

:

Pribadi

Topik / Tema Layanan

:

Eksplorasi bakat secara mandiri

Kelas / Semester

:

VIII / Genap

Alokasi Waktu

:

2 x 40 menit

 

1.

Tujuan Layanan

1.

2.

3.

Peserta didik/konseli dapat memahami pengertian bakat

Peserta didik/konseli dapat memahami jenis-jenis bakat

Peserta didik/konseli memahami antara potensial dan aktual

2.

Metode, Alat dan Media

1.

2.

Metode : Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab

Alat / Media : LCD, Power Point tentang Eksplorasi bakat secara mandiri

3.

Langkah-langkah Kegiatan Layanan

1.

Tahap Awal/Pendahuluan

 

1.1

1.2

1.3

1.4

Membuka dengan salam dan berdoa

Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, ice breaking)

Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling

Menanayakan kesiapan kepada peserta didik

2.

Tahap Inti

 

2.1

 

2.2

2.3

2.4

2.5

2.6

2.7

 

2.8

Guru BK menayangkan media slide power point yang berhubungan dengan materi layanan.

Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan dengan materi layanan.

Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab.

Guru BK membagi kelas menjadi 6 kelompok, 1 kelompok 5- 6 orang.

Guru BK memberi tugas kepada masing-masing kelompok.

Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok masing-masing.

Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian kelompok lain menanggapinya,  dan seterusnya bergantian sampai selesai.

Guru BK Membuat catatan-catatan observasi selama proses layanan.

3.

Tahap Penutup

 

3.1

 

3.2

 

3.3

3.4

Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait dengan materi layanan.

Guru BK mengajak Peserta didik merefleksi kegiatan dengan mengungkapkan  kemanfaatan dan kebermaknaan kegiatan secara lisan.

Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang.

Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam.   

 

4.

Evaluasi

1.

 

 

2.

Evaluasi Proses

 

 

Evaluasi Hasil 

:

 

 

:

Memperhatikan proses layanan dengan refleksi hasil masing-masing peserta didik dan Sikap atau antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan.

Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain: merasakan suasana yang menyenangkan, pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaian yang menarik.

                                                                                                                 

                                                                                                                  Padang,    Januari 2021

Mengetahui:                                                                                                

Kepala Sekolah,                                                                                Guru BK,

 

 

 

Nama Kepala Sekolah                                                                    Fauzi, S.Pd

NIP.                                                                                                 NBM. 1279353

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lampiran 1. Uraian Materi

EKSPLORASI BAKAT SECARA MANDIRI

 Menurut KBBI, bakat adalah dasar (kepandaian, sifat, dan pembawaan) yg dibawa sejak lahir. Bakat dalam pengertian bahasa atau dalam pengertian yang umum kita pahami, adalah kelebihan atau keunggulan alamiah yang melekat pada diri kita dan menjadi pembeda antara kita dengan orang lain.

Bakat (aptitude) pada umumnya diartikan sebagai kemampuan bawaan sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. S.C. Utami Munandar (1985)

Thomas Amstrong, pakar pendidikan dari Harvard University yang sering berkolaborsi dengan Howard Gardner dalam membahas kecerdasan. Dalam tulisannya, Little Geniuses, yang pernah diterbitkan majalah Parenting (1989), ia menjelaskan, bakat manusia bisa muncul dalam berbagai bentuk. Perhatikan daftar kemampuan (ability) di bawah ini lalu deteksi mana yang paling kuat di dalam diri Anda :

  • Acting Ability (akting / gerakan)
  • Adventuresomeness (kepetualangan)
  • Aesthetic perceptiveness (estitika)
  • Artistic Talent (artistik)
  • Athletic prowess (ke-atlit-an)
  • Common sense (pengetahuan umum)
  • Compassion (peduli orang lain, mudah tersentuh)
  • Courage  (keberanian)
  • Creativity (kreativitas)
  • Emotional maturity (kematangan emosi)
  • Excellent memory (kehebatan menyimpan data / menghafal)
  • Imagination (imajinasi)
  • Inquiring mind (keingintahuan)
  • Intuition (intuisi)
  • Inventiveness (daya cipta, penemuan)
  • Knowledge of a given subject (Pengetahuan spesifik)
  • Leadership abilities (kepemimpinan)
  • Literary aptitude (bakat kesastraan)
  • Logical-reasoning ability (kemampuan berlogika)
  • Manual dexterity (ketangkasan manual / ketrampilan tangan)
  • Mathematical ability (kemampuan matematis)
  • Mechanical know-how (penguasaan mekanis)
  • Moral character (karakter moral)
  • Musicality (permusikan)
  • Passionate interest in a specific topic (kegairahan mengikuti / mendalami topik tertentu)
  • Patience (kesabaran)
  • Persistence (ketangguhan)
  • Physical coordination (kerapian fisik)
  • Political astuteness (kelihaian berpolitik)
  • Problem-solving capacity (kemampuan menghadapi masalah)
  • Reflectiveness (kemampuan merefleksikan)
  • Resourcefulness (kepandaian mengatasi masalah)
  • Self-discipline (disiplin-diri)
  • Sense of humor (naluri melucu)
  • Social savvy (pemahaman sosial)
  • Spiritual sensibility (ketajaman spiritual)
  • Strong will (kemauan keras)
  • Verbal ability (kemampuan mengungkapkan secara verbal)

         Daftar di atas baru sebagian dari sekian. Masih banyak kemampuan alamiah manusia yang belum atau tidak bisa dijabarkan. Dan lagi, kalau kita perhatikan praktek hidup, amat sangat jarang ada orang yang hanya diberi satu kemampuan dari daftar di atas. Dalam diri setiap manusia ada sekian kemampuan dari daftar di atas. Orang yang hebat di bidang IT tidak berarti hanya dibekali kemampuan tekun dalam meng-otak-atik komputer. Ia juga punya kemauan keras, punya disiplin, kreatif, mau mempelajari hal-hal baru dan seterusnya. Seorang tokoh agama tidak berarti hanya dibekali kemampuan spiritual sensibility saja. Ia juga punya kemampuan lain yang mendukung keunggulannya, seperti verbal, sosial, dan lain-lain.

Jenis-Jenis Bakat

Menurut Rahayu (2), ada dua jenis bakat, yaitu diantaranya:

Bakat umum, merupakan kemampuan yang berupa potensi dasar yang bersifat umum, artinya setiap orang memiliki.

Bakat khusus, merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus, artinya tidak semua orang memiliki misalnya bakat seni, memimpin, berceramah, olahraga. Bakat khusus ini terbagi lagi menjadi beberapa macam, diantaranya:

·   Bakat Verbal, yaitu bakat tentang konsep-konsep yang diungkapkan dalam bentuk kata-kata.

·   Bakat Numerikal, yaitu bakat tentang konsep-konsep dalam bentuk angka. 

·   Bakat bahasa (linguistik), yaitu bakat tentang penalaran analitis bahasa (ahli sastra) misalnya untuk

    jurnalistik, stenografi, penyiaran, editing, hukum, pramuniaga dan lain-lainnya.

·  Bakat kecepatan, ketelitian, klerikal, yaitu bakat tentang tugas tulis menulis, ramu-meramu untuk laboratorium, kantor dan dalam kerohanian.

·     Bakat Relasi Ruang (spasial), yaitu bakat untuk mengamati, menceritakan pola dua dimensi atau berpikir dalam 3 dimensi. Mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau membuat sketsa ide secara jelas, serta dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga dimensi.

·   Bakat Mekanik, yaitu bakat tentang prinsip-prinsip umum IPA, tata kerja mesin, perkakas dan alat-alat lainnya.

· Bakat Abstrak, yaitu bakat yang bukan kata maupun angka tetapi berbentuk pola, rancangan, diagram, ukuran-ukuran, bentuk-bentuk dan posisi-posisinya.

· Bakat Skolastik, yaitu kombinasi kata-kata (logika) dan angka-angka. (Termasuk didalamnya kemampuan dalam penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola numerik, pandangan hidupnya umumnya bersifat rasional).

Antara potensial & Aktual

       Untuk meng-aktual-kan energi potensial itu dibutuhkan pembangkit, pengolahan atau pendeknya bisa disebut proses aktualisasi.  Proses aktualisasi seperti apa saja yang bisa kita lakukan? Berdasarkan temuan ilmiyah para ahli atau juga  pengalaman orang lain yang sudah menemukannya :

1.   Hasrat sejati (inner calling)

Di sini yang perlu kita lakukan adalah menemukan keinginan-keinginan yang selalu mendorong kita untuk meraihnya atau melakukannya. Konon, di setiap diri manusia sudah dipasang semacam stasiun radio yang selalu menyuarakan dorongan kepada kita untuk melakukan sesuatu yang sifatnya sangat spesifik. Inilah yang disebut hasrat sejati – yaitu sebuah hasrat yang terus menggelora di dalam diri kita. Supaya hasrat sejati itu teratur dan tersalurkan, cobalah merumuskan dan memperjuangkan tujuan hidup yang sudah kita buat berdasarkan kemampuan kita hari ini. Kesimpulan Mary Lou Retton mengatakan,“Setiap orang memiliki bara api yang menyala-nyala di dalam hatinya untuk meraih sesuatu. Tujuan hidup adalah alat untuk menemukannya dan menjaganya supaya tetap menyala.”

2.    Pembuktian diri

Membuktikan diri artinya kita memunculkan ide, gagasan atau keinginan lalu kita memperjuangkannya sampai berhasil. Agar kita tidak terlalu sering gagal, pilihlah yang kira-kira bisa kita lakukan dengan kapasitas yang kita miliki hari ini. Semakin banyak yang bisa kita realisasikan, semakin tahu  di mana sebetulnya keunggulan dan kelemahan kita. “Selama Anda belum bisa melihat hasil karya Anda, selama itu pula Anda belum tahu kemampuan Anda”, pengalaman Martine Grime. Biasanya, selama kita belum bisa membuktikan apa yang sanggup kita lakukan (menghasilkan kreasi atau karya), penilaian kita tentang kemampuan kita masih belum akurat. Terkadang kita hanya merasa mampu padahal belum tentu kita memiliki kemampuan. Pembuktian adalah jalan untuk mengetahui apakah kita sudah memiliki kemampuan atau baru merasa mampu.

3.   Perbandingan positif

Ini juga bisa kita lakukan. Tehniknya, kita dapat membuat perbandingan antara kita dengan orang lain. Orang lain itu bagaikan cermin buat kita. Mengetahui di mana keunggulan dan kelemahannya, biasanya akan menunjukkan di mana keunggulan dan kelemahan kita. Tehnik melihat dan melakukan sesuatu dengan orang lain (bersinergi atau bekerja sama) inilah yang pernah dilakukan Bruce Lee.  Cuma ada satu yang perlu dicatat. Model perbandingan yang kita butuhkan adalah perbandingan positif. Maksudnya, kita membandingkan diri kita dengan orang lain, bukan untuk tujuan yang macam-macam, tetapi murni untuk memperbaiki diri.

4.   Pengasahan (Practicing)

Konon, sekitar tahun 1998, tim ahli dari Universitas Exter di Amerika pernah melakukan studi terhadap kehidupan orang-orang berprestasi, seperti Mozart, Picasco, dan macam-macam. Hasilnya, mereka merekomendasikan kepada umat manusia untuk membuang mitos yang selama ini diyakini. Mitos seperti apa yang biasa kita yakini? Kita sering meyakini bahwa orang-orang berprestasi tinggi itu meraih prestasinya karena Tuhan “mengistimewakan” mereka dengan bakat yang dimiliki sementara kita bukan seperti mereka.

Mengapa keyakinan semacam ini disebut mitos? Telaah di lapangan menyimpulkan,  ternyata bukan karena bakat semata yang membuat mereka berhasil. Memang benar, mereka meraih prestasi tinggi karena punya bakat, ada peluang, ada dukungan dan ada pelatihan, tetapi faktor yang paling banyak mendukung keberhasilan mereka adalah “practicing” atau mengasah bakat, keunggulan atau kelebihan alamiah yang melekat pada dirinya.

Orang selalu berkata kepada saya bahwa bakat saya dan kejelian saya yang menjadi alasan kesuksesan saya. Mereka tidak pernah berkata tentang praktek, praktek, dan praktek yang saya jalankan.” (Ted Williams, 1918)

5.  Penempatan / penyaluran

Tidak semua keunggulan alamiah itu berada di lokasi yang sangat jauh dari kita sehingga kita perlu mencarinya setengah mati. Ada kalanya bisa muncul dari hobi, kegemaran-kegemaran kecil, kegiatan tertentu yang kita lakukan tanpa beban seperti orang main-main atau dari hal-hal yang sangat dekat dengan kebiasaan kita sehari-hari. Di sini yang dibutuhkan adalah menyalurkan atau menempatkannya pada saluran atau bidang-bidang yang kira-kira menguntungkan kita lalu kita perbaiki dan kita kembangkan.

Sebagai tambahan, saya ingin mengutip hasil telaah dua orang pakar dari dunia yang berbeda. Mudah-mudahan ini juga bisa kita jadikan referensi. Pertama, dari seorang konsultan olahraga yang banyak menggeluti kehidupan atlet, Marie Dalloway, Ph.D, (2000-2004). Ia mensyaratkan adanya lima hal mendasar bagi seorang atlet untuk mengaktualkan bakat potensialnya, seperti berikut:

 

 

Read more...