Banner 468 x 60px

 

Tuesday, December 24, 2013

Tugas : Contoh Proposal

1 komentar


PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMPN  27 PADANG

         

         

Oleh :
FAUZI
NPM: 11060206
                                


                                   
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2013


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk melakukan bimbingan terhadap peserta didik oleh pendidik untuk menuju kedewasaan peserta didik. Pendidikan juga dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya guna mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Salah satu tujuan itu antara lain memberi bekal kecerdasan kepada anak untuk digunakan kelak dalam menjalani hidupnya setelah dewasa.
Di satu pihak pendidikan mempersiapkan peserta didik untuk menjadi manusia dengan perilaku yang sesuai dengan nilai, norma dan peraturan yang berlaku di masyarakat. Peserta didik harus mematuhi falsafah hidup yang dianut oleh bangsa dan negaranya.
Namun demikian tekanan utama tanggung jawab pendidikan adalah berada dipundaknya para orang tua. Walaupun pada hakekatnya tanggung jawab pendidikan itu terletak pada komponen-komponen keluarga, sekolah dan masyarakat, termasuk negara, dalam satu sistem pendidikan nasional.
Dalam kenyataan nampak kepada kita, bahwa secara empiris tidak semua orang tua, sebagai penanggung jawab utama, melakukan kewajibannya sesuai sebagaimana mestinya.
Perhatian orang tua terhadap anak seharusnya dilakukan secara sengaja, intensif dan terkonsentrasi dengan penuh rasa kasih sayang dalam pelaksanaannya demi prestasi belajar anak dan perkembangan kepribadiannya.
Dalam kaitan ini maka nampak ada kesenjangan antara keharusan orangtua melakukan kewajibannya dengan kenyataan di dalam praktek secara empiris. Hal ini menjadi menarik perhatian penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut apakah kendala yang dihadapi para orang tua dalam menghantarkan anaknya guna mencapai prestasi belajarnya, baik di rumah maupun di sekolah. Apakah ada pengaruh antara perhatian orangtua dengan prestasi belajar anak atau siswa.
Oleh karena itulah penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan hasil penelitian itu dituangkan dalam bentuk karya tulis dengan judul ”Pengaruh Perhatian Orangtua Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMPN 27 Padang”.

B.       Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
  1. Sejauhmanakah faktor-faktor perhatian orangtua mempengaruhi prestasi belajar siswa?
  2. Diantara faktor –faktor pengaruh perhatian orang tua, faktor apakah yang lebih mempengaruhi keberhasilan belajar anak?
  3. Apakah bentuk perhatian yang dilakukan orang tua dapat mempengaruhi belajar anak?
  4. Apakah orang tua sudah mengetahui hubungan perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa?

C.      Batasan Masalah
Berhubung luasnya cakupan pengaruh yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, maka berbagai pengaruh tersebut tidak memungkinkan untuk diteliti saat ini seluruhnya. Oleh karena itu, masalah penelitian dibatasi pada pengaruh perhatian orangtua terhadap prestasi belajar siswa, khususnya mengetahui:
1.         Faktor-faktor pengaruh perhatian orangtua terhadap prestasi belajar siswa.
2.         Faktor apakah yang lebih mempengaruhi keberhasilan belajar anak.
3.         Bentuk perhatian yang dilakukan orang tua dapat mempengaruhi belajar anak.
4.         Hubungan perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa.

D.      Rumusan Masalah
Dalam latar belakang telah dijelaskan tentang pengaruh perhatian orangtua terhadap prestasi belajar siswa. Dari masalah-masalah yang ada dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.         Apa saja faktor pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar   siswa ?
2.         Apa saja bentuk perhatian orang tua terhadap belajar siswa?
3.         Bagaimanakah hubungan perhatian orang tua dengan belajar siswa?
E.       Tujuan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini penulis mempunyai tujuan yang hendak dicapai yaitu :
1.         Mengetahui faktor pengaruh perhatian orangtua terhadap prestasi belajar siswa.
2.         Mengetahui macam-macam perhatian orangtua terhadap belajar anak.
3.         Mengetahui bentuk perhatian orang tua terhadap belajar anak
4.         Mengetahui hubungan perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa.

F.       Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan penelitian adalah sebagai berikut:
1.    Kegunaan secara teoritis
a.    Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan tentang pengaruh perhatian belajar anak oleh orangtua terhadap prestasi belajar.
b.    Bagi pembaca, dapat menambah wawasan tentang pengaruh perhatian belajar anak oleh orangtua terhadap prestasi belajar.
2.    Kegunaan secara praktis
a.    Untuk mendorong para orangtua agar selalu memperhatikan anak terutama dalam masalah pengawasan, perhatian, pengontrolan, dan pendidik anak.
b.    Sebagai pedoman bagi para orangtua agar selalu memperhatikan prestasi belajar anak.
c.    Sebagai pedoman bagi para orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar anak.

G.      Asumsi
Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan asumsi:
1.         Anak mempunyai prestasi belajar, apabila adanya perhatian dari orang tua.
2.         Perhatian yang baik dari orangtua, sangat menunjang anak dalam prestasi belajarnya.
3.         Dengan adanya prestasi belajar diharapkan dapat memperoleh hasil yang baik.

H.      Defenisi Istilah
Untuk menghindari kesalah pahaman bagi pembaca maka di bawah ini ditegaskan beberapa istilah yang ada pada judul "Pengaruh perhatian orangtua terhadap prestasi belajar siswa SMPN 27 Padang. Oleh  karena itu, disini penulis hanya memberikan penegasan terhadap istilah-istilah yang dianggap perlu.
a.    Perhatian belajar oleh orang tua
Perhatian belajar oleh orang tua adalah suatu sikap yang diberikan oleh orang tua kepada anak, baik dalam bentuk pemecahan masalah belajar, waktu belajar, kebutuhan belajar dan hukuman dan ganjaran belajar.
b.      Prestasi belajar siswa
Prestasi belajar siswa adalah hasil yang dicapai oleh siswa dalam penguasaan materi pelajaran, perubahan sikap yang positif dan keterampilan dalam belajar.



















BAB II
KAJIAN TEORI


A.      Perhatian Orang Tua
Sumadi Suryabrata (2000) mengatakan bahwa perhatian merupakan pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu obyek, juga banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas yang dilakukan. Suasana emosional di dalam rumah, sangat merangsang perkembangan otak anak yang sedang tumbuh dan mengembangkan kemampuan mentalnya. Sebaliknya, suasana tersebut bisa memperlambat perkembangan otak.
Kartini Kartono (1996) menyatakan bahwa “perhatian itu merupakan reaksi umum dari organisme dan kesadaran, yang menyebabkan bertambahnya aktivitas, daya konsentrasi, dan pembatasan kesadaran terhadap satu obyek”. Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa perhatian dapat diartikan sebagai menaruh hati kepada seluruh anggota keluarga yang merupakan dasar pokok hubungan yang baik di antara anggota keluarga. Menaruh hati pada kejadian dan peristiwa yang terjadi di dalam keluarga berarti mengikuti dan memperhatikan perkembangan seluruh keluarga, lebih jauh lagi, mengarahkan seluruh perhatian untuk mencari lebih mendalam sebab dan sumber permasalahan yang terjadi di dalam keluarga juga terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada setiap anggota keluarga.

1.         Faktor-faktor Pengaruh Perhatian Orang Tua
Ada banyak faktor yang mempengaruhi perhatian orang tua, di antaranya adalah faktor kondisi individu yang bersangkutan, faktor tersebut dapat sangat mempengaruhi perhatian. Adapun faktor-faktor tersebut pada umumnya menurut Sayekti Pujo Suwarno (1994) adalah sebagai berikut: (a) Jasmani, keadaan jasmani orang tua yang terganggu, misalnya: sakit, lemah, lapar. (b) Rohani, keadaan rohani orang tua yang terganggu misalnya: terlalu banyak berpikir, kecewa, bingung, cemas dan sebagainya. (c) Kesibukan orang tua, kesibukan orang tua di luar rumah menyebabkan kurangnya perhatian terhadap anak sehingga anak kurang mendapat kasih sayang, kurang pengawasan dalam pergaulan. (d) Ekonomi, masalah ekonomi keluarga sangat penting, keluarga dengan keadaan ekonomi yang cukup, sangat mempengaruhi orang tua dalam menarik perhatian anaknya, misalnya: memberikan sarana dan prasarana pendidikan, kebutuhan kesehatan, rekreasi dan sebagainya. Sebaliknya keluarga dengan keadaan ekonomi yang lemah, akan kurang memberikan perhatian dalam hal memberikan sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan, rekreasi. (e) Keutuhan keluarga, keluarga yang pecah atau berantakan akan mengakibatkan anak mengalami kebingungan serta tekanan psikis. (f) Lingkungan pendidikan, keluarga yang bertempat tinggal di lingkungan yang sebagian besar berlatarbelakang pendidikan tinggi, akan mempengaruhi perhatian orang tua terhadap anaknya agar kelak anak-anaknya dapat bersekolah sampai di perguruan tinggi, namun sebaliknya keluarga yang berada di lingkungan yang tidak mengenal pendidikan akan mempengaruhi orang tua untuk tidak menyekolahkan anaknya. (g) Kesadaran orang tua, kesadaran orang tua akan sangatmempengaruhi perhatian terhadap anaknya. Orang tua yang ekonominya mampu, sehat jasmani dan rohaninya, serta keadaan keluarga yang tentram, tetapi karena tidak ada kesadaran dari orang tua untuk memperhatikan anaknya, maka anak akan berkembang seadanya. Sebaliknya walaupun ekonominya kurang dan sebagainya, namun memiliki kesadaran yang tinggi dalam memperhatikan anaknya, maka anak akan terkontrol dan mudah diarahkan apabila terjadi penyimpangan. (h) Lingkungan sosial, keluarga yang jauh dari lingkungan pabrik industri akan berbeda perhatiannya terhadap anak dibanding dengan keluarga yang dekat dengan lingkungan pabrik atau industri. Perhatian orang tua terhadap anaknya yang jauh dari pabrik atau industri biasanya kurang. Orang tua yang tinggal di kota cenderung lebih memperhatikan perkembangan anak dibandingkan orang tua yang tinggal di pedesaan.
Dengan demikian, besar kecilnya perhatian orang tua terhadap anaknya dipengaruhi hal-hal yang saling berkaitan dengan pribadi, kesehatan jasmani dan rohani, kesibukan, faktor ekonomi, keutuhan keluarga, lingkungan pendidikan, kesadaran orang tua dan lingkungan sosial.

2.         Macam-macam Perhatian Orang Tua
Perhatian orang tua dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) bagian menurut Sumadi Suryabrata (2000), yaitu sebagai berikut:
a.         Atas dasar intensitasnya yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas atau pengalaman batin, dapat dibedakan menjadi perhatian intensif dan perhatian tidak intensif.
b.        Atas dasar timbulnya, perhatian dibedakan menjadi :
1)        Perhatian spontan
Merupakan perhatian yang timbul begitu saja, seakan-akan tanpa usaha atau tanpa sengaja.
2)        Perhatian sekehendak
Merupakan perhatian yang timbul karena ada usaha disertai dengan kehendak yang kuat.
c.         Atas dasar luasnya obyek yang dikenai perhatian, perhatian dibedakan menjadi:
1)        Perhatian terpencar (deskriptif)
Adalah perhatian yang pada satu saat dapat tertuju pada bermacam-macam obyek.
2)        Perhatian terpusat (konsentratif).
Adalah perhatian yang pada satu saat hanya dapat tertuju pada obyek yang sangat terbatas.
Ciri-ciri orang tua yang memberikan perhatian kepada anak yaitu memberikan kasih sayang, baik berupa materi maupun spiritual, memenuhi kebutuhan pendidikan yang meliputi sarana dan prasarana, memenuhi kebutuhan kesehatan, baik berupa fisik maupun mental anak.
3.   Bentuk Perhatian Orang Tua terhadap Belajar Anak
Perhatian orang tua, terutama dalam pendidikan anak sangatlah diperlukan. Terlebih lagi yang harus difokuskan adalah perhatian orang tua terhadap aktivitas belajar yang dilakukan anak sehari-hari dalam kapasitasnya sebagai pelajar dan penuntut ilmu, yang akan diproyeksikan kelak sebagai pemimpin masa depan. Bentuk perhatian orang tua terhadap belajar anak dapat berupa pemberian bimbingan dan nasihat, pengawasan terhadap belajar anak, pemberian motivasi dan penghargaan serta pemenuhan kebutuhan belajar anak.
a)        Pemberian bimbingan dan nasihat
1)        Pemberian bimbingan Belajar
Menurut Oemar Hamalik (2002) dengan mengutip pendapat Stikes & Dorcy, menyatakan bahwa bimbingan adalah “suatu proses untuk menolong individu dan kelompok supaya individu itu dapat menyesuaikan diri dan memecahkan masalah-masalahnya.” Di dalam belajar anak membutuhkan bimbingan. Anak tidak mungkin tumbuh sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Anak sangat memerlukan bimbingan dari orang tua, terlebih lagi dalam masalah belajar. Seorang anak mudah sekali putus asa karena ia masih labil, untuk itu orang tua perlu memberikan bimbingan pada anak selama ia belajar. Dengan pemberian bimbingan ini anak akan merasa semakin termotivasi, dan dapat menghindarkan kesalahan dan memperbaikinya.
2)        Memberikan nasihat
Bentuk lain dari perhatian orang tua adalah memberikan nasihat kepada anak. Menasihati anak berarti memberi saran-saran untuk memecahkan suatu masalah, berdasarkan pengetahuan, pengalaman dan pikiran sehat. Nasihat dapat diberikan orang tua pada saat anak belajar di rumah. Dengan demikian maka orang tua dapat mengetahui kesulitan-kesulitan anaknya dalam belajar. Karena dengan mengenai kesulitan-kesulitan tersebut dapat membantu usaha untuk mengatasi kesulitannya dalam belajar, sehingga anak dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
b)        Pengawasan Terhadap belajar
Orang tua terhadap anaknya biasanya lebih diutamakan dalam masalah belajar. Dengan cara ini orang tua akan mengetahui kesulitan apa yang dialami anak, kemunduran atau kemajuan belajar anak, apa saja yang dibutuhkan anak sehubungan dengan aktifitas belajarnya, dan lain-lain. Dengan demikian orang tua dapat membenahi segala sesuatunya hingga akhirnya anak dapat meraih hasil belajar yang maksimal. Pengawasan atau kontrol yang dilakukan orang tua tidak hanya ketika anak di rumah saja, akan tetapi hendaknya orang tua juga terhadap kegiatan anak di sekolah. Pengetahuan orang tua tentang pengalaman anak di sekolah sangat membantu orang tua untuk lebih dapat memotivasi belajar anak dan membantu anak menghadapi masalah-masalah yang dihadapi anak di sekolah serta tugas-tugas sekolah.
c)        Pemberian motivasi dan penghargaan
Sebagai pendidik yang utama dan pertama bagi anak, orang tua hendaknya mampu memberikan motivasi dan dorongan. Sebab tugas memotivasi belajar bukan hanya tanggungjawab guru semata, tetapi orang tua juga berkewajiban memotivasi anak untuk lebih giat belajar. Jika anak tersebut memiliki prestasi yang bagus hendaknya orang tua menasihati kepada anaknya untuk meningkatkan aktivitas belajarnya. Dan untuk mendorong semangat belajar anak hendaknya orang tua mampu memberikan semacam hadiah untuk menambah minat belajar bagi anak itu sendiri. Namun jika prestasi belajar anak itu jelek atau kurang maka tanggung jawab orang tua tersebut adalah memberikan motivasi atau dorongan kepada anak untuk lebih giat dalam belajar. Dorongan orang tua kepada anaknya yang berprestasi jelek atau kurang itu sangat diperlukan karena dimungkinkan kurangnya dorongan dari orang tua akan bertambah jelek pula prestasinya dan bahkan akan menimbulkan keputusasaan. Tindakan ini perlu dilakukan oleh orang tua baik kepada anak yang berprestasi baik ataupun kurang baik dari berbagai jenis aktivitas, seperti mengarahkan cara belajar, mengatur waktu belajar dan sebagainya, selama pengarahan dari orang tua itu tidak memberatkan anak.
d)       Pemenuhan kebutuhan belajar
Kebutuhan belajar adalah segala alat dan sarana yang diperlukan untuk menunjang kegiatan belajar anak. kebutuhan tersebut bisa berupa ruang belajar anak, seragam sekolah, buku-buku, alat-alat belajar, dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan belajar ini sangat penting bagi anak, karena akan dapat mempermudah baginya untuk belajar dengan baik.
Dalam hal ini Bimo Walgito (1990) menyatakan bahwa “semakin lengkap alat-alat pelajarannya, akan semakin dapat orang belajar dengan sebaik-baiknya, sebaliknya kalau alat-alatnya tidak lengkap, maka hal ini merupakan gangguan di dalam proses belajar, sehingga hasilnya akan mengalami gangguan.” Tersedianya fasilitas dan kebutuhan belajar yang memadai akan berdampak positif dalam aktivitas belajar anak. Anak-anak yang tidak terpenuhi kebutuhan belajarnya sering kali tidak memiliki semangat belajar. Lain halnya jika segala kebutuhan belajarnya tercukupi, maka anak tersebut lebih bersemangat dan termotivasi dalam belajar. Hal itu dapat diketahui bahwa dengan dicukupinya kebutuhan belajar, berarti anak merasa diperhatikan oleh orang tuanya. Kebutuhan belajar, seperti buku termasuk unsur yang sangat penting dalam upaya meningkatkan prestasi belajar. Dengan dicukupinya buku yang merupakan salah satu sumber belajar, akan memperlancar proses belajar mengajar di dalam kelas dan mempermudah dalam belajar di rumah. Dan juga akan dapat meningkatkan semangat belajar bagi anak. Dengan demikian sudah sepatutnya bagi para orang tua untuk memperhatikan dan berusaha memenuhi kebutuhan belajar anak.

B.     Belajar dan Prestasi Belajar
1.    Belajar
Menurut Morgan dalam Sagala (2003), belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Menurut Gagne dalam Sagala (2003), belajar adalah suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Sedangkan Garret dalam Sagala (2003) berpendapat bahwa belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa kepada perubahan diri dan cara bereaksi terhadap perangsang tertentu. Kemudian Crow dalam Sagala (2003) mengemukakan bahwa belajar adalah upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap-sikap.
Dalam kaitan dengan hal tersebut, Slameto (2003) yakni belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Bertitik tolak dari berbagai pandangan sejumlah ahli tersebut mengenai belajar, walaupun ada perbedaan pengertian, namun secara eksplisit maupun implisit di antara mereka mempunyai kesamaan yaitu definisi manapun, belajar itu selalu merujuk pada suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu.
2.    Prestasi Belajar
Prestasi belajar juga merupakan suatu hasil yang dapat dicapai setelah individu yang bersangkutan mengalami suatu proses pembelajaran terhadap pengetahuan tertentu dan dinyatakan dengan nilai serta dapat dilihat pada akhir setiap proses belajar. Prestasi belajar berfungsi sebagai alat ukur dalam pencapaian tujuan suatu bidang studi. Berikut ini adalah pendapat beberapa ahli tentang prestasi belajar :
Marsun dan Martaniah dalam Sia Tjundjing (2000) berpendapat bahwa prestasi belajar merupakan hasil kegiatan belajar, yaitu sejauh mana peserta didik menguasai bahan pelajaran yang diajarkan, yang diikuti oleh munculnya perasaan puas bahwa ia telah melakukan sesuatu dengan baik. Suwarno (1997) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha suatu kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak didik dalam periode tertentu.

3.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Djaali H (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi pretasi belajar yaitu :
a)    Faktor Dari Dalam Diri
1)        Kesehatan, apabila kesehatan anak terganggu dengan sering sakit kepala, pilek, deman dan lain-lain, maka hal ini dapat membuat anak tidak bergairah untuk mau belajar. Secara psikologi, gangguan pikiran dan perasaan kecewa karena konflik juga dapat mempengaruhi proses belajar.
2)        Intelegensi, faktor intelegensi dan bakat besar sekali pengaruhnya terhadap kemampuan belajar anak. Menurut Gardner dalam teori Multiple Intellegence, intelegensi memiliki tujuh dimensi yang semiotonom, yaitu linguistik, musik, matematik logis, visual spesial, kinestetik fisik, sosial interpersonal dan intrapersonal.
3)        Minat dan motivasi, minat yang besar terhadap sesuatu terutama dalam belajar akan mengakibatkan proses belajar lebih mudah dilakukan. Motivasi merupakan dorongan agar anak mau melakukan sesuatu. Motivasi bisa berasal dari dalam diri anak ataupun dari luar lingkungan.

4)        Cara belajar, perlu untuk diperhatikan bagaimana teknik belajar, bagaimana bentuk catatan buku, pengaturan waktu belajar, tempat serta fasilitas belajar.
5)        Minat dan motivasi, minat yang besar terhadap sesuatu terutama dalam belajar akan mengakibatkan proses belajar lebih mudah dilakukan. Motivasi merupakan dorongan agar anak mau melakukan sesuatu. Motivasi bisa berasal dari dalam diri anak ataupun dari luar lingkungan.
6)        Cara belajar, perlu untuk diperhatikan bagaimana teknik belajar, bagaimana bentuk catatan buku, pengaturan waktu belajar, tempat serta fasilitas belajar.
b)      Faktor Dari Lingkungan
1)        Keluarga, situasi keluarga sangat berpengaruh pada keberhasilan anak. Pendidikan orangtua, status ekonomi, rumah, hubungan dengan orangtua dan saudara, bimbingan orangtua, dukungan orangtua, sangat mempengaruhi prestasi belajar anak.
2)        Sekolah, tempat, gedung sekolah, kualitas guru, perangkat kelas, relasi teman sekolah, rasio jumlah murid per kelas, juga mempengaruhi anak dalam proses belajar.
3)        Masyarakat, apabila masyarakat sekitar adalah masyarakat yang berpendidikan dan moral yang baik, terutama anak-anak mereka. Hal ini dapat sebagai pemicu anak untuk lebih giat belajar.

4)        Lingkungan sekitar, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas dan iklim juga dapat mempengaruhi pencapaian tujuan belajar.

C.      Hubungan Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa
Dari serangkaian penelitian yang dilakukan oleh Tata Eliestiana Dyah Armunanto (2004) menyimpulkan bahwa peranan orang tua dalam lingkungan keluarga yang terpenting adalah memberikan pengalaman pertama pada masa anak-anak, sebab pengalaman pertama merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi anak. Disimpulkan pula bahwa siswa yang mendapat perhatian baik dari orang tuanya mendapat prestasi belajar lebih baik dibanding siswa yang kurang mendapat perhatian dari orang tua. Perhatian orang tua memiliki hubungan positif dengan prestasi belajar anak di sekolah.
Menurut hasil-hasil penelitian selama 30 tahun terakhir oleh National Parent Teacher Asosiation, yang juga dikutip oleh Slameto (2003), menyimpulkan tentang manfaat perhatian orang tua, terutama ayah, hubungannya dengan pendidikan anak, adalah:
“...makin baiknya tumbuh kembang anak secara fisik, sosio- emosional, keterampilan kognitif, pengetahuan dan bagaimana anak belajar sehingga prestasi belajarnya lebih tinggi sering mendapat nilai A (9-10), kehadiran sekolah lebih tertib/disiplin serta aktif dalam ekstrakurikuler, menyelesaikan dengan tepat dan benar PR, bersikap lebih positif terhadap sekolah, masuk ranking yang lebih tinggi dan setamat SMTA memasuki Perguruan Tinggi favorit.

Perhatian orang tua pada aktivitas belajar anak dengan segala yang berhubungan dengannya, dapat memberikan motivasi berprestasi yang tinggi dan memunculkan simpati anak kepada orang tua yang pada akhirnya dapat menumbuhkan kepercayaan pada diri anak. Perhatian orang tua sesungguhnya merupakan investasi kepada anak dalam meningkatkan aktivitas belajar, dan membantu memaksimalkan perkembangan kepribadian serta prestasi belajar.
Senada dengan hal tersebut, Pramuji Wibowo (2007) menyatakan sebagai berikut:
“Motivasi ekstrinsik yang paling utama adalah dari orang tua atau keluarga. Hal ini dikarenakan semenjak kecil anak bersosialisasi, menerima pendidikan (pendidikan informal) pertama kalinya adalah di dalam keluarga, dan pendidikan yang diperoleh dalam keluarga ini merupakan pendidikan yang terpenting atau utama terhadap perkembangan pribadi anak. Belajar sebagai proses interaksi untuk mencapai tujuan akan lebih efektif, bila ditunjang dengan motivasi yang tinggi, baik yang berupa intrinsik maupun ekstrinsik, dan orang tua adalah hal yang signifikan dalam membangkitkan motivasi seseorang”.
Perhatian yang cukup dan perlakukan orang tua yang bijaksana terhadap anak, akan berdampak pada kemampuan pengembangan potensi diri anak yang melahirkan motivasi belajar yang tinggi dan kemampuan berkonsentrasi dalam aktivitas belajarnya yang akhirnya berpengaruh kepada pencapaian prestasi yang maksimal.
Dari beberapa keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengaruh perhatian orang tua sangat dominan terhadap keberhasilan belajar anak. Dengan kata lain bahwa perhatian yang diberikan orang tua terhadap anak, terutama dalam hal pendidikan dan belajarnya, memiliki hubungan dan pengaruh positif terhadap prestasi belajar yang dicapai anak di sekolah. Dengan demikian, rasa bangga akan melingkupi perasaan anak, sehingga anak semakin bersemangat dalam menjalankan kewajibannya sebagai pelajar. Perhatian orang tua dalam pendidikan anaknya sangat diperlukan, sebab dengan memberi perhatian, orang tua dapat menolong anak untuk mengenali diri, mengembangkan potensi diri serta mampu mengatasi masalah-masalah yang timbul sehubungan dengan pribadinya sehingga kegiatan belajar anak dapat berjalan dengan baik. Dengan demikian diasumsikan bahwa prestasi belajarnya pun akan meningkat.
D.      Kerangka Konseptual
Prestasi belajar siswa tidak hanya dipengaruhi oleh orang tua tetapi juga yang berasal dari dalam diri siswa dan  dari luar diri siswa. Siswa yang mendapatkan prestasi belajar rendah ada kemungkinan siswa tersebut kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya ataupun dipengaruhi oleh lingkungannya. Salah satu faktor penyebab masalah yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya adalah pemberian bimbingan belajar. Untuk dapat mengentaskan masalah tersebut, perlu diteliti jenis masalah apa yang dirasakan siswa.





Kerangka konseptual penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:


 
                                                                                     








Trapezoid: Interen
Trapezoid: Eksteren


 






                                                     

E.       Hipotesis
Dalam buku Prosedur Penelitian dikemukakan “ Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul” (Arikunto, 2006: 71). Sedangkan ahli lain mengemukakan “Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kebenarannya” (Sutrisno Hadi, 2000: 210).
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah pernyataan atau jawaban bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti kenyataanya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini: Ada Pengaruh Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa.
BAB III
METODE PENELITIAN

A.      Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah korelasional. Penelitian korelasional mengkaji hubungan antara variabel. Peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan memperkirakan, menguji berdasarkan teori yang ada. Arikunto (2006) menyatakan bahwa penelitian korelasi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara variabel yang diteliti. Pendekatan penelitian ini menggunakan Cross Sectional, dimana jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variable independen dan variabel dependen hanya satu kali, pada satu saat. Metode analitik korelasi pada penelitian ini digunakan untuk mengukur hubungan perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa.
B.       Populasi dan Sampel
1.         Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian baik terdiri dari benda yang nyata, abstrak, peristiwa ataupun gejala yang merupakan sumber data dan memiliki karakter tertentu dan sama (Sukandarrumidi, 2004: 47). Sedangkan menurut Arikunto, populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian (Arikunto, 2002: 108). Jadi, populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 27 Padang. Jumlah popuasi siswa sebanyak siswa kelas VII SMPN 27 Padang.
2.      Sampel
Sampel merupakan sub unit atau bagian dari populasi penelitian. Menurut Arikunto (1996), bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Sampel dimaksudkan untuk menggenerasikan hasil kesimpulan sehingga kesimpulan yang diangkat berlaku untuk seluruh subjek yang menjadi populasi. Dalam hal ini pengambilan subjek berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian dan setiap kelasnya diambil secara acak.
C.      Variabel dan Defenisi Operasional Variabel
Menurut Kerlinger (1986), variable adalah suatu konsep. Sedangkan menurut Hadi (2000 : 224), variable adalah gejala-gejala yang menunjukan variasi, baik dalam jenisnya maupun dalam tingkatannya.
Dengan demikian variable dalam penelitian ini adalah dua variable:
a)         Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab bagi variabel lain, variabelnya adalah “perhatian orang tua”.
b)        Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau disebabkan variabel lain. Variabelnya adalah “prestasi belajar siswa”.


D.      Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini secara umum adalah data primer dan data sekunder yang berupa data-data dalam proses pendidikan dan hasil pendidikan yang telah tersedia di lokasi penelitian. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber data tetapi melalui media perantara. Dengan kata lain, data yang diperoleh penulis merupakan hasil dari dokumen yang dalam hal ini adalah dokumen pendidikan di lokasi penelitian.
E.       Teknik dan Alat Pengumpul Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data yang digunakan adalah penggunaan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber asli.
Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui perantara. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam ddokumen.
1)        Kuesioner/ angket
Menurut  Joali dan Mujiono (2007), angket diartikan sebagai alat pengumpul data yang berisi pertanyaan yang akan diisi atau dijawab oleh responden. Sedangkan menurut Nasution (2004), angket adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan melalui pos untuk diisi atau juga dapat dijawab dibawa pengawasan peneliti. Dalam hali ini respondennya adalah siswa SMPN 27 Padang.
2)        Observasi
Observasi adalah pengumpulan data secara sistematis dengan pengamatan terhadap objek, secara langsung observasi dimaksudkan untuk memperoleh data tanpa adanya manipulasi atau hal-hal yang sengaja dipengaruhi oleh pihak tertentu. Sehingga data yang diperoleh menggambarkan suatu keadaan yang nyata dan apa adanya. Pengamatan dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung pada jam mata pelajaran ekonomi siswa kelas VII SMPN 27 Padang.
3)        Dokumentasi
Dokumentasi adalah pencarian data dengan cara menghimpun keterangan-keterangan yang diperoleh dari dokumen dari catatan tertentu. Peneliti dapat memperoleh data yang bersumber dari jurnal, buku cetak, hasil penelitian, surat kabar,legger nilai dan sebagainya.
Keaslian sumber data masih dapat terjaga dan data yang terdapat pada dokuen tidak akan berubah. Peneliti perlu memastikan saja bahwa data yang dikumpulkan berkaitan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian.

F.       Teknik Pengolahan / Analisis Data
Hasil pengolahan data tersebut akan dianalisis dengan menggunakan dua pendekatan yaitu :
  1. Analisis kualitatif yaitu analisis data yang dijabarkan melalui pengamatan yang tidak berupa angka-angka. maksudnya adalah dilakukan dengan cara menguraikan dalam bentuk kalimat kemudian direlevansikan dengan rujukan teori yang mendukung.
  2. Analisis kuantitaif yaitu analisis terhadap data yang berupa angka-angka dengan cara menggunakan statistik yang relevan dalam bentuk persentase. Maka rumus yang digunakan adalah :
P = F/N x 100%
Keterangan :
P = Persentase (%)
F = Frekuensi atau kategori jabatan
N = Number (Jumlah Frekuensi/individu).
Dengan demikian, metode analisis data yang dipergunakan dalam skripsi ini adalah analisis kualitatif dan kuantitatif, yaitu sumber dari hasil angket, interview, observasi dan dokumentasi, guna memperoleh sesuatu kesimpulan yang betul-betul akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.
Artikel Terkait 


DAFTAR KEPUSTAKAAN

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Kartono, Kartini. 1996. Pengantar Metodologi Riset Social. Bandung: Mandar Maju.

Nasution. 2004. Metode Research : Penelitian Ilmiah. Jakarta : Bumi Aksara.
Sagala, Saiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung: Alfabeta

Sayekti, Pujo Suwarno. 1994. Bimbingan dan Konseling Keluarga. Yogyakarta: Menara Mas.
Sumadi Suryabrata.  2000. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Sukardi. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.

Oemar Hamalik. 2002. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Read more...