Banner 468 x 60px

 

Monday, October 29, 2018

Tugas Kuliah: Laporan Diagnosis Kesulitan Belajar

0 komentar
LAPORAN
DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN PERBAIKAN
DI SDN 29 GUNUNG SARIK PADANG








FAUZI
NPM: 11060206



Dosen Pembimbing :
Ahmad Zaini, M.Pd



PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
2013


KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-NYA saya dapat menyelesaikan laporan ini dalam mata kuliah Diagnosis Kesulitan Belajar  ini dengan baik. Laporan ini merupakan rangkaian kegiatan observasi saya di SDN 29 Gunung Sarik Padang.
Berhasilnya observasi Diagnosis Kesulitan Belajar siswa dan penyusunan laporan akhir ini tentunya tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu ucapan terima kasih saya sampaikan kepada yang terhormat:
1.        Bapak Ahmad Zaini, M.Pd selaku dosen pembimbing yang sangat banyak memberikan arahan, bimbingan, petunjuk, dan motivasi kepada saya saat melaksanakan Observasi.
2.        Kepala Sekolah SDN 29 Gunung Sarik , Ibu Yusmi yang telah memberikan bantuan secara langsung maupun tidak langsung dalam mengumpulkan data yang saya perlukan.
3.        Teman-teman observasi serta siswa SDN 29 Gunung Sarik yang telah  membantu suksesnya kegiatan.
4.        Dan semua pihak yang telah turut andil membantu pelaksanaan kegiatan secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Semoga Bapak, Ibu dan Saudara-saudara yang telah turut membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan ini mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan oleh sebab itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan guna perbaikan pada masa mendatang. Saya mengharapkan laporan ini dapat bermanfaat bagi saya atau pihak lain yang membacanya.
Padang, 05 Desember 2013
Penulis

Fauzi
NPM : 11060206


DAFTAR ISI


Kata Pengantar  ............................................................................................... i
Daftar Isi ...........................................................................................................  ii

BAB   I      PENDAHULUAN......................................................................... 1
A.      Latar Belakang.......................................................................... 1   
B.       Tujuan Penulisan....................................................................... 2
C.       Ruang Lingkup......................................................................... 2

BAB   II     DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR..................................... 3
A.      Pengertian Diagnosis Kesulitan Belajar.................................... 3
B.       Gejala dan Ciri Kesulitan Belajar.............................................. 4
C.       Latar Belakang Timbulnya Kesulitan Belajar........................... 8
D.      Tujuan Pelaksanaan Kegiatan  Diagnosis Kesulitan Belajar..... 11
E.       Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar yang Dialami Siswa......... 12

BAB   III   PELAKSANAAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR..... 19
A.      Identifikasi Siswa..................................................................... 19
B.       Melokalisasi Letak dan Jenis Kesulitan Belajar........................ 20
C.       Melokalisasi Faktor Penyebab Kesulitan Belajar ..................... 21
D.      Menetapkan Kemungkinan Bantuan yang Diberikan............... 22
E.       Pelaksanaan Bantuan ............................................................... 24
F.        Evaluasi dan Tindak Lanjut...................................................... 25

BAB   IV   PENUTUP...................................................................................... 27
A.      Kesimpulan............................................................................... 27
B.       Saran......................................................................................... 27

DAFTAR KEPUSTAKAAN


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Dunia pendidikan mengartikan diagnosis kesulitan belajar sebagai segala usaha yang dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis dan sifat kesulitan belajar. Juga mempelajari faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar serta cara menetapkan dan kemungkinan mengatasinya, baik secara kuratif (penyembuhan) maupun secara preventif (pencegahan) berdasarkan data dan informasi yang subjektif.
Dengan demikian, semua kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menemukan kesulitan belajar termasuk kegiatan diagnosa. Perlunya diadakan diagnosis belajar karena berbagai hal. Pertama, setiap siswa hendaknya mendapat kesempatan dan pelayanan untuk berkembang secara maksimal. Kedua, adanya perbedaan kemampuan, kecerdasan, bakat, minat dan latar belakang lingkungan masing-masing siswa. Ketiga, sistem pengajaran di sekolah seharusnya memberi kesempatan pada siswa untuk maju sesuai dengan kemampuannya. Dan keempat, untuk menghadapi permasalahan yang dihadapi oleh siswa, hendaknya guru beserta BK lebih intensif dalam menangani siswa dengan menambah pengetahuan, sikap yang terbuka dan mengasah ketrampilan dalam mengidentifikasi kesulitan belajar siswa.
Belajar merupakan tugas utama siswa, di samping tugas-tugas yang lain. Keberhasilan dalam belajar bukan hanya diharapkan oleh siswa yang bersangkutan, tetapi juga oleh orang tua, guru, dan juga masyarakat. Tentu saja yang diharapkan bukan hanya berhasil, tetapi berhasil secara optimal. Untuk itu diperlukan persyaratan yang memadai, yaitu persyaratan psikologis, biologis, material, dan lingkungan sosial yang kondusif.

B.       Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka tujuan penulisan yang hendak penulis capai adalah:
1.         Untuk mengetahui pengertian tentang kesulitan belajar.
2.         Untuk memahami gejala dan ciri kesulitan belajar.
3.         Untuk mengetahui latar belakang timbulnya kesulitan belajar.
4.         Untuk mengetahui tujuan pelaksanaan kegiatan diagnosis kesulitan belajar.
5.         Untuk upaya mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa.
C.      Ruang Lingkup
Berhubung luasnya cakupan diagnosis kesulitan belajar siswa, maka tidak memungkinkan untuk dibahas saat ini seluruhnya. Oleh karena itu, pada saat ini, laporan ini dibatasi yaitu khususnya tentang :
1.         Pengertian diagnosis kesulitan belajar.
2.         Gejala dan ciri kesulitan belajar.
3.         Latar belakang timbulnya kesulitan belajar.
4.         Tujuan pelaksanaan kegiatan diagnosis kesulitan belajar.
5.         Upaya mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa.
BAB II
DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR

A.      Pengertian Diagnosis Kesulitan Belajar
Menurut Sunarta (1985: 7) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kesulitan belajar adalah “kesulitan yag dialami oleh siswa dalam kegiatan belajarnya, sehingga berakibat prestasi belajarnya rendah dan perubahan tingkahlaku yang terjadi tidak sesuai dengan partisipasi yang diperoleh sebagaimana teman-teman kelasnya. Sementara itu Siti Mardiyanti dkk. (1994: 4- 5) menganggap kesulitan belajar sebagai suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan tersebut mungkin disadari atau tidak disadari oleh yang bersangkutan, mungkin bersifat psikologis, sosiologis, ataupun fisiologis dalam proses belajarnya.
Dari penjelasan di atas, dapat penulis simpulkan bahwa kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dimana terdapat suatu jarak antara prestasi akademik yang diharapkan dengan yang diperoleh yang ditandai oleh adanya hambatan tertentu baik bersifat psikologis, sosiologis maupun fisiologis dalam proses belajar.
Diagnosis merupakan istilah yang diadopsi dari bidang medis. Menurut Abin S.M. (2002 : 307), diagnosis dapat diartikan sebagai :
1.         Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit (weakness, disease) apa yang dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai gejala-gejalanya (symtoms).
2.         Studi yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial.
3.         Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang saksama atas gejala-gejala atau fakta-fakta tentang suatu hal.
Dari penjelasan di atas, dapat penulis buat suatu kesimpulan bahwa Diagnosis Kesulitan Belajar merupakan suatu prosedur dalam memecahkan kesulitan belajar dengan mengidentifikasi jenis dan karakteristiknya, serta latar belakang dari suatu kelemahan tertentu, serta mengimplikasikan suatu upaya untuk meramalkan kemungkinan dan menyarankan tindakan pemecahannya.

B.       Gejala dan Ciri Kesulitan Belajar
1.         Gejala kesulitan belajar
Kesulitan atau masalah belajar dapat dikenal berdasarkan gejala yang dimanifestasikan dalam berbagai bentuk perilaku, baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Menurut Warkitri dkk. (1990), individu yang mengalami kesulitan belajar menunjukkan gejala sebagai berikut:
a.         Hasil belajar yang dicapai rendah dibawah rata-rata kelompoknya.
b.        Hasil belajar yang dicapai sekarang lebih rendah dibanding sebelumnya.
c.         Hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan.
d.        Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar.
e.         Menunjukkan sikap yang kurang wajar, misalnya masa bodoh dengan proses belajar dan pembelajaran, dan mendapat nilai kurang baik.
f.         Menunjukkan perilaku yang menyimpang dari norma, misalnya membolos, pulang sebelum waktunya.
g.        Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, misalnya mudah tersinggung, suka menyendiri, bertindak agresif.
Dari kutipan di atas, dapat dibuat sebuah kesimpulan bahwa gejala-gejala yang menunjukkan individu mengalami kesulitan belajar, yaitu:
a.         Hasil belajar yang dicapai berada dibawah rata-rata kelas, lebih rendah dari hasil belajar sebelumnya, serta tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan.
b.        Individu lambat dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah yang diberikan oleh guru.
c.         Menunjukkan sikap yang masa bodoh, sering bolos ataupun tidak masuk sekolah, serta mudah tersinggung dan menyendiri.

2.         Ciri kesulitan belajar
Adapun ciri-ciri kesulitan belajar yang dialami oleh siswa seperti berikut ini (Mutiara Endah; 2010, http://mutiaraendah.wordpress.com):
a.         Gangguan persepsi visual:
1)        Melihat huruf/angka dengan posisi yang berbeda dari yang tertulis, sehingga seringkali terbalik dalam menuliskan kembali.
2)        Sering tertinggal huruf dalam menulis.
3)        Menuliskan kata dengan urutan yang salah misalnya ibu jadi ubi
4)        Sulit memahami kanan dan kiri.
5)        Bingung membedakan antara obyek dengan latar belakang.
6)        Sulit mengkoordinasi antara mata (penglihatan) dengan tindakan (tangan, kaki, dan lain-lain).
b.        Gangguan persepsi auditori
1)        Sulit membedakan bunyi: menangkap secara berbeda apa yang didengarnya.
2)        Sulit memahami perintah terutama perintah yang diberikan dalam jumlah banyak dan kalimat yang panjang.
3)        Bingung dan kacau dengan bunyi yang datang dari berbagai penjuru sehingga sulit mengikuti diskusi karena saat mencoba mendengar sebuah informasi sudah mendapatkan gangguan dari suara lain di sekitarnya.
c.         Gangguan bahasa
1)        Sulit menangkap dan memahami kalimat yang dikatakan kepadanya.
2)        Sulit mengkoordinasikan/mengatakan apa yang sedang dipikirkan.
d.        Gangguan persepsi –motorik
1)        Kesulitan motorik halus (sulit mewarnai, menggunting, melipat, menempel, menulis rapi, memotong, dan lain-lain).
2)        Memiliki masalah dalam koordinasi dan disorientasi yang mengakibatkan canggung dan kaku dalam geraknya.
e.         Hiperaktivitas
1)        Sukar mengontrol aktivitas motorik dan selalu bergerak/menggerakkan sesuatu (tidak bisa diam).
2)        Berpindah-pindah dari satu tugas ke tugas berikutnya tanpa menyelesaikan terlebih dahulu.
3)        Impulsif.
f.         Kacau (distractibility)
1)        Tidak dapat membedakan stimulus yang penting dan tidak penting.
2)        Tidak teratur, karena tidak memiliki urutan-urutan dalam proses berpikir.
3)        Perhatiannya sering berbeda dengan apa yang sedang dikerjakan (melamun/berhayal saat belajar di kelas).
Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa ciri-ciri kesulitan belajar yang dialami oleh siswa, yaitu:
                       a.          Dilihat dari pesepsi visualnya, ciri-ciri kesulitan belajar yang dialami oleh siswa seperti pada saat menulis, siswa sering menulis dengan salah satu huruf yang tertinggal atau tidak lengkap.
                       b.          Dilihat dari persepsi auditori, ciri-cirinya seperti siswa sulit memahami perintah yang disampaikan oleh guru.
                       c.          Dilihat dari segi bahasa, cirinya seperti siswa sulit memahami kalimat yang disampaikn kepadanya serta sulit mengungkapkan apa yang sedang dipikirkannya.

C.      Latar Belakang Timbulnya Kesulitan Belajar
Menurut Burton, sebagaimana dikutip oleh Abin S.M. (2002 : 325-326), faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar individu dapat berupa faktor internal, yaitu yang berasal dari dalam diri yang bersangkutan, dan faktor eksternal, adalah faktor yang berasal dari luar diri yang bersangkutan.
1.         Faktor Internal
Yang dimaksud dengan faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor kejiwaan dan faktor kejasmanian.
a.         Faktor kejiwaan, antara lain :
1)        Minat terhadap mata pelajaran kurang
2)        Motif belajar rendah
3)        Rasa percaya diri kurang
4)        Disiplin pribadi rendah
5)        Sering meremehkan persoalan
6)        Sering mengalami konflik psikis
7)        Integritas kepribadian lemah.
b.        Faktor kejasmanian, antara lain :
1)        Keadaan fisik lemah (mudah terserang penyakit)
2)        Adanya penyakit yang sulit atau tidak dapat disembuhkan
3)        Adanya gangguan pada fungsi indera
4)        Kelelahan secara fisik.
2.         Faktor Eksternal
Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah faktor yang berada atau berasal dari luar peserta didik. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua : faktor instrumental dan faktor lingkungan.
a.         Faktor instrumental
Faktor-faktor instrumental yang dapat menyebabkan kesulitan belajar mahasiswa antara lain :
1)        Kemampuan profesional dan kepribadian dosen yang tidak memadai.
2)        Kurikulum yang terlalu berat bagi pesert didik.
3)        Program belajar dan pembelajaran yang tidak tersusun dengan baik.
4)        Fasilitas belajar dan pembelajaran yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
b.        Faktor lingkungan
Faktor lingkungan meliputi lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Penyebab kesulitan belajar yang berupa faktor lingkungan antara lain :
1)        Disintegrasi atau disharmonisasi keluarga.
2)        Lingkungan sosial sekolah yang tidak kondusif.
3)        Teman-teman bergaul yang tidak baik.
4)        Lokasi kampus yang tidak atau kurang cocok untuk pendidikan.
Dari berbagai faktor yang melatarbelakangi timbulnya kesulitan belajar siswa, penulis berpendapat bahwa faktor yang melatarbelakangi tersebut, yaitu:
1.         Faktor internal
Faktor internal ini berasal dari dalam diri individu atau siswa itu sendiri. Faktor internal ini seperti :
                            a.          Inteligensi siswa
                           b.          Minat belajar siswa
                            c.          Kesehatan siswa
                           d.          Gizi siswa.
2.         Faktor eksternal
Faktor eksternal ini berasal dari luar diri individu seperti lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan tempat tinggal, teman sebaya, serta fasilitas belajar baik itu di sekolah maupun di rumah. Di lingkungan keluarga seperti bagaimana kondisi dalam keluarga, posisi siswa dalam keluarga. Di lingkungan sekolah seperti bagaimana perhatian guru terhadap siswa. Selain itu, kelengkapan fasilitas belajar juga dapat mempengaruhi kegiatan belajar siswa, kemudian suasana saat peserta didik belajar juga sangat berpengaruh pada minat belajar peserta  didik.

D.      Tujuan Pelaksanaan Kegiatan Diagnosis Kesulitan Belajar
Ramdhani (http://feyra-gokil.blogspot.com) menjelaskan bahwa setiap kegiatan yang dilakukan mempunyai tujuan yang baik yang ingin dicapai, dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung, begitu pula dengan kegiatan ini. Pelaksanaan kegiatan Diagnosis Kesulitan Belajar melibatkan guru dan siswa, maka tujuan yang ingin dicapai juga berbeda antara guru dan siswa.
1.         Siswa
Tujuan yang hendak dicapai setelah pelaksanaan kegiatan diagnosis kesulitan belajar ini bagi siswa adalah :
                            a.          Siswa memahami dan mengetahui kekeliruannya.
                           b.          Siswa memperbaiki kesalahannya.
                            c.          Siswa dapat memilih cara atau metode untuk memperbaiki kesalahannya.
                           d.          Siswa dapat menguasai pelajaran dengan baik.
                            e.          Siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
2.         Guru
Adapun tujuan pelaksanaan kegiatan Diagnosis Kesulitan Belajar bagi Guru adalah :
                            a.          Guru mengetahui kelemahan dalam proses belajar-mengajar.
                           b.          Guru dapat memperbaiki kelemahannya tersebut.
                            c.          Guru dapat memberikan layanan yang optimal kepada siswa sesuai dengan keadaan diri siswa perkembangannya siswa dapat terlaksana dengan baik.
Dari kutipan di atas, penulis menyimpulkan bahwa tujuan pelaksanaan kegiatan diagnosis adalah agar guru, peserta didik dan orang tua peserta didik dapat:
1.         Mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh peserta didik.
2.         Membantu memperbaiki kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh peserta  didik dengan adanya kerjasama antara pihak sekolah, peserta didik dan keluarga.
3.         Membantu pesert didik agar dapat menguasai pelajaran yang sulit baginya, serta mempermudah guru dalam menentukan layanan apa yang sesuai dengan kesulitan yang dialami oleh peserta didik.

E.       Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar yang Dialami Siswa
Menurut Etty Kartikawati dan Willem Lusikooy (1993/1994), langkah-langkah diagnostik terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu:
1.         Identifikasi kasus
a.         Tujuannya : untuk mencari dan menemukan di antara siswa-siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar yang serius dan yang memerlukan bantuan.
b.        Tekniknya : dengan memanfaatkna catatan atau rekaman tentang hal ikhwal yang menyangkut kegiatan belajarnya untuk dianalisis.
c.         Prosedurnya : mengumpulkan nilai-nilai dar seluruh bidang studi dalam satu kelas untuk:
1)        Dihitung bagaimana rata-rata bagi setiap guru.
2)        Kemudian dihitung nilai rata-rata seluruh siswa di kelas itu.
3)        Lalu buat grafik untuk mengetahui posisi siswa dalam kelas berdasarkan nilai rata-rata itu.
4)        Setelah itu, dapatlah diketahui bahwa ada siswa yang nilai rata-ratanya berada di bawah rata-rata umum kelas, ditandai sebagai siswa yang berprestasi rendah dan ia tentu mengalami kesulitan belajar.
5)        Pada akhirnya ditetapkan siswa-siswa yang paling banyak mengalami kesulitan belajar adalah mereka yang mengalami nilai rata-ratanya di bawah rata-rata nilai umum kelas, misalkan nilai-nilai yang paling rendah adalah bidang studi Bahasa Indonesia dan Matematika.
2.         Melakukan diagnosis
a.         Tujuan : mengetahui secara tepat lokasi kesulitan belajar tersebut dalam bidng studi apa saja. Juga untuk mengetahui secara pasti jenis kesulitan yang dialami serta enemukan latar belakang apakah yang menyebabkan timbulnya kesulitan.
b.        Teknik : melakukan analisis documenter, melakukan wawancara, melakukan observasi (pengamatan), melakukan tes dalam berbagai jenisnya, melakukan pengukuran dengan teknik sosiometri.
c.         Prosedurnya :
1)        Menyusun rata-rata nilai dari nilai bidang studi.
2)        Membuat grafik tentang kedudukan siswa yang mengalami kedulitan belajar dalam bidang studi tersebut.
3)        Kemudian menetapkan tempat(elokasi) dalam bidang studi apa saja bagi siswa tersebut, mengalami kesulitan belajar, hal ini dapat pula dibantu oleh rapor dan hasil ulangan.
4)        Kemudian menetapkan siswa mana yang mendapat prioritas pelayanan karena paling banyak menemui kesulitan belajar.
d.        Menetapkan jenis dan macam kesulitan yang dihadapi siswa dengan cara:
1)        Menganalisis hasil pekerjaan siswa dalam bidang studi tertentu yang diduga menimbulkan kesulitan kepadanya.
2)        Guru bidang studi yang bersangkutan diwawancarai.
3)        Iswa yang bersangkutan diwawancarai.
4)        Melakukan tes (psikotest atau  diagnostic tes).
e.     Berusaha mengungkapkan latar belakang kesulitan, dengan cara-cara:
1)        Menganalisis dokumen-dokumen tentang data siswa yang bersangkutan yang mencakup: indentitas pribadi, riwayat pendidikan, prestasi belajar, latar belakang kehidupan keluarga, bakat dan minatnya, kecerdasan, cita-citanya, pribadi serta lingkungannya (social dan kulturalnya), kesehataa, kegemaran (hobby).
2)        Melakukan wawancara dengan siswa,orang tua siswa yang bersangkutan, dan seterusnya.
3)        Melakukan pengukuran dimensi hubungan sosialnya dengan sosiometri.
4)        Melakukan pengamatan (observasi) terhadap siswa yang bersangkutan pada waktu belajar.
3.         Melakukan prognosis
a.         Tujuan : untuk menetapkan macan dan teknik pemberian bantuan yang sesuai dengan corak kesulitan yang dihadapi siswa.
b.        Prosedur :
1)        Bila siswa menemukan kesulitan disebabkan oleh latar belakang pribadi, maka hendaknya diberikan bantuan melalui konseling.
2)        Bila disebabkan oleh gangguan mental, nervus, gangguan kesehatan jasmani dan sebagainya, maka hendaknya dilimpahkan kepada dokter ahli yang bersangkutan.
3)        Bila berlatar belakang pada sikap social, maka perlu diberi bantuan dengan menggunakan bimbingan kelompok, karena dengan cara ini siswa akan dilatih kembali untuk bersikap social yang memungkinkan ia dapat melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan, juga dengan memberikan tugas kegiatan tertentu yang membawanya kea rah hidup saling membantu, maka siswa yang bersangkutan akan terpupuk rasa sosialnya.
4.         Melakukan langkah pemberian bantuan
a.         Tujuan : untuk memberikan bantuan kepada siswa yang bersangkutan agar mampu mengatasi kesulitan belajar yang dialami dengan kemampuan sendiri sehingga dapat mencapai hasil yang optimal serta dapat bersikap menyesuaikan diri yang sehat.
b.        Teknik : memilih salah satu teknik pemberian bantuan yang telah dipilih yang meliputi:
1)        Remedial Teaching : memberikan pelajaran tambahan berupa kursus-kursus (private less) dan cara lain tentang bidang studi yang lemah, dengan tujuan agar kelemahan tersebut bagi siswa yang bersangkutan dapat ditingkatkan kemajuannya (disembuhkan).
2)        Memberi konseling kepada siswa yang bersangkutan tentang hal-hal yang menghambat kemajuan belajarnya,
3)        Melakukan bimbingan kelompok terhadap siswa yang dihambat oleh sikap sosialnya yang kurang dapat menyesuaikan diri dalam pergaulan.
4)        Melakukan perlimpahan (referral) kepada ahli lain di bidangnya.


5.         Melakukan tindak lanjut (follow up servise)
a.         Tujuan : untuk mengetahui sejauhmana hasil pemberian bantuan tersebut yang telah diberikan kepada siswa dalam rangka memperbaiki kegiatan belajarnya lebih lanjut.
b.        Teknik : dengan melakukan tes kemajuan belajar atau psikotes atau dengan memberikan wawancara kepada siswa yang ebrsangkutan tentang kemajuan belajarnya dalam bidang studi tertentu, ditambah lagi dengan melakukan analisis dokumen seperti hasil ulangan, hasil tes. Juga mengadakan observasi (pengamatan) tentang sejauh mana perubahan tingkah laku siswa dalam melakukan kegiatan belajar lebih lanjut.
c.         Prosedur:
1)        Mengetes siswa dalam bidang studi yang semula mengalami hambatan.
2)        Mewawancarai siswa tentang sikap dan penderitaannya mengenai kesulitan-kesulitan yang dirasakan.
3)        Mewawancarai guru bidang studi yang bersangkutan tentang perubahan yang terjadi pada siswa yang bersangkutan, dan juga melakukan wawancara dengan orang tua atau siswa tentang kemajuan belajarnya di rumah dan seterusnya.
4)        Menganalisis tentang informasi dan hasil belajar siswa yang bersangkutan.
5)        Melakukan pengamatan (observasi) kegiatan belajar siswa yang bersangkutan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Penjelasan dari beberapa ahli di atas dapat penulis simpulkan bahwa upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik, yaitu:
1.         Mengidentifikasi peserta didk yang mengalami kesulitan belajar.
2.         Mengidentifikasi jenis kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik.
3.         Mengungkap faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kesulitan belajar pada peserta didik tersebut.
4.         Merencanakan suatu tindakan bantuan yang dibutuhkan oleh peserta didik berdasarkan hasil pengungkapan factor penyebab kesulitan belajar tersebut.
5.         Melaksanakan pemberian bantuan kepada peserta didik dengn memberikan pelajaran tambahan kepada peserta didik.
6.         Memberikan tindak lanjut, bagaimana hasil yang didapatkan setelah diberikan bantuan.







BAB III
PELAKSANAAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR

A.      Identifikasi Siswa
Dalam observasi ini penulis memilih salah satu siswa kelas V sebagai klien karena penulis mengamati siswa tersebut  dalam hasil ujian mid semester mendapatkan nilai jelek dan juga pada proses belajar mengajar sikapnya kurang baik terhadap materi pelajaran, terkadang banyak bicara  di dalam kelas, terlihat kurang konsentrasi. Selain pengamatan dari penulis hasil informasi dari wali kelas dan kepala sekolah dan wawancara dengan klien juga memberikan informasi yang sama dengan pengamatan penulis. Dan berbagai informasi tersebut penulis mendapat kesimpulan bahwa siswa tersebut kesulitan dalam menerima pelajaran, motivasi belajarnya rendah, tidak semangat dalam belajar.
Berikut hasil pengumpulan data yang berhubungan dengan pribadi klien:
1.         Identitas siswa
Nama siswa               : Dara Firmai
TTL                           : Padang / 27 Mei 2002
Jenis Kelamin            : Perempuan
Agama                      : Islam
Alamat                      : Lolo Gunung Sarik
Sekolah                     : SD Negeri No. 29 Gunung Sarik
Kelas                         : V
Jumlah saudara         : 3 Orang
Anak ke                    : 1 (pertama)
Tinggal bersama        : Nenek
2.         Nama orang tua       
Ayah                         : Firman Rusli
Umur                         : 35 Tahun
Agama                      : Islam
Pekerjaan                  : Sales
Pendidikan terakhir  : SMA
Ibu                            : Yetmarwarni
Pekerjaan                  : Rumah tangga
3.      Wali kelas                 : Gusmaini, S.Pd
4.      Kepala Sekolah         : Yusmi, M.Pd

B.       Melokalisasi Letak dan Jenis Kesulitan Belajar
Melokalisasi letak kesulitan belajar, maksudnya adalah menentukan kesulitan dalam mata pelajaran, pokok bahasan dan sub pokok bahasan  mana yang tidak mengerti oleh siswa.
Dan dalam hal ini, siswa yang penulis observasi mengalami kesulitan dalam meyerap pelajaran yang disampaikan oleh guru. Kesulitan itu tidak hanya dalam satu mata pelajaran melainkan hampir seluruh mata pelajaran. Kesulitan belajar yang dialami siswa ini dapat kita sebut dengan slow linear (lambat dalam belajar).
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat dari hasil nilai MID Semester siswa yaitu sebagai berikut:
No.
Mata pelajaran
KKM
Nilai
1.
Agama
75
44,0
2.
PKN
75
59,0
3.
B. Ind
75
31,0
4.
MTK
75
33,0
5.
IPA
75
33,0
6.
IPS
75
44,0
7.
BAM
75
63,0

C.      Melokalisasi Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Dalam melokalisasi faktor penyebab kesulitan belajar siswa dapat dilakukan dengan cara menggunakan berbagai instrument seperti wawancara, membagikan angket, sosiometri, dan observasi.
Pengungkapan yang dilakukan dengan mengunakan berbagai instrument tujuannya adalah agar dapat melihat dan mengetahui apakah siswa mengalami kesulitan belajar itu berasal dari faktor dari dalam diri sendiri atau dari luar diri sendiri.
Setelah melakukan berbagai instrumen dalam mengungkap faktor penyebab kesulitan belajar siswa, maka faktor peneyebab kesulitan belajar siswa adalah sebagai berikut:
1.    Faktor internal
                       a.          Kelemahan intelegensi; minat, bakat, motivasi, sikap dan kebiasaan belajar.
                       b.          Diri pribadi; sering tidak makan pagi, penakut, pemalu, dan penggugup.
2.    Faktor eksternal
a.         Keadaan hubungan keluarga; dirumah sering tidak senang, dirumah merasa tidak disayangi, dan dirumah tidak dapat belajar karena membantu orang tua.
b.         Hubungan sosial; kekurangan teman bermain, sering diejek kawan.
c.         Pendidikan dan pembelajaran; termasuk anak yang kurang pandai, takut akan ada ulangan atau ujian, memerlukan bantuan dalam belajar, mengalami kesukaran dalam bidang matematika, tidak menyukai satu mata pelajaran, tulisan jelek, takut akan tinggal kelas, nilai banyak yang buruk, sering tidak masuk sekolah, di dalam kelas sering merasa mengantuk, takut berbicara di depan umum, sering tidak mengerti yang diterangkan guru, pelupa, sering melalaikan pelajaran, malas mengulang pelajaran, dan kekurang alat pelajaran.

D.      Menetapkan Kemungkinan Bantuan yang Diberikan
Setelah didentifikasi faktor penyebab letak kesulitan belajar siswa, maka dapat ditentukan perkiraan bantuan yang akan diberikan kepada siswa, yaitu dengan melakukan pengajaran perbaikan satu kali atau dua kali dalam seminggu untuk materi pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa yaitu berupa:
1.         Mengajarkan kembali materi yang belum dimengerti atau dikuasai oleh siswa.
2.         Memberikan latihan kepada siswa mengenai latihan kepada siswa mengenai materi yang telah diajarkan.
Selanjutnya memberikan informasi kepada :
1.         Siswa : tentang bagaimana cara belajar yang baik, tentang bagaimana pentingnya mengulang pelajaran dirumah, bagaimana pentingnya membaca buku karena semua jawaban atas tugas dan PR yang diberikan oleh guru ada didalam buku, tentang pentingnya keseriusan belajar didalam kelas, serta yang paling penting adalah rajin beribadah kepada Allah SWT, karena kunci keberhasilan itu adalah berusaha, berdoa, dan bertawakal. Selain itu memberikan memberikan motivasi/ penguatan kepada siswa tentang kemampuan yang dimilikinya sudah bagus, hanya saja perlu latihan dan belajar dengan teratur, sehingga anak menjadi bersemangat dalam belajar.
2.         Orang tua : Menginformasikan mengenai pentingnya meningkatkan perhatian terhadap belajar anak dan memberikan informasi bahwa orang tua sangat berperan penting bagi perkembangan anak dalam belajar, karena pendidikan yang pertama dan yang paling utama bagi anak adalah dalam lingkungan keluarga. Selain itu juga memberikan pemahaman kepada orang tua mengenai cara menyikapi anak dalam upaya meningkatkan hasil belajar yang dialami oleh siswa.
3.         Guru Kelas : memberikan informasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa.



E.       Pelaksanaan Bantuan
Bantuan yang telah diberikan adalah :
1.         Kepada siswa
                            a.          Melakukan pengajaran perbaikan dengan mengajarkan kembali materi yang kurang/tidak dipahami oleh kedua siswa.
                           b.          Memberikan latihan kepada siswa mengenai materi yang telah diajarkan kembali. Penulis telah membuat RPP (Rancangan pelaksanaan pembelajaran) mengenai materi yang telah diajarkan tersebut.
                            c.          Memberikan informasi kepada siswa tentang bagaimana cara yang baik seperti waktu belajar yang efektif.
                           d.          Memberikan informasi mengenai pentingnya mengulang pelajaran dirumah agar materi yang diterangkan oleh guru dapat diserap dan di ingat selalu. 
                            e.          Memberikan informasi kepada siswa akan pentingnya belajar dengan serius di dalam kelas agar materi yang diberikan oleh guru dapat diserap dengan baik.
2.         Kepada orang tua siswa yaitu memberikan informasi kepada orang tua siswa agar lebih mengontrol lagi anaknya dalam belajar dan selalu mengingatkan anak untuk belajar dengan teratur dirumah, memberikan motivasi dan dorongan kepada anak agar anak selalu bersemangat dalam belajar karena sebenarnya anak ini memiliki kemampuan dan motivasi yang bagus apabila dia diberikan semangat, dukungan, dan sokongan terutama dari orang tuannya, dan menciptakan suasana yang tenang dalam belajar
3.         Kepada guru kelas yaitu memberikan informasi  tentang letak kesulitan belajar siswa, pada pokok materi mana siswa mengalami kesulitan dalam belajar.

F.       Evaluasi dan Tindak Lanjut
1.    Evaluasi
                       a.     Siswa : setelah diberikan pengajaran perbaikan dan informasi tentang bagaimana belajar yang baik, anak mulai memperhatikan pelajaran yang diajarkan dan mulai mengerjakan tugas dengan benar.
                       b.     Orang tua : orang tua mulai mengubah sikap pada anaknya lebih mengontrol dan memperhatikan anaknya terutama dalam belajar.
                       c.     Guru kelas : guru kelas lebih memperhatikan siswa dalam belajar dengan memberikan penjelasan ketempat duduk siswa ketika siswa tidak mengerti dengan materi yang dijelaskan.
2.    Tindak lanjut
                       a.     Kepada siswa : memberikan penguatan positif  berupa semangat dan dukungan terhadap hasil belajar yang dicapai siswa.
                       b.     Kepada Orang tua : orang tua memperhatikan kebutuhan belajar anaknya, seperti menyuruh anak belajar dengan teratur setiap hari dan lebih memberikan motivasi kepada anaknya agar anak lebih bersemangat dalam belajar.
                       c.     Kepada wali kelas : wali kelas diharapkan lebih memperhatikan kedua siswanya ini dalam belajar sehingga dapat dicapai hasil belajar yang optimal


Baca Juga Yang Lain Di Sini


















BAB IV
PENUTUP


A.      Kesimpulan
Belajar merupakan tugas utama siswa, di samping tugas-tugas yang lain. Keberhasilan dalam belajar bukan hanya diharapkan oleh siswa yang bersangkutan, tetapi juga oleh orang tua, guru, dan juga masyarakat. Tentu saja yang diharapkan bukan hanya berhasil, tetapi berhasil secara optimal. Untuk itu diperlukan persyaratan yang memadai, yaitu persyaratan psikologis, biologis, material, dan lingkungan sosial yang kondusif.
Kesulitan belajar adalah suatu keadaan siswa yang memiliki masalah sehingga tidak bisa belajar sebagaimana mestinya yang berdampak pada keberhasilan belajar. Dan keberhasilan belajar siswa itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal (yang bersumber dari dalam diri sendiri) maupun eksternal (yang bersumber dari luar atau lingkungan).

B.       Saran
Dalam penulisan laporan ini penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan oleh sebab itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan guna perbaikan pada masa mendatang. Saya mengharapkan laporan ini dapat bermanfaat bagi saya atau pihak lain yang membacanya.


Baca Juga yang Lain di Sini 


 
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abin, S.M. 2002. Psikologi Pendidikan : Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.


Siti Mardiyati.1994. Layanan Bimbingan Belajar. Surakarta : Penerbit UNS.
Sunarta, Kelut. 2006. Verba Derivasional Bahasa Bolaang Mangandow. Denpasar: Program Pascasarjana Universitas Udayana.

Warkitri. 1990. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar. Jakarta : Karunika.

0 komentar:

Post a Comment