KONSELING PSIKOANALISIS KLASIK (KOPSAK)
1. Pengantar Konseling Psikoanalisis
Klasik
Konseling
psikoanalisis merupakan model konseling pertama yang diangkat dari pandangan
psikologi dalam Sigmun Freud. Psikoanalisis terdiri dari dua kata yaitu psiko
dan analisis. Psiko secara etimologis artinya psikis atau disebut juga dengan
jiwa. Psikoanalisis dapat diartikan dengan analisa jiwa.
Freud
(K. Bertens, 1979), membedakan arti psikoanalisa menjadi tiga, yaitu:
a.
“Psikoanalisis”, dipakai untuk
menunjukkan suatu metode penelitian terhadap proses-proses psikis seperti mimpi
yang sebelumnya tidak dijangkau oleh penelitian-penelitian ilmiah.
b.
Istilah ini ditunjukkan juga pada
suatu teknik untuk mengobati gangguan psikis yang dialami oleh klien-klien yang
neurotis.
c.
Istilah yang sama dipakai pula
dalam arti lebih luas lagi untuk menunjukkan seluruh pengetahuan psikologis
yang diperoleh melalui metode dan teknik di atas.
2. Asumsi tentang Manusia
Pandangan tentang manusia dalam
pendekatan-pendekatan konseling oleh Sugiharto adalah :
a.
Manusia cenderung
pesimistik, deterministik, mekanistik dan reduksionistik.
b. Manusia dideterminasi oleh kekuatan-kekuatn irasional, motivasi-motivasi tidak sadar,
kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan
biologis dan naluriah oleh peristiwaperistiwa psikoseksual
yang terjadi pada masa lalu dari kehidupannya.
c.
Tingkah laku manusia :
·
Ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan biologis dan insting-instingnya
·
Dikendalikan oleh pengalaman-pengalaman masa lampau dan
ditentutkan oleh faktor-faktor interpersonal dan
intrapsikis.
Model konseling Psikoanalisis
Klasik memandang tingkah laku manusia didasarkan tiga ansumsi dasar yang dapat
mempengaruhi perkembangan pribadi manusia, yaitu :
a.
Lima tahun pertama merupakan saat
yang menentukan perkembangan manusia
Jika pada masa balita itu anak memperoleh
perilakuan yang kurang baik dan tidak menyenangkan dari orang tua atau dari
orang dewasa lainnya maka akan dapat menghambat perkembangan fisik dan
psikisnya setelah dia mencapai dewasa. Lebih jauh trauma psikis masa
kanak-kanak ini dapat menjadi bibit yang menimbulkan konflik atau tingkah laku
neurotis.
b.
Dorongan seksual merupakan kunci
dalam menentukan tingkah laku individu.
Setiap tingkah laku itu didasari oleh
dorongna seksual. Dorongan seksual yang dimaksud bukanlah khusus hubungan sek
(dalam arti senggema), namun dalam arti yang lebih luas, yaitu dorongan untuk
menampilkan kepriaan atau kewanitaan
c.
Tingkah laku individu banyak
dikontrol oleh faktor ketidaksadaran.
Misalnya dengan cara seseorang berbicara, cara
duduk, cara berjalan dan kebiasaan-kebiasaan lainnya yang mungkin tingkah laku
tersebut diperolehnya dari orang tua atau nenek moyangnya di masa lalu.
3. Stuktur kepribadian
a. Id
Id adalah
lapisan psikis yang paling besar atau dapat dikatakn dorongan dari dalam diri
individu berupa kebutuhan-kebutuhan, keinginan dan kehendak. Dalam id terdapat
naluri-naluri dalam bentuk dorongan seksual, sikap agtresig dan keinginan yang
direpresi.
b. Ego
Ego merupakan
perantara (mediator) antara Id dengan lingkungan. Kegiatannya mengarahkan Id
untuk memperoleh sesuatu dalam pemenuhan kebutuhannya. Aktifitas ego bersifat
sadar, pra-sadar dan tidak sadar. Ego bersifat sadar contohnya adalah persepsi
lahiriah dan persepsi bathiniah. Contoh aktifitas pra-sadar dapat dikemukakan
seperti fungsi ingatan. Aktifitas tak sadar dijalankan dengan mekanisme
pertahanan diri (defence mechanism). Ego dikuasai oleh prinsip realitas, dalam
arti ego lebih menekankan bagaimana sesuatu yang dibutuhkan dapat terpenuhi
dalam dunia nyata. Dalam perwujudannya, prinsip realitas ini tidak boleh
dianggap bertentangan dengan prinsip kesenangan yang disesuaikan dengan
kenyataan.
c.
Super Ego
Super Ego
merupakan rambu-rambu yang menjadi petunjuk individu bertingkah laku dalam
usaha memenuhi kebutuhan Id-nya. Super Ego berfungsi untuk menentukan apakah
sesuatu itu susila atau tidak, pantas atau tidak pantas, benar atau salah, dan
dengan berpedoman kepada isi pribadi akan dapat bertingkah laku sesuai dengan
moral-moral yang berlaku di masyarakat.
Super Ego berfungsi melalui
hubungan dengan ketiga unsur kepribadian yaitu dengan cara:
a.
Merintangi impuls-impuls Id,
terutama impuls seksual dan agresif yang pernyataannya sangat ditentang oleh
masyarakat.
b.
Mendorong Ego untuk lebih
mengejar hal-hal yang bersifat moralistis daripada yang realistis.
c.
Mengejar kesempurnaan.
4. Perkembangan Kepribadian Salah Suai
Sumber Kepribadian yang salah
suai menurut Hansen JC Stevic RR dan Warner (1977) membagi atas dua yaitu :
a.
Ketidaksesuaian dan
ketidakefektifan anatara kerja Id, Ego dan Super Ego.
b.
Proses belajar pada masa
kanak-kanak yang tidak sesuai atau tidak benar.
Akibat dari
ketidakefektifan anatara kerja Id, Ego dan Super Ego ini akan menimbulkan
kecemasan pada diri individu, karena mungkin ada yang direpresi, dan yang
direpresi itu setiap kali ingin muncul ke dalam kesadaran. Orang yang insompia,
selalu cemas dan phobia, lebih banyak disebabkan unsur egonya tidak berjalan
dengan baik.
Proses belajar
pada masa kanak-kanak yang tidak sesuai atau tidak benar, misalnya anak terlalu
banyak mendapat tekanan atau diindoktrinasi dengan nilai-nilai yang amat kaku,
dapat mempengaruhi perkemabangan kepribadian, karena hal demikian menimbulkan
konflik-konflik dalam diri sendiri.
5. Tujuan Konseling dan Teknik Konseling
a. Tujuan
konseling
Tujuan konseling pendekatan Psikoanalaisis Klasik
adalah menjadikan hal-hal yang tidak disadari klien menjadi disadarinya. Tujuan
itu dicapai dengan membuat konflik-konflik yang tidak dapat disadari menjadi
disadari dan dengan menguji dan menjajaki materi yang bersifat intra psikis.
Dalam hal ini konselor membantu klien menghidupkan kembali
pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak dini dengan menembus konflik-konflik
yang direpresi. Setelah pengungkapan materi yang tidak disadari dan mengganggu
itu, kemudian konselor berusaha merasionalkan kesan-kesan itu, sehingga klien
menyadari bahwa kesan yang dibawanya tersebut tidaklah sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya.
Strategi pokok dari konseling Psikoanalisis Klasik ini adalah “khataris”,
yaitu usaha melepaskan kesan-kesan yang selalu mendesak dari bawah sadar klien,
yang selama ini tidak bisa dilepaskan atau selalu direpresi. Pelepasan
kesan-kesan tersebut akan dapat membantu suasana perasaan klien menjadi lega.
Untuk itu suasana yang bebas ancaman amat diperlukan dalam kegiatan konseling.
Tujuan konseling dalam
pendekatan-pendekatan konseling adalah :
Membantu klien untuk membentuk
kembali struktur karakternya dengan menjadikan hal-hal yang tidak disadari
menjadi disadari oleh klien.l
Secara
spesifik :
a.
Membawa klien dari
dorongan-dorongan yang ditekan (ketidaksadaran) yang mengakibatkan kecemasan
kearah perkembangan kesadaran intelektual.
b.
Menghidupkan kembali
masa lalu klien dengan menembus konflik yang direpres.
c.
Memberikan kesempatan
kepada klien untuk menghadapi situasi yang selama ini ia gagal mengatasinya.
b.
Teknik konseling
· Assosiasi Bebas
Merupakan alat untuk
mengungkapkan bahan-bahan yang terdesak atau yang berada dalam ketidaksadaran
klien. Melalui asosiasi bebas, dapat dipanggil kembali pengalaman-pengalaman
masa lampau dan pelepasan emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi traumatik
di masa lampau. Pelepasan emosi-emosi yang tertahan selama ini disebut juga
dengan “katarsis”.
Cara melakukan asosiasi bebas ini
misalnya dengan mempersilahkan klien untuk tidur berbaring, kemudian mengajak
klien dan memberikan kesempatan sebebas-bebasnya untuk menceritakan tentang apa
saja yang dirasakan atau yang dialaminya di masa lalu.
· Analisis Mimpi
Bagi Pendekatan Psikoanalisis,
mimpi dianggap penting sebab melalui mimpi dapat diungkapkan kesan-kesan yang
direpresi dan mimpi merupakan pemuasan keinginan-keinginan yang tidak dapat
dicapai dalam kenyataan. Bagi Freud, analisa tentang mimpi membawa banyak
keuntungan, analisa ini dapat meneguhkan hipotesisnya tentang susunan dan
berfungsinya hidup psikis dan karena lewat mimpi dapat dibongkar
ingatan-ingatan dari masa lampau yang tidak mungkin ditemukan lagi dengan cara
lain.
·
Transferensi (pengalihan)
Maksudnya adalah pengalihan objek
perasaan pada orang lain, dalam hal ini klien mengarahkan hal apa yang
dirasakan dan dimauinya pada konselor, yang selama ini tidak dapat
dilakukannya.
Melalui transferensi ini
memungkinkan klien mampu memperoleh pemahaman atas sifat dari fiksasi-fiksasi
dan depresi-depresinya, dan menyajikan pemahaman tentang pengaruh masa lampau
terhadap kehidupannya sekarang.
·
Penafsiran
Ini digunakan oleh konselor agar
klien mampu menggunakan pikiran dan mengfungsikan kembali kerja ego dan super
egonya. Penafsiran dirancang agar klien sedikit demi sedikit dapat menghadapi
kenyataan.
Fungsi penafsiran itu adalah
mendorong ego klien untuk menstimulasikan bahan-bahan baru dan mempercepat
proses penyingkapan bahan tak sadar lebih lanjut. Penafsiran konselor
menyebabkan pemahaman dan tidak terhalangnya bahan-bahan yang tidak disadari
pada pihak klien.
6. Kekuatan dan Kelemahan KOPSAK
Kekuatan yaitu
mampu memberikan rasa percaya diri pada klien, memahami ambang kesadaran dan ketaksadaran,
menjadikan masa lalu pelajaran buat klien.
Kelemahan nya
yaitu terlalu mengutamakan libido, terlalu berasumsi pada masa lampau tanpa
memandang sedikitpun masa depan.
7. Analisis Kasus
Pendekatan
teori KOPSAK sangat cocok digunakan bagi klien yang mengalami kasus
frustasi, rasa tertekan, Phobia dll.
8. Defence Mekanisme
Penyangkalan,
proyeksi, fiksasi, regresi, rasionalisasi, sublimasi, displacement, represi,
formasi reaksi.
v Keterbatasan Pendekatan
·
Pandangan yang terlalu
determistik dinilai terlalu merendahkan martabat kemanusiaan.
·
Terlalu banyak menekankan kepada
masa kanakkanak dan menganggap kehidupan seolah-olah ditentukan oleh masa lalu.
Hal ini memberikan gambaran seolaholah tanggung jawab individu berkurang.
·
Cenderung meminimalkan
rasionalitas.
·
Data penelitian empiris kurang
banyak mendukung system dan konsep psikoanalisis, seperti konsep tentang energi
psikis yang menentukan tingkah laku manusia.
Sumber
:
Taufik. 2002. Model-Model
Konseling. Padang : FIP UNP
Sugiharto. Pendekatan-Pendekatan
Konseling. Universitas Negeri Semarang
0 komentar:
Post a Comment