PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMPN 27 PADANG
Oleh
:
FAUZI
NPM: 11060206
PROGRAM
STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan
salah satu upaya untuk melakukan bimbingan terhadap peserta didik oleh pendidik
untuk menuju kedewasaan peserta didik. Pendidikan juga dilakukan oleh orang tua
terhadap anaknya guna mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Salah
satu tujuan itu antara lain memberi bekal kecerdasan kepada anak untuk
digunakan kelak dalam menjalani hidupnya setelah dewasa.
Di satu pihak pendidikan
mempersiapkan peserta didik untuk menjadi manusia dengan perilaku yang sesuai
dengan nilai, norma dan peraturan yang berlaku di masyarakat. Peserta didik
harus mematuhi falsafah hidup yang dianut oleh bangsa dan negaranya.
Namun demikian tekanan
utama tanggung jawab pendidikan adalah berada dipundaknya para orang tua.
Walaupun pada hakekatnya tanggung jawab pendidikan itu terletak pada
komponen-komponen keluarga, sekolah dan masyarakat, termasuk negara, dalam satu
sistem pendidikan nasional.
Dalam kenyataan nampak
kepada kita, bahwa secara empiris tidak semua orang tua, sebagai penanggung
jawab utama, melakukan kewajibannya sesuai sebagaimana mestinya.
Perhatian orang tua
terhadap anak seharusnya dilakukan secara sengaja, intensif dan terkonsentrasi
dengan penuh rasa kasih sayang dalam pelaksanaannya demi prestasi belajar anak
dan perkembangan kepribadiannya.
Dalam kaitan ini maka
nampak ada kesenjangan antara keharusan orangtua melakukan kewajibannya dengan
kenyataan di dalam praktek secara empiris. Hal ini menjadi menarik perhatian
penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut apakah kendala yang dihadapi
para orang tua dalam menghantarkan anaknya guna mencapai prestasi belajarnya,
baik di rumah maupun di sekolah. Apakah ada pengaruh antara perhatian orangtua
dengan prestasi belajar anak atau siswa.
Oleh karena itulah
penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan hasil penelitian
itu dituangkan dalam bentuk karya tulis dengan judul ”Pengaruh Perhatian
Orangtua Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMPN 27 Padang”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah:
- Sejauhmanakah faktor-faktor perhatian orangtua mempengaruhi prestasi belajar siswa?
- Diantara faktor –faktor pengaruh perhatian orang tua, faktor apakah yang lebih mempengaruhi keberhasilan belajar anak?
- Apakah bentuk perhatian yang dilakukan orang tua dapat mempengaruhi belajar anak?
- Apakah orang tua sudah mengetahui hubungan perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa?
C. Batasan Masalah
Berhubung luasnya cakupan pengaruh yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa, maka berbagai pengaruh tersebut tidak
memungkinkan untuk diteliti saat ini seluruhnya. Oleh karena itu, masalah
penelitian dibatasi pada pengaruh perhatian orangtua terhadap prestasi belajar
siswa, khususnya mengetahui:
1.
Faktor-faktor pengaruh perhatian orangtua terhadap
prestasi belajar siswa.
2.
Faktor apakah yang lebih mempengaruhi keberhasilan
belajar anak.
3.
Bentuk perhatian yang dilakukan orang tua dapat
mempengaruhi belajar anak.
4.
Hubungan perhatian orang tua dengan prestasi belajar
siswa.
Dalam latar belakang telah dijelaskan tentang pengaruh perhatian orangtua terhadap
prestasi belajar siswa. Dari masalah-masalah yang ada dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1.
Apa saja faktor pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi
belajar siswa ?
2.
Apa saja bentuk perhatian orang tua terhadap belajar
siswa?
3.
Bagaimanakah hubungan perhatian orang tua dengan
belajar siswa?
E. Tujuan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini penulis mempunyai tujuan yang hendak
dicapai yaitu :
1.
Mengetahui faktor pengaruh perhatian orangtua terhadap
prestasi belajar siswa.
2.
Mengetahui macam-macam perhatian orangtua terhadap
belajar anak.
3.
Mengetahui bentuk perhatian orang tua terhadap belajar
anak
4.
Mengetahui hubungan perhatian orang tua dengan
prestasi belajar siswa.
F. Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan
penelitian adalah sebagai berikut:
1.
Kegunaan
secara teoritis
a.
Bagi
penulis, dapat menambah pengetahuan tentang pengaruh perhatian belajar anak
oleh orangtua terhadap prestasi belajar.
b.
Bagi
pembaca, dapat menambah wawasan tentang pengaruh perhatian belajar anak oleh
orangtua terhadap prestasi belajar.
2.
Kegunaan
secara praktis
a.
Untuk
mendorong para orangtua agar selalu memperhatikan anak terutama dalam masalah
pengawasan, perhatian, pengontrolan, dan pendidik anak.
b.
Sebagai
pedoman bagi para orangtua agar selalu memperhatikan prestasi belajar anak.
c.
Sebagai
pedoman bagi para orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar anak.
G. Asumsi
Penelitian ini
dilaksanakan berdasarkan asumsi:
1.
Anak
mempunyai prestasi belajar, apabila adanya perhatian dari orang tua.
2.
Perhatian
yang baik dari orangtua, sangat menunjang anak dalam prestasi belajarnya.
3.
Dengan
adanya prestasi belajar diharapkan dapat memperoleh hasil yang baik.
H.
Defenisi Istilah
Untuk menghindari kesalah pahaman bagi pembaca
maka di bawah ini ditegaskan beberapa istilah yang ada pada judul "Pengaruh
perhatian orangtua terhadap prestasi belajar siswa SMPN 27 Padang. Oleh karena itu, disini penulis hanya memberikan
penegasan terhadap istilah-istilah yang dianggap perlu.
a. Perhatian
belajar oleh orang tua
Perhatian
belajar oleh orang tua adalah suatu sikap yang diberikan oleh orang tua kepada
anak, baik dalam bentuk pemecahan masalah belajar, waktu belajar, kebutuhan
belajar dan hukuman dan ganjaran belajar.
b. Prestasi
belajar siswa
Prestasi belajar siswa adalah hasil yang
dicapai oleh siswa dalam penguasaan materi pelajaran, perubahan sikap yang
positif dan keterampilan dalam belajar.
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Perhatian
Orang Tua
Sumadi Suryabrata (2000) mengatakan bahwa perhatian
merupakan pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu obyek, juga banyak
sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas yang dilakukan. Suasana
emosional di dalam rumah, sangat merangsang perkembangan otak anak yang sedang
tumbuh dan mengembangkan kemampuan mentalnya. Sebaliknya, suasana tersebut bisa
memperlambat perkembangan otak.
Kartini Kartono (1996) menyatakan bahwa “perhatian itu
merupakan reaksi umum dari organisme dan kesadaran, yang menyebabkan
bertambahnya aktivitas, daya konsentrasi, dan pembatasan kesadaran terhadap
satu obyek”. Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
perhatian dapat diartikan sebagai menaruh hati kepada seluruh anggota keluarga
yang merupakan dasar pokok hubungan yang baik di antara anggota keluarga.
Menaruh hati pada kejadian dan peristiwa yang terjadi di dalam keluarga berarti
mengikuti dan memperhatikan perkembangan seluruh keluarga, lebih jauh lagi,
mengarahkan seluruh perhatian untuk mencari lebih mendalam sebab dan sumber
permasalahan yang terjadi di dalam keluarga juga terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi pada setiap anggota keluarga.
1.
Faktor-faktor
Pengaruh Perhatian Orang Tua
Ada banyak faktor yang mempengaruhi perhatian orang tua,
di antaranya adalah faktor kondisi individu yang bersangkutan, faktor tersebut
dapat sangat mempengaruhi perhatian. Adapun faktor-faktor tersebut pada umumnya
menurut Sayekti Pujo Suwarno (1994) adalah sebagai berikut: (a) Jasmani, keadaan
jasmani orang tua yang terganggu, misalnya: sakit, lemah, lapar. (b) Rohani,
keadaan rohani orang tua yang terganggu misalnya: terlalu banyak berpikir,
kecewa, bingung, cemas dan sebagainya. (c) Kesibukan orang tua, kesibukan
orang tua di luar rumah menyebabkan kurangnya perhatian terhadap anak sehingga
anak kurang mendapat kasih sayang, kurang pengawasan dalam pergaulan. (d) Ekonomi,
masalah ekonomi keluarga sangat penting, keluarga dengan keadaan ekonomi
yang cukup, sangat mempengaruhi orang tua dalam menarik perhatian anaknya,
misalnya: memberikan sarana dan prasarana pendidikan, kebutuhan kesehatan,
rekreasi dan sebagainya. Sebaliknya keluarga dengan keadaan ekonomi yang lemah,
akan kurang memberikan perhatian dalam hal memberikan sarana dan prasarana pendidikan,
kesehatan, rekreasi. (e) Keutuhan keluarga, keluarga yang pecah atau
berantakan akan mengakibatkan anak mengalami kebingungan serta tekanan psikis. (f)
Lingkungan pendidikan, keluarga yang bertempat tinggal di lingkungan
yang sebagian besar berlatarbelakang pendidikan tinggi, akan mempengaruhi
perhatian orang tua terhadap anaknya agar kelak anak-anaknya dapat bersekolah
sampai di perguruan tinggi, namun sebaliknya keluarga yang berada di lingkungan
yang tidak mengenal pendidikan akan mempengaruhi orang tua untuk tidak
menyekolahkan anaknya. (g) Kesadaran orang tua, kesadaran orang tua akan
sangatmempengaruhi perhatian terhadap anaknya. Orang tua yang ekonominya mampu,
sehat jasmani dan rohaninya, serta keadaan keluarga yang tentram, tetapi karena
tidak ada kesadaran dari orang tua untuk memperhatikan anaknya, maka anak akan
berkembang seadanya. Sebaliknya walaupun ekonominya kurang dan sebagainya,
namun memiliki kesadaran yang tinggi dalam memperhatikan anaknya, maka anak
akan terkontrol dan mudah diarahkan apabila terjadi penyimpangan. (h) Lingkungan
sosial, keluarga yang jauh dari lingkungan pabrik industri akan berbeda
perhatiannya terhadap anak dibanding dengan keluarga yang dekat dengan
lingkungan pabrik atau industri. Perhatian orang tua terhadap anaknya yang jauh
dari pabrik atau industri biasanya kurang. Orang tua yang tinggal di kota
cenderung lebih memperhatikan perkembangan anak dibandingkan orang tua yang
tinggal di pedesaan.
Dengan
demikian, besar kecilnya perhatian orang tua terhadap anaknya dipengaruhi
hal-hal yang saling berkaitan dengan pribadi, kesehatan jasmani dan rohani,
kesibukan, faktor ekonomi, keutuhan keluarga, lingkungan pendidikan, kesadaran
orang tua dan lingkungan sosial.
2.
Macam-macam
Perhatian Orang Tua
Perhatian orang tua dapat digolongkan menjadi 3 (tiga)
bagian menurut Sumadi Suryabrata (2000), yaitu sebagai berikut:
a.
Atas
dasar intensitasnya yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu
aktivitas atau pengalaman batin, dapat dibedakan menjadi perhatian intensif dan
perhatian tidak intensif.
b.
Atas
dasar timbulnya, perhatian dibedakan menjadi :
1)
Perhatian
spontan
Merupakan
perhatian yang timbul begitu saja, seakan-akan tanpa usaha atau tanpa sengaja.
2)
Perhatian
sekehendak
Merupakan
perhatian yang timbul karena ada usaha disertai dengan kehendak yang kuat.
c.
Atas
dasar luasnya obyek yang dikenai perhatian, perhatian dibedakan menjadi:
1)
Perhatian
terpencar (deskriptif)
Adalah
perhatian yang pada satu saat dapat tertuju pada bermacam-macam obyek.
2)
Perhatian
terpusat (konsentratif).
Adalah
perhatian yang pada satu saat hanya dapat tertuju pada obyek yang sangat
terbatas.
Ciri-ciri orang tua yang memberikan perhatian kepada anak
yaitu memberikan kasih sayang, baik berupa materi maupun spiritual, memenuhi
kebutuhan pendidikan yang meliputi sarana dan prasarana, memenuhi kebutuhan
kesehatan, baik berupa fisik maupun mental anak.
3. Bentuk
Perhatian Orang Tua terhadap Belajar Anak
Perhatian orang tua,
terutama dalam pendidikan anak sangatlah diperlukan. Terlebih lagi yang harus
difokuskan adalah perhatian orang tua terhadap aktivitas belajar yang dilakukan
anak sehari-hari dalam kapasitasnya sebagai pelajar dan penuntut ilmu, yang
akan diproyeksikan kelak sebagai pemimpin masa depan. Bentuk perhatian orang
tua terhadap belajar anak dapat berupa pemberian bimbingan dan nasihat,
pengawasan terhadap belajar anak, pemberian motivasi dan penghargaan serta
pemenuhan kebutuhan belajar anak.
a)
Pemberian
bimbingan dan nasihat
1)
Pemberian
bimbingan Belajar
Menurut Oemar Hamalik (2002) dengan mengutip pendapat
Stikes & Dorcy, menyatakan bahwa bimbingan adalah “suatu proses untuk
menolong individu dan kelompok supaya individu itu dapat menyesuaikan diri dan
memecahkan masalah-masalahnya.” Di dalam belajar anak membutuhkan bimbingan.
Anak tidak mungkin tumbuh sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Anak
sangat memerlukan bimbingan dari orang tua, terlebih lagi dalam masalah
belajar. Seorang anak mudah sekali putus asa karena ia masih labil, untuk itu
orang tua perlu memberikan bimbingan pada anak selama ia belajar. Dengan
pemberian bimbingan ini anak akan merasa semakin termotivasi, dan dapat
menghindarkan kesalahan dan memperbaikinya.
2)
Memberikan
nasihat
Bentuk lain dari perhatian orang tua adalah memberikan
nasihat kepada anak. Menasihati anak berarti memberi saran-saran untuk
memecahkan suatu masalah, berdasarkan pengetahuan, pengalaman dan pikiran
sehat. Nasihat dapat diberikan orang tua pada saat anak belajar di rumah.
Dengan demikian maka orang tua dapat mengetahui kesulitan-kesulitan anaknya
dalam belajar. Karena dengan mengenai kesulitan-kesulitan tersebut dapat
membantu usaha untuk mengatasi kesulitannya dalam belajar, sehingga anak dapat
meningkatkan prestasi belajarnya.
b)
Pengawasan
Terhadap belajar
Orang tua terhadap anaknya biasanya lebih diutamakan
dalam masalah belajar. Dengan cara ini orang tua akan mengetahui kesulitan apa
yang dialami anak, kemunduran atau kemajuan belajar anak, apa saja yang
dibutuhkan anak sehubungan dengan aktifitas belajarnya, dan lain-lain. Dengan
demikian orang tua dapat membenahi segala sesuatunya hingga akhirnya anak dapat
meraih hasil belajar yang maksimal. Pengawasan atau kontrol yang dilakukan
orang tua tidak hanya ketika anak di rumah saja, akan tetapi hendaknya orang
tua juga terhadap kegiatan anak di sekolah. Pengetahuan orang tua tentang
pengalaman anak di sekolah sangat membantu orang tua untuk lebih dapat
memotivasi belajar anak dan membantu anak menghadapi masalah-masalah yang
dihadapi anak di sekolah serta tugas-tugas sekolah.
c)
Pemberian
motivasi dan penghargaan
Sebagai pendidik yang utama dan pertama bagi anak, orang
tua hendaknya mampu memberikan motivasi dan dorongan. Sebab tugas memotivasi
belajar bukan hanya tanggungjawab guru semata, tetapi orang tua juga
berkewajiban memotivasi anak untuk lebih giat belajar. Jika anak tersebut
memiliki prestasi yang bagus hendaknya orang tua menasihati kepada anaknya
untuk meningkatkan aktivitas belajarnya. Dan untuk mendorong semangat belajar
anak hendaknya orang tua mampu memberikan semacam hadiah untuk menambah minat
belajar bagi anak itu sendiri. Namun jika prestasi belajar anak itu jelek atau
kurang maka tanggung jawab orang tua tersebut adalah memberikan motivasi atau
dorongan kepada anak untuk lebih giat dalam belajar. Dorongan orang tua kepada
anaknya yang berprestasi jelek atau kurang itu sangat diperlukan karena
dimungkinkan kurangnya dorongan dari orang tua akan bertambah jelek pula
prestasinya dan bahkan akan menimbulkan keputusasaan. Tindakan ini perlu
dilakukan oleh orang tua baik kepada anak yang berprestasi baik ataupun kurang
baik dari berbagai jenis aktivitas, seperti mengarahkan cara belajar, mengatur
waktu belajar dan sebagainya, selama pengarahan dari orang tua itu tidak
memberatkan anak.
d)
Pemenuhan
kebutuhan belajar
Kebutuhan belajar adalah segala alat dan sarana yang diperlukan
untuk menunjang kegiatan belajar anak. kebutuhan tersebut bisa berupa ruang
belajar anak, seragam sekolah, buku-buku, alat-alat belajar, dan lain-lain.
Pemenuhan kebutuhan belajar ini sangat penting bagi anak, karena akan dapat
mempermudah baginya untuk belajar dengan baik.
Dalam hal ini Bimo Walgito (1990) menyatakan bahwa
“semakin lengkap alat-alat pelajarannya, akan semakin dapat orang belajar
dengan sebaik-baiknya, sebaliknya kalau alat-alatnya tidak lengkap, maka hal
ini merupakan gangguan di dalam proses belajar, sehingga hasilnya akan
mengalami gangguan.” Tersedianya fasilitas dan kebutuhan belajar yang memadai
akan berdampak positif dalam aktivitas belajar anak. Anak-anak yang tidak
terpenuhi kebutuhan belajarnya sering kali tidak memiliki semangat belajar.
Lain halnya jika segala kebutuhan belajarnya tercukupi, maka anak tersebut
lebih bersemangat dan termotivasi dalam belajar. Hal itu dapat diketahui bahwa
dengan dicukupinya kebutuhan belajar, berarti anak merasa diperhatikan oleh
orang tuanya. Kebutuhan belajar, seperti buku termasuk unsur yang sangat
penting dalam upaya meningkatkan prestasi belajar. Dengan dicukupinya buku yang
merupakan salah satu sumber belajar, akan memperlancar proses belajar mengajar
di dalam kelas dan mempermudah dalam belajar di rumah. Dan juga akan dapat
meningkatkan semangat belajar bagi anak. Dengan demikian sudah sepatutnya bagi
para orang tua untuk memperhatikan dan berusaha memenuhi kebutuhan belajar
anak.
B.
Belajar
dan Prestasi Belajar
1. Belajar
Menurut
Morgan dalam Sagala (2003), belajar adalah setiap perubahan yang relatif
menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau
pengalaman. Menurut Gagne dalam Sagala (2003), belajar adalah suatu proses di
mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman.
Sedangkan Garret dalam Sagala (2003) berpendapat bahwa belajar merupakan proses
yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan maupun pengalaman yang
membawa kepada perubahan diri dan cara bereaksi terhadap perangsang tertentu.
Kemudian Crow dalam Sagala (2003) mengemukakan bahwa belajar adalah upaya untuk
memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap-sikap.
Dalam
kaitan dengan hal tersebut, Slameto (2003) yakni belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
Bertitik
tolak dari berbagai pandangan sejumlah ahli tersebut mengenai belajar, walaupun
ada perbedaan pengertian, namun secara eksplisit maupun implisit di antara
mereka mempunyai kesamaan yaitu definisi manapun, belajar itu selalu merujuk
pada suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek
atau pengalaman tertentu.
2. Prestasi Belajar
Prestasi belajar juga merupakan suatu hasil yang dapat
dicapai setelah individu yang bersangkutan mengalami suatu proses pembelajaran
terhadap pengetahuan tertentu dan dinyatakan dengan nilai serta dapat dilihat
pada akhir setiap proses belajar. Prestasi belajar berfungsi sebagai alat ukur
dalam pencapaian tujuan suatu bidang studi. Berikut ini adalah pendapat
beberapa ahli tentang prestasi belajar :
Marsun dan Martaniah dalam Sia Tjundjing (2000)
berpendapat bahwa prestasi belajar merupakan hasil kegiatan belajar, yaitu
sejauh mana peserta didik menguasai bahan pelajaran yang diajarkan, yang
diikuti oleh munculnya perasaan puas bahwa ia telah melakukan sesuatu dengan
baik. Suwarno (1997) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah penilaian hasil
usaha suatu kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun
kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak didik
dalam periode tertentu.
3.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut
Djaali H (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi pretasi belajar yaitu :
a) Faktor Dari Dalam Diri
1)
Kesehatan,
apabila kesehatan anak terganggu dengan sering sakit kepala, pilek, deman dan
lain-lain, maka hal ini dapat membuat anak tidak bergairah untuk mau belajar.
Secara psikologi, gangguan pikiran dan perasaan kecewa karena konflik juga
dapat mempengaruhi proses belajar.
2)
Intelegensi,
faktor intelegensi dan bakat besar sekali pengaruhnya terhadap kemampuan
belajar anak. Menurut Gardner dalam teori Multiple Intellegence,
intelegensi memiliki tujuh dimensi yang semiotonom, yaitu linguistik, musik,
matematik logis, visual spesial, kinestetik fisik, sosial interpersonal dan
intrapersonal.
3)
Minat
dan motivasi, minat yang besar terhadap sesuatu terutama dalam belajar akan
mengakibatkan proses belajar lebih mudah dilakukan. Motivasi merupakan dorongan
agar anak mau melakukan sesuatu. Motivasi bisa berasal dari dalam diri anak
ataupun dari luar lingkungan.
4)
Cara
belajar, perlu untuk diperhatikan bagaimana teknik belajar, bagaimana bentuk
catatan buku, pengaturan waktu belajar, tempat serta fasilitas belajar.
5)
Minat
dan motivasi, minat yang besar terhadap sesuatu terutama dalam belajar akan
mengakibatkan proses belajar lebih mudah dilakukan. Motivasi merupakan dorongan
agar anak mau melakukan sesuatu. Motivasi bisa berasal dari dalam diri anak
ataupun dari luar lingkungan.
6)
Cara
belajar, perlu untuk diperhatikan bagaimana teknik belajar, bagaimana
bentuk catatan buku, pengaturan waktu belajar, tempat serta fasilitas belajar.
b)
Faktor Dari Lingkungan
1)
Keluarga,
situasi keluarga sangat berpengaruh pada keberhasilan anak. Pendidikan
orangtua, status ekonomi, rumah, hubungan dengan orangtua dan saudara,
bimbingan orangtua, dukungan orangtua, sangat mempengaruhi prestasi belajar
anak.
2)
Sekolah,
tempat, gedung sekolah, kualitas guru, perangkat kelas, relasi teman
sekolah, rasio jumlah murid per kelas, juga mempengaruhi anak dalam proses
belajar.
3)
Masyarakat,
apabila masyarakat sekitar adalah masyarakat yang berpendidikan dan moral
yang baik, terutama anak-anak mereka. Hal ini dapat sebagai pemicu anak untuk
lebih giat belajar.
4)
Lingkungan
sekitar, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas dan iklim
juga dapat mempengaruhi pencapaian tujuan belajar.
C. Hubungan Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar
Siswa
Dari serangkaian penelitian yang dilakukan oleh Tata
Eliestiana Dyah Armunanto (2004) menyimpulkan bahwa peranan orang tua dalam
lingkungan keluarga yang terpenting adalah memberikan pengalaman pertama pada
masa anak-anak, sebab pengalaman pertama merupakan faktor penting dalam
perkembangan pribadi anak. Disimpulkan pula bahwa siswa yang mendapat perhatian
baik dari orang tuanya mendapat prestasi belajar lebih baik dibanding siswa
yang kurang mendapat perhatian dari orang tua. Perhatian orang tua memiliki
hubungan positif dengan prestasi belajar anak di sekolah.
Menurut hasil-hasil penelitian selama 30 tahun terakhir
oleh National Parent Teacher Asosiation, yang juga dikutip oleh Slameto (2003),
menyimpulkan tentang manfaat perhatian orang tua, terutama ayah, hubungannya
dengan pendidikan anak, adalah:
“...makin baiknya tumbuh kembang anak secara fisik,
sosio- emosional, keterampilan kognitif, pengetahuan dan bagaimana anak belajar
sehingga prestasi belajarnya lebih tinggi sering mendapat nilai A (9-10),
kehadiran sekolah lebih tertib/disiplin serta aktif dalam ekstrakurikuler,
menyelesaikan dengan tepat dan benar PR, bersikap lebih positif terhadap
sekolah, masuk ranking yang lebih tinggi dan setamat SMTA memasuki Perguruan Tinggi
favorit.
Perhatian orang tua pada aktivitas belajar anak dengan
segala yang berhubungan dengannya, dapat memberikan motivasi berprestasi yang
tinggi dan memunculkan simpati anak kepada orang tua yang pada akhirnya dapat
menumbuhkan kepercayaan pada diri anak. Perhatian orang tua sesungguhnya
merupakan investasi kepada anak dalam meningkatkan aktivitas belajar, dan
membantu memaksimalkan perkembangan kepribadian serta prestasi belajar.
Senada dengan hal tersebut, Pramuji Wibowo (2007)
menyatakan sebagai berikut:
“Motivasi ekstrinsik yang paling utama adalah dari orang
tua atau keluarga. Hal ini dikarenakan semenjak kecil anak bersosialisasi,
menerima pendidikan (pendidikan informal) pertama kalinya adalah di dalam
keluarga, dan pendidikan yang diperoleh dalam keluarga ini merupakan pendidikan
yang terpenting atau utama terhadap perkembangan pribadi anak. Belajar sebagai
proses interaksi untuk mencapai tujuan akan lebih efektif, bila ditunjang
dengan motivasi yang tinggi, baik yang berupa intrinsik maupun ekstrinsik, dan
orang tua adalah hal yang signifikan dalam membangkitkan motivasi seseorang”.
Perhatian
yang cukup dan perlakukan orang tua yang bijaksana terhadap anak, akan
berdampak pada kemampuan pengembangan potensi diri anak yang melahirkan
motivasi belajar yang tinggi dan kemampuan berkonsentrasi dalam aktivitas
belajarnya yang akhirnya berpengaruh kepada pencapaian prestasi yang maksimal.
Dari
beberapa keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengaruh perhatian orang
tua sangat dominan terhadap keberhasilan belajar anak. Dengan kata lain bahwa
perhatian yang diberikan orang tua terhadap anak, terutama dalam hal pendidikan
dan belajarnya, memiliki hubungan dan pengaruh positif terhadap prestasi
belajar yang dicapai anak di sekolah. Dengan demikian, rasa bangga akan
melingkupi perasaan anak, sehingga anak semakin bersemangat dalam menjalankan
kewajibannya sebagai pelajar. Perhatian orang tua dalam pendidikan anaknya
sangat diperlukan, sebab dengan memberi perhatian, orang tua dapat menolong
anak untuk mengenali diri, mengembangkan potensi diri serta mampu mengatasi
masalah-masalah yang timbul sehubungan dengan pribadinya sehingga kegiatan
belajar anak dapat berjalan dengan baik. Dengan demikian diasumsikan bahwa
prestasi belajarnya pun akan meningkat.
D.
Kerangka Konseptual
Prestasi belajar siswa tidak hanya dipengaruhi oleh orang
tua tetapi juga yang berasal dari dalam diri siswa dan dari luar diri siswa. Siswa yang mendapatkan
prestasi belajar rendah ada kemungkinan siswa tersebut kurang mendapatkan
perhatian dari orang tuanya ataupun dipengaruhi oleh lingkungannya. Salah satu
faktor penyebab masalah yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya
adalah pemberian bimbingan belajar. Untuk dapat mengentaskan masalah tersebut,
perlu diteliti jenis masalah apa yang dirasakan siswa.
Kerangka konseptual penelitian dapat digambarkan sebagai
berikut:
E.
Hipotesis
Dalam buku Prosedur Penelitian dikemukakan “ Hipotesis
merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul” (Arikunto, 2006: 71).
Sedangkan ahli lain mengemukakan “Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah
kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kebenarannya” (Sutrisno Hadi, 2000:
210).
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis
adalah pernyataan atau jawaban bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian sampai terbukti kenyataanya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini: Ada Pengaruh Pengaruh Perhatian
Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah korelasional.
Penelitian korelasional mengkaji hubungan antara variabel. Peneliti dapat
mencari, menjelaskan suatu hubungan memperkirakan, menguji berdasarkan teori
yang ada. Arikunto (2006) menyatakan bahwa penelitian korelasi bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana hubungan antara variabel yang diteliti. Pendekatan
penelitian ini menggunakan Cross
Sectional, dimana jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran
atau observasi data variable independen dan variabel dependen hanya satu kali,
pada satu saat. Metode analitik korelasi pada penelitian ini digunakan untuk
mengukur hubungan perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa.
B.
Populasi dan Sampel
1.
Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian baik terdiri dari benda yang
nyata, abstrak, peristiwa ataupun gejala yang merupakan sumber data dan
memiliki karakter tertentu dan sama (Sukandarrumidi, 2004: 47). Sedangkan
menurut Arikunto, populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila
seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian
(Arikunto, 2002: 108). Jadi, populasi
dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 27 Padang. Jumlah popuasi
siswa sebanyak siswa kelas VII SMPN 27 Padang.
2.
Sampel
Sampel merupakan sub unit atau bagian dari populasi
penelitian. Menurut Arikunto (1996), bahwa sampel adalah sebagian atau wakil
dari populasi yang diteliti. Sampel dimaksudkan untuk menggenerasikan hasil
kesimpulan sehingga kesimpulan yang diangkat berlaku untuk seluruh subjek yang
menjadi populasi. Dalam hal ini pengambilan subjek berdasarkan ciri-ciri yang
dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian dan setiap kelasnya diambil secara
acak.
C.
Variabel dan Defenisi Operasional Variabel
Menurut Kerlinger (1986), variable adalah suatu konsep.
Sedangkan menurut Hadi (2000 : 224), variable adalah gejala-gejala yang
menunjukan variasi, baik dalam jenisnya maupun dalam tingkatannya.
Dengan
demikian variable dalam penelitian ini adalah dua variable:
a)
Variabel
Bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab bagi variabel
lain, variabelnya adalah “perhatian orang tua”.
b)
Variabel
terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau disebabkan variabel lain.
Variabelnya adalah “prestasi belajar siswa”.
D.
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini secara umum adalah data primer dan
data sekunder yang berupa data-data dalam proses pendidikan dan hasil
pendidikan yang telah tersedia di lokasi penelitian. Data sekunder merupakan
data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber data tetapi melalui media
perantara. Dengan kata lain, data yang diperoleh penulis merupakan hasil dari
dokumen yang dalam hal ini adalah dokumen pendidikan di lokasi penelitian.
E.
Teknik dan Alat Pengumpul Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data yang digunakan
adalah penggunaan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang
diperoleh langsung dari sumber asli.
Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui perantara. Data sekunder umumnya berupa
bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam ddokumen.
1)
Kuesioner/
angket
Menurut Joali dan Mujiono (2007), angket diartikan
sebagai alat pengumpul data yang berisi pertanyaan yang akan diisi atau dijawab
oleh responden. Sedangkan menurut Nasution (2004), angket adalah daftar
pertanyaan yang didistribusikan melalui pos untuk diisi atau juga dapat dijawab
dibawa pengawasan peneliti. Dalam hali ini respondennya adalah siswa SMPN 27
Padang.
2)
Observasi
Observasi adalah pengumpulan data secara sistematis
dengan pengamatan terhadap objek, secara langsung observasi dimaksudkan untuk
memperoleh data tanpa adanya manipulasi atau hal-hal yang sengaja dipengaruhi
oleh pihak tertentu. Sehingga data yang diperoleh menggambarkan suatu keadaan
yang nyata dan apa adanya. Pengamatan dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung pada jam mata pelajaran ekonomi siswa kelas VII SMPN 27 Padang.
3)
Dokumentasi
Dokumentasi adalah pencarian data dengan cara menghimpun
keterangan-keterangan yang diperoleh dari dokumen dari catatan tertentu. Peneliti
dapat memperoleh data yang bersumber dari jurnal, buku cetak, hasil penelitian,
surat kabar,legger nilai dan sebagainya.
Keaslian sumber data masih dapat terjaga dan data yang
terdapat pada dokuen tidak akan berubah. Peneliti perlu memastikan saja bahwa
data yang dikumpulkan berkaitan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian.
F.
Teknik Pengolahan / Analisis Data
Hasil
pengolahan data tersebut akan dianalisis dengan menggunakan dua pendekatan
yaitu :
- Analisis kualitatif yaitu analisis data yang dijabarkan melalui pengamatan yang tidak berupa angka-angka. maksudnya adalah dilakukan dengan cara menguraikan dalam bentuk kalimat kemudian direlevansikan dengan rujukan teori yang mendukung.
- Analisis kuantitaif yaitu analisis terhadap data yang berupa angka-angka dengan cara menggunakan statistik yang relevan dalam bentuk persentase. Maka rumus yang digunakan adalah :
P = F/N x 100%
Keterangan
:
P
= Persentase (%)
F
= Frekuensi atau kategori jabatan
N
= Number (Jumlah Frekuensi/individu).
Dengan
demikian, metode analisis data yang dipergunakan dalam skripsi ini adalah
analisis kualitatif dan kuantitatif, yaitu sumber dari hasil angket, interview,
observasi dan dokumentasi, guna memperoleh sesuatu kesimpulan yang betul-betul
akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.
Artikel Terkait
Artikel Terkait
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Kartono, Kartini.
1996. Pengantar Metodologi Riset Social.
Bandung: Mandar Maju.
Nasution. 2004. Metode
Research : Penelitian Ilmiah. Jakarta : Bumi Aksara.
Sagala, Saiful.
2005. Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung:
Alfabeta
Sayekti, Pujo Suwarno. 1994. Bimbingan dan Konseling Keluarga. Yogyakarta: Menara Mas.
Sumadi Suryabrata.
2000. Metodologi Penelitian.
Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Sukardi.
2004. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: Bumi Aksara.
Oemar Hamalik. 2002. Psikologi
Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru