LAPORAN
DIAGNOSIS KESULITAN
BELAJAR DAN PENGAJARAN PERBAIKAN
DI SDN 29 GUNUNG
SARIK PADANG
FAUZI
NPM: 11060206
Dosen Pembimbing :
Ahmad Zaini, M.Pd
PROGRAM STUDI
BIMBINGAN DAN KONSELING
SEKOLAH TINGGI
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI
SUMATERA BARAT
2013
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT
karena berkat limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-NYA saya dapat menyelesaikan
laporan ini dalam mata kuliah Diagnosis Kesulitan Belajar ini dengan baik. Laporan ini merupakan
rangkaian kegiatan observasi saya di SDN 29 Gunung Sarik Padang.
Berhasilnya observasi Diagnosis Kesulitan Belajar siswa dan
penyusunan laporan akhir ini tentunya tidak lepas dari bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak, oleh sebab itu ucapan terima kasih saya sampaikan kepada
yang terhormat:
1.
Bapak
Ahmad Zaini, M.Pd selaku dosen pembimbing yang sangat banyak memberikan arahan,
bimbingan, petunjuk, dan motivasi kepada saya saat melaksanakan Observasi.
2.
Kepala
Sekolah SDN 29 Gunung Sarik , Ibu Yusmi yang telah memberikan bantuan secara
langsung maupun tidak langsung dalam mengumpulkan data yang saya perlukan.
3.
Teman-teman
observasi serta siswa SDN 29 Gunung Sarik yang telah membantu suksesnya kegiatan.
4.
Dan
semua pihak yang telah turut andil membantu pelaksanaan kegiatan secara
langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Semoga Bapak, Ibu dan Saudara-saudara yang telah turut
membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan ini mendapat balasan yang setimpal
dari Tuhan Yang Maha Esa.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan
oleh sebab itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan guna perbaikan
pada masa mendatang. Saya mengharapkan laporan ini dapat bermanfaat bagi saya
atau pihak lain yang membacanya.
Padang,
05 Desember 2013
Penulis
Fauzi
NPM : 11060206
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................... i
Daftar Isi ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A.
Latar
Belakang..........................................................................
1
B.
Tujuan
Penulisan.......................................................................
2
C.
Ruang
Lingkup.........................................................................
2
BAB II
DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR..................................... 3
A.
Pengertian
Diagnosis Kesulitan Belajar....................................
3
B.
Gejala
dan Ciri Kesulitan Belajar..............................................
4
C.
Latar
Belakang Timbulnya Kesulitan Belajar...........................
8
D.
Tujuan
Pelaksanaan Kegiatan Diagnosis Kesulitan
Belajar..... 11
E.
Upaya
Mengatasi Kesulitan Belajar yang Dialami Siswa.........
12
BAB III
PELAKSANAAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR..... 19
A.
Identifikasi
Siswa..................................................................... 19
B.
Melokalisasi
Letak dan Jenis Kesulitan Belajar........................ 20
C.
Melokalisasi
Faktor Penyebab Kesulitan Belajar ..................... 21
D.
Menetapkan
Kemungkinan Bantuan yang Diberikan............... 22
E.
Pelaksanaan
Bantuan ............................................................... 24
F.
Evaluasi
dan Tindak Lanjut...................................................... 25
BAB IV
PENUTUP...................................................................................... 27
A.
Kesimpulan............................................................................... 27
B.
Saran......................................................................................... 27
DAFTAR
KEPUSTAKAAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia
pendidikan mengartikan diagnosis kesulitan belajar sebagai segala usaha yang
dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis dan sifat kesulitan belajar. Juga
mempelajari faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar serta cara
menetapkan dan kemungkinan mengatasinya, baik secara kuratif (penyembuhan)
maupun secara preventif (pencegahan) berdasarkan data dan informasi yang subjektif.
Dengan
demikian, semua kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menemukan kesulitan
belajar termasuk kegiatan diagnosa. Perlunya diadakan diagnosis belajar karena
berbagai hal. Pertama, setiap siswa hendaknya mendapat kesempatan dan pelayanan
untuk berkembang secara maksimal. Kedua, adanya perbedaan kemampuan,
kecerdasan, bakat, minat dan latar belakang lingkungan masing-masing siswa.
Ketiga, sistem pengajaran di sekolah seharusnya memberi kesempatan pada siswa
untuk maju sesuai dengan kemampuannya. Dan keempat, untuk menghadapi
permasalahan yang dihadapi oleh siswa, hendaknya guru beserta BK lebih intensif
dalam menangani siswa dengan menambah pengetahuan, sikap yang terbuka dan
mengasah ketrampilan dalam mengidentifikasi kesulitan belajar siswa.
Belajar
merupakan tugas utama siswa, di samping tugas-tugas yang lain. Keberhasilan
dalam belajar bukan hanya diharapkan oleh siswa yang bersangkutan, tetapi juga
oleh orang tua, guru, dan juga masyarakat. Tentu saja yang diharapkan bukan
hanya berhasil, tetapi berhasil secara optimal. Untuk itu diperlukan
persyaratan yang memadai, yaitu persyaratan psikologis, biologis, material, dan
lingkungan sosial yang kondusif.
B. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang
permasalahan diatas, maka tujuan penulisan yang hendak penulis capai adalah:
1.
Untuk
mengetahui pengertian tentang kesulitan belajar.
2.
Untuk
memahami gejala dan ciri kesulitan belajar.
3.
Untuk
mengetahui latar belakang timbulnya kesulitan belajar.
4.
Untuk
mengetahui tujuan pelaksanaan kegiatan diagnosis kesulitan belajar.
5.
Untuk
upaya mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa.
C. Ruang
Lingkup
Berhubung luasnya cakupan
diagnosis kesulitan belajar siswa, maka tidak memungkinkan untuk dibahas saat
ini seluruhnya. Oleh karena itu, pada saat ini, laporan ini dibatasi yaitu
khususnya tentang :
1.
Pengertian
diagnosis kesulitan belajar.
2.
Gejala
dan ciri kesulitan belajar.
3.
Latar
belakang timbulnya kesulitan belajar.
4.
Tujuan
pelaksanaan kegiatan diagnosis kesulitan belajar.
5.
Upaya
mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa.
DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR
A.
Pengertian Diagnosis Kesulitan Belajar
Menurut
Sunarta (1985: 7) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kesulitan belajar
adalah “kesulitan yag dialami oleh siswa dalam
kegiatan belajarnya, sehingga berakibat prestasi belajarnya rendah dan
perubahan tingkahlaku yang terjadi tidak sesuai dengan partisipasi yang
diperoleh sebagaimana teman-teman kelasnya. Sementara itu Siti Mardiyanti dkk.
(1994: 4- 5) menganggap kesulitan belajar sebagai suatu kondisi dalam proses
belajar yang ditandai oleh adanya hambatan tertentu untuk mencapai hasil
belajar. Hambatan tersebut mungkin disadari atau tidak disadari oleh yang
bersangkutan, mungkin bersifat psikologis, sosiologis, ataupun fisiologis dalam
proses belajarnya.
Dari
penjelasan di atas, dapat penulis simpulkan bahwa kesulitan belajar merupakan suatu
kondisi dimana terdapat suatu jarak antara prestasi akademik yang diharapkan
dengan yang diperoleh yang ditandai oleh adanya hambatan tertentu baik bersifat
psikologis, sosiologis maupun fisiologis dalam proses belajar.
Diagnosis merupakan istilah
yang diadopsi dari bidang medis. Menurut Abin S.M. (2002 : 307), diagnosis
dapat diartikan sebagai :
1.
Upaya
atau proses menemukan kelemahan atau penyakit (weakness, disease) apa
yang dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai
gejala-gejalanya (symtoms).
2.
Studi
yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan karakteristik
atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial.
3.
Keputusan
yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang saksama atas gejala-gejala atau
fakta-fakta tentang suatu hal.
Dari penjelasan di atas, dapat
penulis buat suatu kesimpulan bahwa Diagnosis Kesulitan Belajar merupakan suatu
prosedur dalam memecahkan kesulitan belajar dengan mengidentifikasi jenis dan
karakteristiknya, serta latar belakang dari suatu kelemahan tertentu, serta
mengimplikasikan suatu upaya untuk meramalkan kemungkinan dan menyarankan
tindakan pemecahannya.
B.
Gejala dan Ciri Kesulitan Belajar
1.
Gejala
kesulitan belajar
Kesulitan atau
masalah belajar dapat dikenal berdasarkan gejala yang dimanifestasikan dalam
berbagai bentuk perilaku, baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Menurut Warkitri
dkk. (1990), individu yang
mengalami kesulitan belajar menunjukkan gejala sebagai berikut:
a.
Hasil
belajar yang dicapai rendah dibawah rata-rata kelompoknya.
b.
Hasil
belajar yang dicapai sekarang lebih rendah dibanding sebelumnya.
c.
Hasil
belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan.
d.
Lambat
dalam melakukan tugas-tugas belajar.
e.
Menunjukkan
sikap yang kurang wajar, misalnya masa bodoh dengan proses belajar dan
pembelajaran, dan mendapat nilai kurang baik.
f.
Menunjukkan
perilaku yang menyimpang dari norma, misalnya membolos, pulang sebelum
waktunya.
g.
Menunjukkan
gejala emosional yang kurang wajar, misalnya mudah tersinggung, suka menyendiri,
bertindak agresif.
Dari kutipan di atas, dapat
dibuat sebuah kesimpulan bahwa gejala-gejala yang menunjukkan individu
mengalami kesulitan belajar, yaitu:
a.
Hasil
belajar yang dicapai berada dibawah rata-rata kelas, lebih rendah dari hasil
belajar sebelumnya, serta tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan.
b.
Individu
lambat dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah yang diberikan oleh guru.
c.
Menunjukkan
sikap yang masa bodoh, sering bolos ataupun tidak masuk sekolah, serta mudah
tersinggung dan menyendiri.
2.
Ciri
kesulitan belajar
Adapun
ciri-ciri kesulitan belajar yang dialami oleh siswa seperti berikut ini
(Mutiara Endah; 2010, http://mutiaraendah.wordpress.com):
a.
Gangguan persepsi visual:
1)
Melihat
huruf/angka dengan posisi yang berbeda dari yang tertulis, sehingga seringkali
terbalik dalam menuliskan kembali.
2)
Sering
tertinggal huruf dalam menulis.
3)
Menuliskan
kata dengan urutan yang salah misalnya ibu jadi ubi
4)
Sulit
memahami kanan dan kiri.
5)
Bingung
membedakan antara obyek dengan latar belakang.
6)
Sulit
mengkoordinasi antara mata (penglihatan) dengan tindakan (tangan, kaki, dan
lain-lain).
b.
Gangguan persepsi auditori
1)
Sulit
membedakan bunyi: menangkap secara berbeda apa yang didengarnya.
2)
Sulit
memahami perintah terutama perintah yang diberikan dalam jumlah banyak dan
kalimat yang panjang.
3)
Bingung
dan kacau dengan bunyi yang datang dari berbagai penjuru sehingga sulit
mengikuti diskusi karena saat mencoba mendengar sebuah informasi sudah
mendapatkan gangguan dari suara lain di sekitarnya.
c.
Gangguan bahasa
1)
Sulit
menangkap dan memahami kalimat yang dikatakan kepadanya.
2)
Sulit
mengkoordinasikan/mengatakan apa yang sedang dipikirkan.
d.
Gangguan persepsi –motorik
1)
Kesulitan
motorik halus (sulit mewarnai, menggunting, melipat, menempel, menulis rapi,
memotong, dan lain-lain).
2)
Memiliki
masalah dalam koordinasi dan disorientasi yang mengakibatkan canggung dan kaku
dalam geraknya.
e.
Hiperaktivitas
1)
Sukar
mengontrol aktivitas motorik dan selalu bergerak/menggerakkan sesuatu (tidak
bisa diam).
2)
Berpindah-pindah
dari satu tugas ke tugas berikutnya tanpa menyelesaikan terlebih dahulu.
3)
Impulsif.
f.
Kacau (distractibility)
1)
Tidak
dapat membedakan stimulus yang penting dan tidak penting.
2)
Tidak
teratur, karena tidak memiliki urutan-urutan dalam proses berpikir.
3)
Perhatiannya
sering berbeda dengan apa yang sedang dikerjakan (melamun/berhayal saat belajar
di kelas).
Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa ciri-ciri
kesulitan belajar yang dialami oleh siswa, yaitu:
a.
Dilihat
dari pesepsi visualnya, ciri-ciri kesulitan belajar yang dialami oleh siswa
seperti pada saat menulis, siswa sering menulis dengan salah satu huruf yang
tertinggal atau tidak lengkap.
b.
Dilihat
dari persepsi auditori, ciri-cirinya seperti siswa sulit memahami perintah yang
disampaikan oleh guru.
c.
Dilihat
dari segi bahasa, cirinya seperti siswa sulit memahami kalimat yang disampaikn
kepadanya serta sulit mengungkapkan apa yang sedang dipikirkannya.
C.
Latar Belakang Timbulnya Kesulitan Belajar
Menurut
Burton, sebagaimana dikutip oleh Abin S.M. (2002 : 325-326), faktor-faktor yang
menyebabkan kesulitan belajar individu dapat berupa faktor internal, yaitu yang
berasal dari dalam diri yang bersangkutan, dan faktor eksternal, adalah faktor
yang berasal dari luar diri yang bersangkutan.
1.
Faktor
Internal
Yang dimaksud
dengan faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri peserta
didik. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor kejiwaan dan faktor
kejasmanian.
a.
Faktor
kejiwaan, antara lain :
1)
Minat
terhadap mata pelajaran kurang
2)
Motif
belajar rendah
3)
Rasa
percaya diri kurang
4)
Disiplin
pribadi rendah
5)
Sering
meremehkan persoalan
6)
Sering
mengalami konflik psikis
7)
Integritas
kepribadian lemah.
b.
Faktor
kejasmanian, antara lain :
1)
Keadaan
fisik lemah (mudah terserang penyakit)
2)
Adanya
penyakit yang sulit atau tidak dapat disembuhkan
3)
Adanya
gangguan pada fungsi indera
4)
Kelelahan
secara fisik.
2.
Faktor
Eksternal
Yang dimaksud
dengan faktor eksternal adalah faktor yang berada atau berasal dari luar
peserta didik. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua : faktor instrumental dan
faktor lingkungan.
a.
Faktor
instrumental
Faktor-faktor
instrumental yang dapat menyebabkan kesulitan belajar mahasiswa antara lain :
1)
Kemampuan
profesional dan kepribadian dosen yang tidak memadai.
2)
Kurikulum
yang terlalu berat bagi pesert didik.
3)
Program
belajar dan pembelajaran yang tidak tersusun dengan baik.
4)
Fasilitas
belajar dan pembelajaran yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
b.
Faktor
lingkungan
Faktor
lingkungan meliputi lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Penyebab kesulitan
belajar yang berupa faktor lingkungan antara lain :
1)
Disintegrasi
atau disharmonisasi keluarga.
2)
Lingkungan
sosial sekolah yang tidak kondusif.
3)
Teman-teman
bergaul yang tidak baik.
4)
Lokasi
kampus yang tidak atau kurang cocok untuk pendidikan.
Dari berbagai faktor yang
melatarbelakangi timbulnya kesulitan belajar siswa, penulis berpendapat bahwa
faktor yang melatarbelakangi tersebut, yaitu:
1.
Faktor
internal
Faktor
internal ini berasal dari dalam diri individu atau siswa itu sendiri. Faktor
internal ini seperti :
a.
Inteligensi
siswa
b.
Minat
belajar siswa
c.
Kesehatan
siswa
d.
Gizi
siswa.
2.
Faktor
eksternal
Faktor
eksternal ini berasal dari luar diri individu seperti lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, lingkungan tempat tinggal, teman sebaya, serta fasilitas
belajar baik itu di sekolah maupun di rumah. Di lingkungan keluarga seperti
bagaimana kondisi dalam keluarga, posisi siswa dalam keluarga. Di lingkungan
sekolah seperti bagaimana perhatian guru terhadap siswa. Selain itu,
kelengkapan fasilitas belajar juga dapat mempengaruhi kegiatan belajar siswa,
kemudian suasana saat peserta didik belajar juga sangat berpengaruh pada minat
belajar peserta didik.
D.
Tujuan Pelaksanaan Kegiatan Diagnosis Kesulitan Belajar
Ramdhani (http://feyra-gokil.blogspot.com)
menjelaskan bahwa setiap kegiatan yang dilakukan mempunyai tujuan yang baik
yang ingin dicapai, dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung,
begitu pula dengan kegiatan ini. Pelaksanaan kegiatan Diagnosis Kesulitan
Belajar melibatkan guru dan siswa, maka tujuan yang ingin dicapai juga berbeda
antara guru dan siswa.
1.
Siswa
Tujuan yang
hendak dicapai setelah pelaksanaan kegiatan diagnosis kesulitan belajar ini
bagi siswa adalah :
a.
Siswa
memahami dan mengetahui kekeliruannya.
b.
Siswa
memperbaiki kesalahannya.
c.
Siswa
dapat memilih cara atau metode untuk memperbaiki kesalahannya.
d.
Siswa
dapat menguasai pelajaran dengan baik.
e.
Siswa
dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
2.
Guru
Adapun tujuan
pelaksanaan kegiatan Diagnosis Kesulitan Belajar bagi Guru adalah :
a.
Guru
mengetahui kelemahan dalam proses belajar-mengajar.
b.
Guru
dapat memperbaiki kelemahannya tersebut.
c.
Guru
dapat memberikan layanan yang optimal kepada siswa sesuai dengan keadaan diri
siswa perkembangannya siswa dapat terlaksana dengan baik.
Dari kutipan di atas, penulis
menyimpulkan bahwa tujuan pelaksanaan kegiatan diagnosis adalah agar guru,
peserta didik dan orang tua peserta didik dapat:
1.
Mengetahui
kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh peserta didik.
2.
Membantu
memperbaiki kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh peserta didik dengan adanya kerjasama antara pihak
sekolah, peserta didik dan keluarga.
3.
Membantu
pesert didik agar dapat menguasai pelajaran yang sulit baginya, serta
mempermudah guru dalam menentukan layanan apa yang sesuai dengan kesulitan yang
dialami oleh peserta didik.
E.
Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar yang Dialami Siswa
Menurut Etty Kartikawati
dan Willem Lusikooy (1993/1994), langkah-langkah diagnostik terdiri dari
beberapa kegiatan, yaitu:
1.
Identifikasi
kasus
a.
Tujuannya
: untuk mencari dan menemukan di antara siswa-siswa yang diduga mengalami
kesulitan belajar yang serius dan yang memerlukan bantuan.
b.
Tekniknya
: dengan memanfaatkna catatan atau rekaman tentang hal ikhwal yang menyangkut
kegiatan belajarnya untuk dianalisis.
c.
Prosedurnya
: mengumpulkan nilai-nilai dar seluruh bidang studi dalam satu kelas untuk:
1)
Dihitung
bagaimana rata-rata bagi setiap guru.
2)
Kemudian
dihitung nilai rata-rata seluruh siswa di kelas itu.
3)
Lalu
buat grafik untuk mengetahui posisi siswa dalam kelas berdasarkan nilai
rata-rata itu.
4)
Setelah
itu, dapatlah diketahui bahwa ada siswa yang nilai rata-ratanya berada di bawah
rata-rata umum kelas, ditandai sebagai siswa yang berprestasi rendah dan ia
tentu mengalami kesulitan belajar.
5)
Pada
akhirnya ditetapkan siswa-siswa yang paling banyak mengalami kesulitan belajar
adalah mereka yang mengalami nilai rata-ratanya di bawah rata-rata nilai umum
kelas, misalkan nilai-nilai yang paling rendah adalah bidang studi Bahasa
Indonesia dan Matematika.
2.
Melakukan
diagnosis
a.
Tujuan
: mengetahui secara tepat lokasi kesulitan belajar tersebut dalam bidng studi
apa saja. Juga untuk mengetahui secara pasti jenis kesulitan yang dialami serta
enemukan latar belakang apakah yang menyebabkan timbulnya kesulitan.
b.
Teknik
: melakukan analisis documenter, melakukan wawancara, melakukan observasi
(pengamatan), melakukan tes dalam berbagai jenisnya, melakukan pengukuran
dengan teknik sosiometri.
c.
Prosedurnya
:
1)
Menyusun
rata-rata nilai dari nilai bidang studi.
2)
Membuat
grafik tentang kedudukan siswa yang mengalami kedulitan belajar dalam bidang
studi tersebut.
3)
Kemudian
menetapkan tempat(elokasi) dalam bidang studi apa saja bagi siswa tersebut,
mengalami kesulitan belajar, hal ini dapat pula dibantu oleh rapor dan hasil
ulangan.
4)
Kemudian
menetapkan siswa mana yang mendapat prioritas pelayanan karena paling banyak
menemui kesulitan belajar.
d.
Menetapkan
jenis dan macam kesulitan yang dihadapi siswa dengan cara:
1)
Menganalisis
hasil pekerjaan siswa dalam bidang studi tertentu yang diduga menimbulkan
kesulitan kepadanya.
2)
Guru
bidang studi yang bersangkutan diwawancarai.
3)
Iswa
yang bersangkutan diwawancarai.
4)
Melakukan
tes (psikotest atau diagnostic tes).
e.
Berusaha
mengungkapkan latar belakang kesulitan, dengan cara-cara:
1)
Menganalisis
dokumen-dokumen tentang data siswa yang bersangkutan yang mencakup: indentitas
pribadi, riwayat pendidikan, prestasi belajar, latar belakang kehidupan
keluarga, bakat dan minatnya, kecerdasan, cita-citanya, pribadi serta
lingkungannya (social dan kulturalnya), kesehataa, kegemaran (hobby).
2)
Melakukan
wawancara dengan siswa,orang tua siswa yang bersangkutan, dan seterusnya.
3)
Melakukan
pengukuran dimensi hubungan sosialnya dengan sosiometri.
4)
Melakukan
pengamatan (observasi) terhadap siswa
yang bersangkutan pada waktu belajar.
3.
Melakukan
prognosis
a.
Tujuan
: untuk menetapkan macan dan teknik pemberian bantuan yang sesuai dengan corak
kesulitan yang dihadapi siswa.
b.
Prosedur
:
1)
Bila
siswa menemukan kesulitan disebabkan oleh latar belakang pribadi, maka
hendaknya diberikan bantuan melalui konseling.
2)
Bila
disebabkan oleh gangguan mental, nervus, gangguan
kesehatan jasmani dan sebagainya, maka hendaknya dilimpahkan kepada dokter ahli
yang bersangkutan.
3)
Bila
berlatar belakang pada sikap social, maka perlu diberi bantuan dengan
menggunakan bimbingan kelompok, karena dengan cara ini siswa akan dilatih
kembali untuk bersikap social yang memungkinkan ia dapat melakukan penyesuaian
diri dengan lingkungan, juga dengan memberikan tugas kegiatan tertentu yang
membawanya kea rah hidup saling membantu, maka siswa yang bersangkutan akan
terpupuk rasa sosialnya.
4.
Melakukan
langkah pemberian bantuan
a.
Tujuan
: untuk memberikan bantuan kepada siswa yang bersangkutan agar mampu mengatasi
kesulitan belajar yang dialami dengan kemampuan sendiri sehingga dapat mencapai
hasil yang optimal serta dapat bersikap menyesuaikan diri yang sehat.
b.
Teknik
: memilih salah satu teknik pemberian bantuan yang telah dipilih yang meliputi:
1)
Remedial Teaching : memberikan pelajaran tambahan berupa kursus-kursus (private less) dan cara lain tentang
bidang studi yang lemah, dengan tujuan agar kelemahan tersebut bagi siswa yang
bersangkutan dapat ditingkatkan kemajuannya (disembuhkan).
2)
Memberi
konseling kepada siswa yang bersangkutan tentang hal-hal yang menghambat
kemajuan belajarnya,
3)
Melakukan
bimbingan kelompok terhadap siswa yang dihambat oleh sikap sosialnya yang
kurang dapat menyesuaikan diri dalam pergaulan.
4)
Melakukan
perlimpahan (referral) kepada ahli
lain di bidangnya.
5.
Melakukan
tindak lanjut (follow up servise)
a.
Tujuan
: untuk mengetahui sejauhmana hasil pemberian bantuan tersebut yang telah
diberikan kepada siswa dalam rangka memperbaiki kegiatan belajarnya lebih
lanjut.
b.
Teknik
: dengan melakukan tes kemajuan belajar atau psikotes atau dengan memberikan
wawancara kepada siswa yang ebrsangkutan tentang kemajuan belajarnya dalam
bidang studi tertentu, ditambah lagi dengan melakukan analisis dokumen seperti
hasil ulangan, hasil tes. Juga mengadakan observasi (pengamatan) tentang sejauh
mana perubahan tingkah laku siswa dalam melakukan kegiatan belajar lebih
lanjut.
c.
Prosedur:
1)
Mengetes
siswa dalam bidang studi yang semula mengalami hambatan.
2)
Mewawancarai
siswa tentang sikap dan penderitaannya mengenai kesulitan-kesulitan yang
dirasakan.
3)
Mewawancarai
guru bidang studi yang bersangkutan tentang perubahan yang terjadi pada siswa
yang bersangkutan, dan juga melakukan wawancara dengan orang tua atau siswa
tentang kemajuan belajarnya di rumah dan seterusnya.
4)
Menganalisis
tentang informasi dan hasil belajar siswa yang bersangkutan.
5)
Melakukan
pengamatan (observasi) kegiatan belajar siswa yang bersangkutan, baik di dalam
kelas maupun di luar kelas.
Penjelasan dari beberapa ahli
di atas dapat penulis simpulkan bahwa upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam
mengatasi kesulitan belajar peserta didik, yaitu:
1.
Mengidentifikasi
peserta didk yang mengalami kesulitan belajar.
2.
Mengidentifikasi
jenis kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik.
3.
Mengungkap
faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kesulitan belajar pada peserta didik
tersebut.
4.
Merencanakan
suatu tindakan bantuan yang dibutuhkan oleh peserta didik berdasarkan hasil
pengungkapan factor penyebab kesulitan belajar tersebut.
5.
Melaksanakan
pemberian bantuan kepada peserta didik dengn memberikan pelajaran tambahan
kepada peserta didik.
6.
Memberikan
tindak lanjut, bagaimana hasil yang didapatkan setelah diberikan bantuan.
BAB III
PELAKSANAAN
DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR
A.
Identifikasi Siswa
Dalam observasi ini penulis
memilih salah satu siswa kelas V sebagai klien karena penulis mengamati siswa
tersebut dalam hasil ujian mid semester mendapatkan nilai jelek dan juga
pada proses belajar mengajar sikapnya kurang baik terhadap materi pelajaran, terkadang
banyak bicara di dalam kelas, terlihat kurang konsentrasi. Selain
pengamatan dari penulis hasil informasi dari wali kelas dan kepala sekolah dan
wawancara dengan klien juga memberikan informasi yang sama dengan pengamatan
penulis. Dan berbagai informasi tersebut penulis mendapat kesimpulan bahwa
siswa tersebut kesulitan dalam menerima pelajaran, motivasi belajarnya
rendah, tidak semangat dalam belajar.
1.
Identitas
siswa
Nama siswa : Dara Firmai
TTL : Padang / 27 Mei
2002
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Lolo Gunung Sarik
Sekolah : SD Negeri No. 29 Gunung
Sarik
Kelas : V
Jumlah saudara : 3 Orang
Anak ke : 1 (pertama)
Tinggal
bersama : Nenek
2.
Nama
orang tua
Ayah : Firman Rusli
Umur : 35 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Sales
Pendidikan
terakhir : SMA
Ibu : Yetmarwarni
Pekerjaan : Rumah tangga
3.
Wali
kelas : Gusmaini, S.Pd
4.
Kepala
Sekolah : Yusmi, M.Pd
B.
Melokalisasi Letak dan Jenis Kesulitan Belajar
Melokalisasi letak kesulitan
belajar, maksudnya adalah menentukan kesulitan dalam mata pelajaran, pokok
bahasan dan sub pokok bahasan mana yang tidak mengerti oleh siswa.
Dan dalam hal ini, siswa yang
penulis observasi mengalami kesulitan dalam meyerap pelajaran yang disampaikan
oleh guru. Kesulitan itu tidak hanya dalam satu mata pelajaran melainkan hampir
seluruh mata pelajaran. Kesulitan belajar yang dialami siswa ini dapat kita
sebut dengan slow linear (lambat
dalam belajar).
Untuk lebih jelasnya dapat kita
lihat dari hasil nilai MID Semester siswa yaitu sebagai berikut:
No.
|
Mata pelajaran
|
KKM
|
Nilai
|
1.
|
Agama
|
75
|
44,0
|
2.
|
PKN
|
75
|
59,0
|
3.
|
B. Ind
|
75
|
31,0
|
4.
|
MTK
|
75
|
33,0
|
5.
|
IPA
|
75
|
33,0
|
6.
|
IPS
|
75
|
44,0
|
7.
|
BAM
|
75
|
63,0
|
C.
Melokalisasi Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Dalam melokalisasi faktor
penyebab kesulitan belajar siswa dapat dilakukan dengan cara menggunakan
berbagai instrument seperti wawancara, membagikan angket, sosiometri, dan
observasi.
Pengungkapan yang dilakukan
dengan mengunakan berbagai instrument tujuannya adalah agar dapat melihat dan
mengetahui apakah siswa mengalami kesulitan belajar itu berasal dari faktor
dari dalam diri sendiri atau dari luar diri sendiri.
Setelah melakukan berbagai
instrumen dalam mengungkap faktor penyebab kesulitan belajar siswa, maka faktor
peneyebab kesulitan belajar siswa adalah sebagai berikut:
1.
Faktor
internal
a.
Kelemahan
intelegensi; minat, bakat, motivasi, sikap dan kebiasaan belajar.
b.
Diri
pribadi; sering tidak makan pagi, penakut, pemalu, dan penggugup.
2.
Faktor
eksternal
a.
Keadaan
hubungan keluarga; dirumah sering tidak senang, dirumah merasa tidak disayangi,
dan dirumah tidak dapat belajar karena membantu orang tua.
b.
Hubungan
sosial; kekurangan teman bermain, sering diejek kawan.
c.
Pendidikan
dan pembelajaran; termasuk anak yang kurang pandai, takut akan ada ulangan atau
ujian, memerlukan bantuan dalam belajar, mengalami kesukaran dalam bidang
matematika, tidak menyukai satu mata pelajaran, tulisan jelek, takut akan
tinggal kelas, nilai banyak yang buruk, sering tidak masuk sekolah, di dalam
kelas sering merasa mengantuk, takut berbicara di depan umum, sering tidak
mengerti yang diterangkan guru, pelupa, sering melalaikan pelajaran, malas
mengulang pelajaran, dan kekurang alat pelajaran.
D.
Menetapkan Kemungkinan Bantuan yang Diberikan
Setelah didentifikasi faktor
penyebab letak kesulitan belajar siswa, maka dapat ditentukan perkiraan bantuan
yang akan diberikan kepada siswa, yaitu dengan melakukan pengajaran perbaikan
satu kali atau dua kali dalam seminggu untuk materi pelajaran yang dianggap
sulit bagi siswa yaitu berupa:
1.
Mengajarkan
kembali materi yang belum dimengerti atau dikuasai oleh siswa.
2.
Memberikan
latihan kepada siswa mengenai latihan kepada siswa mengenai materi yang telah
diajarkan.
Selanjutnya memberikan
informasi kepada :
1.
Siswa
: tentang bagaimana cara belajar yang baik, tentang bagaimana pentingnya
mengulang pelajaran dirumah, bagaimana pentingnya membaca buku karena semua
jawaban atas tugas dan PR yang diberikan oleh guru ada didalam buku, tentang
pentingnya keseriusan belajar didalam kelas, serta yang paling penting adalah
rajin beribadah kepada Allah SWT, karena kunci keberhasilan itu adalah
berusaha, berdoa, dan bertawakal. Selain itu memberikan memberikan motivasi/
penguatan kepada siswa tentang kemampuan yang dimilikinya sudah bagus, hanya
saja perlu latihan dan belajar dengan teratur, sehingga anak menjadi
bersemangat dalam belajar.
2.
Orang
tua : Menginformasikan mengenai pentingnya meningkatkan perhatian terhadap
belajar anak dan memberikan informasi bahwa orang tua sangat berperan penting
bagi perkembangan anak dalam belajar, karena pendidikan yang pertama dan yang
paling utama bagi anak adalah dalam lingkungan keluarga. Selain itu juga
memberikan pemahaman kepada orang tua mengenai cara menyikapi anak dalam upaya
meningkatkan hasil belajar yang dialami oleh siswa.
3.
Guru
Kelas : memberikan informasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa.
E.
Pelaksanaan Bantuan
Bantuan yang telah diberikan
adalah :
1.
Kepada
siswa
a.
Melakukan
pengajaran perbaikan dengan mengajarkan kembali materi yang kurang/tidak
dipahami oleh kedua siswa.
b.
Memberikan
latihan kepada siswa mengenai materi yang telah diajarkan kembali. Penulis
telah membuat RPP (Rancangan pelaksanaan pembelajaran) mengenai materi yang
telah diajarkan tersebut.
c.
Memberikan
informasi kepada siswa tentang bagaimana cara yang baik seperti waktu belajar
yang efektif.
d.
Memberikan
informasi mengenai pentingnya mengulang pelajaran dirumah agar materi yang
diterangkan oleh guru dapat diserap dan di ingat selalu.
e.
Memberikan
informasi kepada siswa akan pentingnya belajar dengan serius di dalam kelas
agar materi yang diberikan oleh guru dapat diserap dengan baik.
2.
Kepada
orang tua siswa yaitu memberikan informasi kepada orang tua siswa agar lebih
mengontrol lagi anaknya dalam belajar dan selalu mengingatkan anak untuk
belajar dengan teratur dirumah, memberikan motivasi dan dorongan kepada anak
agar anak selalu bersemangat dalam belajar karena sebenarnya anak ini memiliki
kemampuan dan motivasi yang bagus apabila dia diberikan semangat, dukungan, dan
sokongan terutama dari orang tuannya, dan menciptakan suasana yang tenang dalam
belajar
3.
Kepada
guru kelas yaitu memberikan informasi tentang letak kesulitan belajar
siswa, pada pokok materi mana siswa mengalami kesulitan dalam belajar.
F.
Evaluasi dan Tindak Lanjut
1.
Evaluasi
a. Siswa : setelah diberikan pengajaran perbaikan dan
informasi tentang bagaimana belajar yang baik, anak mulai memperhatikan
pelajaran yang diajarkan dan mulai mengerjakan tugas dengan benar.
b. Orang tua : orang tua mulai mengubah sikap pada anaknya
lebih mengontrol dan memperhatikan anaknya terutama dalam belajar.
c. Guru kelas : guru kelas lebih memperhatikan siswa dalam
belajar dengan memberikan penjelasan ketempat duduk siswa ketika siswa tidak
mengerti dengan materi yang dijelaskan.
2.
Tindak
lanjut
a. Kepada siswa : memberikan penguatan positif berupa
semangat dan dukungan terhadap hasil belajar yang dicapai siswa.
b. Kepada Orang tua : orang tua memperhatikan kebutuhan
belajar anaknya, seperti menyuruh anak belajar dengan teratur setiap hari dan
lebih memberikan motivasi kepada anaknya agar anak lebih bersemangat dalam
belajar.
c. Kepada wali kelas : wali kelas diharapkan lebih
memperhatikan kedua siswanya ini dalam belajar sehingga dapat dicapai hasil
belajar yang optimal
Baca Juga Yang Lain Di Sini
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Belajar
merupakan tugas utama siswa, di samping tugas-tugas yang lain. Keberhasilan
dalam belajar bukan hanya diharapkan oleh siswa yang bersangkutan, tetapi juga
oleh orang tua, guru, dan juga masyarakat. Tentu saja yang diharapkan bukan
hanya berhasil, tetapi berhasil secara optimal. Untuk itu diperlukan
persyaratan yang memadai, yaitu persyaratan psikologis, biologis, material, dan
lingkungan sosial yang kondusif.
Kesulitan belajar adalah suatu
keadaan siswa yang memiliki masalah sehingga tidak bisa belajar sebagaimana
mestinya yang berdampak pada keberhasilan belajar. Dan keberhasilan belajar
siswa itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal (yang
bersumber dari dalam diri sendiri) maupun eksternal (yang bersumber dari luar atau
lingkungan).
Dalam penulisan laporan ini penulis menyadari bahwa laporan ini masih
banyak kekurangan oleh sebab itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat saya
harapkan guna perbaikan pada masa mendatang. Saya mengharapkan laporan ini
dapat bermanfaat bagi saya atau pihak lain yang membacanya.
Baca Juga yang Lain di Sini
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Abin, S.M. 2002. Psikologi
Pendidikan : Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Mutiara Endah. 2010. (http://mutiaraendah.wordpress.com/05
Desember 2013/08:32).
Siti
Mardiyati.1994. Layanan Bimbingan Belajar. Surakarta : Penerbit
UNS.
Sunarta, Kelut. 2006. Verba
Derivasional Bahasa Bolaang Mangandow. Denpasar: Program Pascasarjana
Universitas Udayana.
Warkitri. 1990. Penilaian
Pencapaian Hasil Belajar. Jakarta : Karunika.