KOP SEKOLAH
RENCANA
PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN
KLASIKAL
SEMESTER
GENAP TAHUN PELAJARAN 2020/2021
Komponen |
: |
Layanan Dasar |
Bidang Layanan |
: |
Pribadi |
Topik / Tema
Layanan |
: |
Eksplorasi bakat secara mandiri |
Kelas / Semester |
: |
VIII / Genap |
Alokasi Waktu |
: |
2 x 40 menit |
1. |
Tujuan Layanan |
||||
1. 2. 3. |
Peserta
didik/konseli dapat memahami pengertian bakat Peserta
didik/konseli dapat memahami jenis-jenis bakat Peserta didik/konseli memahami antara potensial dan aktual |
||||
2. |
Metode, Alat dan Media |
||||
1. 2. |
Metode : Ceramah,
Curah pendapat dan tanya jawab Alat / Media
: LCD, Power Point
tentang Eksplorasi bakat secara mandiri |
||||
3. |
Langkah-langkah Kegiatan Layanan |
||||
1. |
Tahap Awal/Pendahuluan |
||||
|
1.1 1.2 1.3 1.4 |
Membuka dengan salam dan berdoa Membina
hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, ice breaking) Menyampaikan
tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling Menanayakan
kesiapan kepada peserta didik |
|||
2. |
Tahap Inti |
||||
|
2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 |
Guru BK
menayangkan media slide power point yang berhubungan dengan materi layanan. Peserta didik
mengamati slide pp yang berhubungan dengan materi layanan. Guru BK
mengajak curah pendapat dan tanya jawab. Guru BK
membagi kelas menjadi 6 kelompok, 1 kelompok 5- 6 orang. Guru BK
memberi tugas kepada masing-masing kelompok. Peserta didik
mendiskusikan dengan kelompok masing-masing. Setiap kelompok mempresetasikan
tugasnya kemudian kelompok lain menanggapinya, dan seterusnya bergantian sampai selesai. Guru BK Membuat catatan-catatan
observasi selama proses layanan. |
|||
3. |
Tahap Penutup |
||||
|
3.1 3.2 3.3 3.4 |
Guru BK
mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait dengan materi layanan. Guru BK mengajak Peserta didik merefleksi kegiatan dengan
mengungkapkan kemanfaatan dan
kebermaknaan kegiatan secara lisan. Guru BK
menyampaikan materi layanan yang akan datang. Guru BK
mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam.
|
|||
4. |
Evaluasi |
||||
1. 2. |
Evaluasi Proses Evaluasi Hasil |
: : |
Memperhatikan proses layanan dengan refleksi hasil masing-masing
peserta didik dan Sikap atau antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan
layanan. Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain:
merasakan suasana yang menyenangkan, pentingnya topik yang dibahas, cara
penyampaian yang menarik. |
||
Padang, Januari 2021
Mengetahui:
Kepala
Sekolah, Guru
BK,
Nama Kepala Sekolah Fauzi, S.Pd
NIP. NBM. 1279353
Lampiran 1. Uraian Materi
EKSPLORASI BAKAT SECARA
MANDIRI
Bakat (aptitude) pada umumnya
diartikan sebagai kemampuan bawaan sebagai potensi yang masih perlu
dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. S.C. Utami Munandar (1985)
Thomas Amstrong, pakar pendidikan dari Harvard University yang
sering berkolaborsi dengan Howard Gardner dalam membahas kecerdasan. Dalam
tulisannya, Little Geniuses, yang pernah diterbitkan majalah Parenting (1989),
ia menjelaskan, bakat manusia bisa muncul dalam berbagai bentuk. Perhatikan
daftar kemampuan (ability) di bawah ini lalu deteksi mana yang paling kuat di
dalam diri Anda :
- Acting
Ability (akting / gerakan)
- Adventuresomeness
(kepetualangan)
- Aesthetic
perceptiveness (estitika)
- Artistic
Talent (artistik)
- Athletic
prowess (ke-atlit-an)
- Common
sense (pengetahuan umum)
- Compassion
(peduli orang lain, mudah tersentuh)
- Courage (keberanian)
- Creativity
(kreativitas)
- Emotional
maturity (kematangan emosi)
- Excellent
memory (kehebatan menyimpan data / menghafal)
- Imagination
(imajinasi)
- Inquiring
mind (keingintahuan)
- Intuition
(intuisi)
- Inventiveness
(daya cipta, penemuan)
- Knowledge
of a given subject (Pengetahuan spesifik)
- Leadership
abilities (kepemimpinan)
- Literary
aptitude (bakat kesastraan)
- Logical-reasoning
ability (kemampuan berlogika)
- Manual
dexterity (ketangkasan manual / ketrampilan tangan)
- Mathematical
ability (kemampuan matematis)
- Mechanical
know-how (penguasaan mekanis)
- Moral
character (karakter moral)
- Musicality
(permusikan)
- Passionate
interest in a specific topic (kegairahan mengikuti / mendalami topik
tertentu)
- Patience
(kesabaran)
- Persistence
(ketangguhan)
- Physical
coordination (kerapian fisik)
- Political
astuteness (kelihaian berpolitik)
- Problem-solving
capacity (kemampuan menghadapi masalah)
- Reflectiveness
(kemampuan merefleksikan)
- Resourcefulness
(kepandaian mengatasi masalah)
- Self-discipline
(disiplin-diri)
- Sense
of humor (naluri melucu)
- Social
savvy (pemahaman sosial)
- Spiritual
sensibility (ketajaman spiritual)
- Strong
will (kemauan keras)
- Verbal
ability (kemampuan mengungkapkan secara verbal)
Jenis-Jenis Bakat
Menurut Rahayu (2), ada dua jenis bakat, yaitu diantaranya:
Bakat
umum, merupakan kemampuan yang berupa potensi dasar yang bersifat umum,
artinya setiap orang memiliki.
Bakat
khusus, merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus, artinya tidak
semua orang memiliki misalnya bakat seni, memimpin, berceramah, olahraga. Bakat
khusus ini terbagi lagi menjadi beberapa macam, diantaranya:
· Bakat
Verbal, yaitu bakat tentang konsep-konsep yang diungkapkan dalam bentuk
kata-kata.
· Bakat
Numerikal, yaitu bakat tentang konsep-konsep dalam bentuk angka.
· Bakat bahasa (linguistik), yaitu bakat tentang penalaran analitis bahasa (ahli sastra) misalnya untuk
jurnalistik, stenografi, penyiaran, editing, hukum,
pramuniaga dan lain-lainnya.
· Bakat
kecepatan, ketelitian, klerikal, yaitu bakat tentang tugas tulis menulis,
ramu-meramu untuk laboratorium, kantor dan dalam kerohanian.
· Bakat
Relasi Ruang (spasial), yaitu bakat untuk mengamati, menceritakan pola dua
dimensi atau berpikir dalam 3 dimensi. Mempunyai kepekaan yang tajam terhadap
detail visual dan dapat menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau
membuat sketsa ide secara jelas, serta dengan mudah menyesuaikan orientasi
dalam ruang tiga dimensi.
· Bakat
Mekanik, yaitu bakat tentang prinsip-prinsip umum IPA, tata kerja mesin,
perkakas dan alat-alat lainnya.
· Bakat
Abstrak, yaitu bakat yang bukan kata maupun angka tetapi berbentuk pola,
rancangan, diagram, ukuran-ukuran, bentuk-bentuk dan posisi-posisinya.
· Bakat
Skolastik, yaitu kombinasi kata-kata (logika) dan angka-angka. (Termasuk
didalamnya kemampuan dalam penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola
sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola
numerik, pandangan hidupnya umumnya bersifat rasional).
Antara potensial & Aktual
Untuk meng-aktual-kan energi potensial
itu dibutuhkan pembangkit, pengolahan atau pendeknya bisa disebut proses
aktualisasi. Proses aktualisasi seperti
apa saja yang bisa kita lakukan? Berdasarkan temuan ilmiyah para ahli atau juga pengalaman orang lain yang sudah menemukannya
:
1.
Hasrat sejati (inner calling)
Di sini yang perlu kita lakukan adalah menemukan
keinginan-keinginan yang selalu mendorong kita untuk meraihnya atau
melakukannya. Konon, di setiap diri manusia sudah dipasang semacam stasiun
radio yang selalu menyuarakan dorongan kepada kita untuk melakukan sesuatu yang
sifatnya sangat spesifik. Inilah yang disebut hasrat sejati – yaitu sebuah
hasrat yang terus menggelora di dalam diri kita. Supaya hasrat sejati itu
teratur dan tersalurkan, cobalah merumuskan dan memperjuangkan tujuan hidup
yang sudah kita buat berdasarkan kemampuan kita hari ini. Kesimpulan Mary Lou
Retton mengatakan,“Setiap orang memiliki bara api yang menyala-nyala di dalam
hatinya untuk meraih sesuatu. Tujuan hidup adalah alat untuk menemukannya dan
menjaganya supaya tetap menyala.”
2.
Pembuktian diri
Membuktikan diri artinya kita memunculkan ide, gagasan atau
keinginan lalu kita memperjuangkannya sampai berhasil. Agar kita tidak terlalu
sering gagal, pilihlah yang kira-kira bisa kita lakukan dengan kapasitas yang kita
miliki hari ini. Semakin banyak yang bisa kita realisasikan, semakin tahu di mana sebetulnya keunggulan dan kelemahan
kita. “Selama Anda belum bisa melihat hasil karya Anda, selama itu pula Anda
belum tahu kemampuan Anda”, pengalaman Martine Grime. Biasanya, selama kita
belum bisa membuktikan apa yang sanggup kita lakukan (menghasilkan kreasi atau
karya), penilaian kita tentang kemampuan kita masih belum akurat. Terkadang
kita hanya merasa mampu padahal belum tentu kita memiliki kemampuan. Pembuktian
adalah jalan untuk mengetahui apakah kita sudah memiliki kemampuan atau baru
merasa mampu.
3.
Perbandingan positif
Ini juga bisa kita lakukan. Tehniknya, kita dapat membuat perbandingan antara kita dengan orang lain. Orang lain itu bagaikan cermin buat kita. Mengetahui di mana keunggulan dan kelemahannya, biasanya akan menunjukkan di mana keunggulan dan kelemahan kita. Tehnik melihat dan melakukan sesuatu dengan orang lain (bersinergi atau bekerja sama) inilah yang pernah dilakukan Bruce Lee. Cuma ada satu yang perlu dicatat. Model perbandingan yang kita butuhkan adalah perbandingan positif. Maksudnya, kita membandingkan diri kita dengan orang lain, bukan untuk tujuan yang macam-macam, tetapi murni untuk memperbaiki diri.
4. Pengasahan (Practicing)
Konon, sekitar tahun 1998, tim ahli dari Universitas Exter di
Amerika pernah melakukan studi terhadap kehidupan orang-orang berprestasi,
seperti Mozart, Picasco, dan macam-macam. Hasilnya, mereka merekomendasikan
kepada umat manusia untuk membuang mitos yang selama ini diyakini. Mitos
seperti apa yang biasa kita yakini? Kita sering meyakini bahwa orang-orang
berprestasi tinggi itu meraih prestasinya karena Tuhan “mengistimewakan” mereka
dengan bakat yang dimiliki sementara kita bukan seperti mereka.
Mengapa keyakinan semacam ini disebut mitos? Telaah di lapangan
menyimpulkan, ternyata bukan karena
bakat semata yang membuat mereka berhasil. Memang benar, mereka meraih prestasi
tinggi karena punya bakat, ada peluang, ada dukungan dan ada pelatihan, tetapi
faktor yang paling banyak mendukung keberhasilan mereka adalah “practicing”
atau mengasah bakat, keunggulan atau kelebihan alamiah yang melekat pada
dirinya.
“Orang selalu berkata kepada saya bahwa bakat
saya dan kejelian saya yang menjadi alasan kesuksesan saya. Mereka tidak pernah
berkata tentang praktek, praktek, dan praktek yang saya jalankan.” (Ted
Williams, 1918)
5.
Penempatan / penyaluran
Tidak semua keunggulan alamiah itu berada di lokasi yang sangat
jauh dari kita sehingga kita perlu mencarinya setengah mati. Ada kalanya bisa
muncul dari hobi, kegemaran-kegemaran kecil, kegiatan tertentu yang kita
lakukan tanpa beban seperti orang main-main atau dari hal-hal yang sangat dekat
dengan kebiasaan kita sehari-hari. Di sini yang dibutuhkan adalah menyalurkan
atau menempatkannya pada saluran atau bidang-bidang yang kira-kira
menguntungkan kita lalu kita perbaiki dan kita kembangkan.
Sebagai tambahan, saya ingin mengutip hasil telaah dua orang pakar
dari dunia yang berbeda. Mudah-mudahan ini juga bisa kita jadikan referensi.
Pertama, dari seorang konsultan olahraga yang banyak menggeluti kehidupan
atlet, Marie Dalloway, Ph.D, (2000-2004). Ia mensyaratkan adanya lima hal
mendasar bagi seorang atlet untuk mengaktualkan bakat potensialnya, seperti
berikut: