KONSEP DASAR
PENELITIAN
Pengertian
Penelitian dapat didefinisikan sebagai upaya
mencari jawaban yang benar atas suatu masalah berdasarkan logika dan didukung
oleh fakta empirik. Dapat pula dikatakan bahwa penelitian adalah kegiatan yang dilakukan
secara sistematis melalui proses pengumpulan data, pengolah data, serta menarik
kesimpulan berdasarkan data menggunakan metode dan teknik tertentu. Pengertian
tersebut di atas menyiratkan bahwa penelitian adalah langkah sistematis dalam
upaya memecahkan masalah. Penelitian merupakan penelaahan terkendali yang
mengandung dua hal pokok yaitu logika berpikir dan data atau informasi yang
dikumpulkan secara empiris (Sudjana, 2001). Logika berpikir tampak dalam
langkah-langkah sistematis mulai dari pengumpulan, pengolahan, analisis,
penafsiran dan pengujian data sampai diperolehnya suatau kesimpulan. Informasi
dikatakan empiris jika sumber data mengambarkan fakta yang terjadi bukan
sekedar pemikiran atau rekayasa peneliti. Penelitian menggabungkan cara berpikir
rasional yang didasari oleh logika/penalaran dan cara berpikir empiris yang
didasari oleh fakta/ realita.
Berdasarkan
pengertian di atas, maka penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai proses
yang sistematis untuk memperoleh pengetahuan (to discover knowledge) dan
pemecahan masalah (problem solving) pendidikan melalui metode ilmiah,
baik dalam pengumpulan maupun analisis datanya, serta membuat rumusan
generalisasi berdasarkan penafsiran data tersebut. Yang dimaksud dengan metode
ilmiah di sini adalah metode yang menggunakan prinsip-prinsip science,
yaitu sistematis, empiris dan objektif.
Untuk mendapatkan kebenaran ilmiah,
penelitian harus mengandung unsur keilmuan dalam aktivitasnya. Penelitian yang
dilaksanakan secara ilmiah berarti kegiatan penelitian didasarkan pada
karakeristik keilmuan yaitu:
1.
Rasional:
penyelidikan ilmiah adalah sesuatu yang masuk akal dan terjangkau oleh
penalaran manusia.
2.
Empiris:
menggunakan cara-cara tertentu yang dapat diamati orang lain dengan menggunakan
panca indera manusia.
3.
Sistematis:
menggunakan proses dengan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Penelitian dikatakan tidak ilmiah jika tidak
menggunakan penalaran logis, tetapi menggunakan prinsip kebetulan, coba-coba,
spekulasi. Cara-cara seperti ini tidak tepat digunakan untuk pengembangan suatu
profesi ataupun keilmuan tertentu. Suatu penelitian dikatakan baik (dalam arti
ilmiah) jika mengikuti cara-cara yang telah ditentukan serta dilaksanakan
dengan adanya unsur kesengajaan bukan secara kebetulan. Dalam keseharian sering
ditemukan konsep-konsep yang kurang tepat dalam memaknai penelitian antara
lain:
1.
Penelitian
bukan sekedar kegiatan mengumpulkan data atau informasi.
2.
Penelitian
bukan hanya sekedar memindahkan fakta dari suatu tempat ke tempat lain.
Untuk
memecahkan masalah dapat juga dilakukan Pendekatan non-ilmiah, yaitu menggunakan
cara-cara :
a) dogmatis,
berdasarkan kepercayaan atau keyakinan tertentu;
b) intuitif,
berdasarkan pengetahuan yang diperoleh secara tidak disadari atau tidak
dipikirkan terlebh dahulu;
c) spekulatif,
coba-coba, atau trial and error, cara terkaan, untung-untungan, yang
temuannya bersifat kebetulan; dan
d) otoritas
ilmiah, yaitu berdasarkan pendapat atau pemikiran logis para ahli dalam bidang
tertentu.
Karakteristik
Penelitian
1)
Penelitian merupakan Proses yang Sistematik
Hal
ini dapat dilihat dari keteraturan, keruntunan dan keterkaitan antara komponen
yang satu dengan yang lainnya. Keteraturan seperti dalam penemuan masalah,
penyusunan rancangan penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, dan
penafsiran data.
2)
Penelitian Bersifat Logis
Dalam
penelitian dituntut prosedur pembuatan kesimpulan yang cermat. Untuk itu diperlukan
kemampuan logika yang memadai.
3)
Penelitian Bersifat Empirik
Penelitian
harus didasarkan kepada data (fenomena atau peristiwa) empirik, yang dapat
diamati (observeable).
4)
Penelitian Bersifat Reduktif
Untuk
mengambil generalisasi, dalam penelitian perlu dilakukan reduksi ciri-ciri
khusus dari fakta atau hal-hal yang bersifat individual menjadi yang bersifat
umum. Reduksi diartikan juga sebagai proses menterjemahkan kenyataan ke dalam
konsep.
5)
Penelitian Bersifat Replikatif (dapat diulangi) dan Transmitable (dapat
dialihkan) Hasil penelitian, pada umumnya dicatat
secara lengkap, baik masalah, prosedur, maupun hasilnya. Oleh karena itu,
penelitian dapat dikaji ulang, baik oleh peneliti yang sama maupun oleh
peneliti yang lain.
6)
Penelitian Bersifat Objetif
Maksudnya
adalah bahwa peneliti harus berusaha menghilangkan pengaruh subjektif
(prasangka, atau emosi pribadi) dalam mengambil kesimpulan atau generalisasi.
Jenis-Jenis
Penelitian
Berdasarkan
sifat-sifat masalahnya, rancangan penelitian dibagi menjadi : (Dirjen Pendidikan Tinggi)
a. Penelitian
Historis (Historical Research)
Penelitian
histories adalah penelitian yang mengaplikasikan metode pemecahan ilmiah dari
perspektif histories suatu masalah. Dapat diartikan juga sebagai proes
pengumpulan dan penafsiran data (berupa benda, peristiwa, atau tulisan) yang
timbul di masa lampau, untuk menemukan generalisasi yang berguna untuk memahami
kenyataan-kenyataan sejarah masa lampau, situasi sekarang, dan meramalkan
perkembangan situasi yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk membuat
rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif, dengan cara
mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi, dan mensintesiskan bukti-bukti untuk
menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan atau generalisasi yang kuat.
Penelitian ini mempunyai ciri-ciri
tertentu, diantaranya sebagai berikut:
a.
Data
yang dikumpulkan tidak hanya primer (yang diperoleh dari sumber primer, yaitu
hasil observasi, atau wawancara peneliti sendiri) tetapi juga sekunder
(diperoleh dari sumber sekunder, yaitu hasil observasi orang lain).
b.
Untuk
menentukan bobot data, dilakukan dua macam kritik, yaitu (1) eksternal:
meneliti keaslian atau authenticity data, dan (2) internal: meneliti keakuratan
atau kebenaran data. Kritik internal ini menguji motif, kejujuran dan
keterbatasan si penulis yang mungkin melebih-lebihkan, mengurangi,atau
memalsukan data.
Contoh
: Penelitian mengenai rusaknya candi sewu di Prambanan
b. Penelitian
Deskriptif
Penelitian
deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode penelitian yang
ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada
saat ini atau saat yang lampau. Penelitian deskriptif, bisa mendeskripsikan sesuatu
keadaan saja, tetapi bisa juga mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahapan
perkembangannya. Penelitian demikian disebut penelitian perkembangan (developmental studies). Dalam
penelitian perkembangan ada yang bersifat longitudinal atau sepanjang
waktu, dan ada yang bersifat cross sectional
atau dalam potongan waktu. Penelitian longitudinal dalam perkembangan kemampuan
berbahasa, meneliti perkembangan tersebut dimulai dari masa bayi sampai dengan adolesen. Dalam
penelitian cross sectional, meneliti perkembangan kemampuan berbahasa
pada masing-masing tahap umpamanya masa:
bayi, anak kecil, anak sekolah, remaja, dan adolesen dilakukan secara bersamaan.
Penelitian
deskriptif dapat diartikan sebagai penelitian yang memusatkan perhatiannya
terhadap masalah-masalah aktual melalui proses pengumpulan, penyusunan atau
pengklasifikasikan, pengolahan, dan penafsiran data.
Ciri-Ciri
penelitian ini yaitu:
a.
Memusatkan
diri pada pemecahan masalah yang aktual, masa sekarang, atau yang sedang
terjadi.
b. Data yang
terkumpul kemudian disusun, dianalisis, dan ditafsirkan.
Jenis-Jenis
penelitian ini
a. Survey
Survey
merupakan cara pengumpulan data atau informasi dari sejumlah unit atau individu
yang cukup besar dalam jangka waktu bersamaan. Masalah atau bidang yang sering
diteliti dengan survey adalah bidang kemasyarakatan (survey sosial),
bidang pendidikan (survey pendidikan), bidang perusahaan (survey
pasaran dan produksi), bidang komunikasi (survey pendapat umum), bidang
politik (survey kepartaian dan pemilihan umum), dan bidang kesehatan (survey
kesehatan). Teknik pengumpulan data yang sering digunakan dalam metode
survey adalah angket dan wawancara.
Contoh : Penelitian mengenai
tingkat kesejahteraan masyarakat di pedesaan, penelitian mengenai kualitas
tingkat pendidikan di pedesaan.
b. Studi Kasus
Penelitian
ini memusatkan perhatiannya pada suatu kasus secara intensif dan mendetail.
Subjek yang diteliti terdiri dari satu unit atau satu kesatuan unit (seorang, satu keluarga, satu daerah, satu
lembaga, satu kelompok, satu peristiwa, dan hal-hal lain yang dipandang sebagai
satu kesatuan). Karena data yang dikumpulkan bersifat multi aspek, maka teknik
pengumpul data yang digunakan bisa beragam, seperti wawancara, observasi, studi
dokumentasi, dan autobiografi (apabila kasusnya seseorang atau sekelompok kecil
orang).
c. Studi Komparatif
Penelitian
diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok ada
perbedaan dalam aspek atau variabel yang diteliti. Dalam penelitian inipun
tidak ada pengontrolan variabel, maupun manipulasi/perlakuan dari peneliti.
Penelitian dilakukan secara alamiah, peneliti mengumpulkan data dengan
menggunakan instrumen yang bersifat mengukur. Hasilnya dianalisis secara
statistik untuk mencari perbedaan di antara variabel-variabel yang diteliti. Penelitian
komparatif juga dapat memberikan hasil yang dapat dipercaya, selain karena
menggunakan instrumen yang sudah diuji, juga karena kelompokkelompok yang dibandingkan
memiliki karakteristik yang sama atau hampir sama.
Penelitian
ini berusaha mengkaji atau memahami gambaran tentang suatu gejala dari gua
kelompok atau dua tempat tertentu. Contohnya membandingkan faktor penyebab
timbulnya kejahatan (kriminalitas) antara satu kota dengan kota lainnya. Teknik
pengumpulan data yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah angket,
wawancara, dan studi dokumentasi.
c.
Penelitian Perkembangan
Metode penelitian
dan pengembangan (Research and Development/R&D) ada yang
memasukkannya ke dalam pendekatan penelitian kuantitatif noneksperimental dan
sebagai metode penelitian eksperimental.
Penelitian dan pengembangan (Research and Development) ini berawal dari industry-base
development model, yang digunakan sebagai prosedur untuk merancang dan mengembangkan
suatu produk baru yang berkualitas. Dalam pengembangan pendidikan kadang-kadang
disebut research base development muncul sebagai strategi yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Lebih khusus dikemukakan bahwa dalam
bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan yang disingkat R & D
adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk
pendidikan serta menemukan pengetahuan-pengetahuan baru melalui “base
research” (Borg dan Gall, 2003: 569-570) dan bertujuan memberikan
perubahan-perubahan pendidikan guna meningkatkan dampak-dampak positif yang
potensial dari temuan-temuan penelitian dalam memecahkan permasalahan
pendidikan dan digunakan untuk meningkatkan kenerja praktik-praktik pendidikan,
antara lain melaui pembelajaran dalam bentuk penelitian.
Dalam bidang pendidikan, metode R & D
ini dapat digunakan untuk mengembangkan buku, modul, media pembelajaran, instrumen
evaluasi, model-model kurikulum, pembelajaran, evaluasi, bimbingan, manajemen,
pembinaan staf, dan lain-lain. Kegiatan pengembangan dilakukan melalui
beberapa kali uji coba, dengan sampel terbatas dan sampel ebih luas. Pengujian
produk dilakukan dengan mengadakan eksperimen.
a.
Tujuan penelitian: untuk menyelidiki pola dan urutan pertumbuhan dan/atau perubahan sebagai
fungsi waktu.
b.
Contoh-Contoh penelitian
·
Studi-studi
longitudinal mengenai pertumbuhan yang secara langsung mengukur sifat dan laju
perubahan-perubahan pada sampel anak yang sama pada tingkat perkembangan yang berbeda.
·
Studi
cross-sectional mengenai pertumbuhan yang secara tidak langsung mengukur
sifat dan laju perubahan
yang sama dengan
meneliti sejumlah anak
yang berbeda sebagai sampel yang
mewakili tingkat usia.
·
Studi-studi kecenderungan yang
bertujuan untuk menentukan pola-pola perubahan dimasa lampau
agar dapat meramalkan pola-pola dan kondisi-kondisi perubahan di masa yang akan
datang.
c.
Beberapa karakteristik
·
Memfokuskan pada
studi mengenai variabel-variabel dan
perkembangannya selama beberapa
bulan atau tahun. Penelitian ini menanyakan “ Apakah pola-pola
pertumbuhan, lajunya, arahnya, urutannya, dan faktor-faktor yang saling
terkait mempengaruhi sifat-sifat perkembangan itu?.
·
Masalah
sampel pada metode longitudinal adalah kompleks dengan terbatasnya
jumlah subyek yang dapat
diikuti dalam waktu tahunan;
faktor - faktor yang cenderung menyebabkan terjadinya bias pada
metode longitudinal. Apabila perlakuan mengenaiatrisi tersebut dihilangkan
melalui pemilihan sampel dari suatu populasi yang stabil, hal ini berarti
memasukkan bias-bias yang tak dikenal yang berkaitan dengan populasi tersebut. Lebih jauh lagi, sekali dimulai, studi
longitudinal tidak memungkinkan diadakan perbaikan dalam hal-hal yang bersifat
teknis tanpa kehilangan kontinuitas prosedur metode tersebut. Akhirnya, metode
ini memerlukan kontinuitas dukungan pimpinan dan biaya untuk periode yang cukup
lama, dan biasanya universitas atau yayasan
yang dapat memelihara keperluan tersebut.
·
Studi
cross-sectional
biasanya meliputi subyek yang lebih banyak, akan tetapi mencandra faktor pertumbuhan
yang lebih sedikit dibandingkan dengan studi longitudinal. Meskipun studi
longitudinal merupakan metode yang langsung mempelajari perkembangan manusia,
pendekatan cross-sectional tidak terlalu mahal dan lebih cepat karena kurun waktu
yang lama diganti dengan sampling dari kelompok umur yang berbeda. Sampling dari
metode cross-sectional cukup kompleks karena anak-anak yang sama tidak tidak terlibat
dalam setiap taraf usia dan tidak dapat dibandingkan satu sama lain. Untuk membuat
generalisasi pola-pola perkembangan instrinsik dari sampel- sampel anak seperti
ini mengandung risiko akan menngaburkan
perbedaan-perbedaan antar kelompok yang timbul dari proses
sampling.
·
Studi-studi
kecenderungan memiliki kelemahan bahwa
faktor-faktor yang tidak
dapat diramalkan mungkin masuk dan memodifikasi atau membat
kecenderungan yang didasarkan masa lampau menjadi tidak sah. Pada umumnya
prediksi untuk waktu yang lama adalah perkiraan pendidikan (educated guess),
sementara prediksi untuk waktu yang pendek lebih reliabel dan valid.
d.
Langkah-Langkah pokok
·
Definisikan
masalahnya atau nyatakan tujuan-tujuannya.
·
Lakukan
telaah kepustakaan untuk menentukan garis dasar informasi yang ada dan membandingkan
metodologi-metodologi penelitian termasuk instrumen-instrumen yang dapat
digunakan dan teknik-teknik pengumpulan data.
·
Rancangkan
cara pendekatan
·
Kumpulkan
data
·
Evaluasi
data dan susun laporkan hasilnya.
d. Penelitian
Studi Kasus dan Lapangan
a.
Tujuan penelitian: Untuk mempelajari secara intensif
mengenai latar belakang,
keadaan sekarang, dan interaksi
lingkungan suatu unit
sosial: individu, kelompok, isntitusi, atau masyarakat.
b.
Contoh-Contoh penelitian
·
Studi-studi
Piaget tentang perkembangan kognitif pada anak-anak.
·
Studi
secara mendalam pada seorang murid
yang mengalami ketidakmampuan belajar oleh seorang ahli
psikologi atau studi terhadap seorang siswa yang dalam masa hukuman percobaan oleh pekerja sosial.
·
Studi secara
intensif tentang budaya
“kota dalam” dan kondisi
kehidupan di dalam lingkungan kota
metropolitan.
c.
Beberapa karakteristik
·
Studi kasus
merupakan penyelidikan yang
mendalam pada suatu
unit sosial yang menghasilkan suatu gambaran yang lengkap, dan
terorganisasi dengan baik
mengenai unit tersebut.
Tergantung pada tujuan, lingkup studi ini dapat mencakup keseluruhan siklus
hidup atau atau hanya bagian-bagian tertentu, studi ini dapat hanya terfokus
pada faktor-faktor yang spesifik saja atau dapat juga mengambil keseluruhan
dari unsur dan peristiwa.
·
Dibandingkan
dengan studi survey yang cenderung menguji sejumlah kecil variabel pada unit
sample yang besar, studi kasus ini menguji jumlah unit kecil dengan variabel-variabel dan
kondisi-kondisi yang besar.
d.
Keungulan-keunggulan
·
Studi-studi kasus terutama sangat bermanfaat
sebagai latar belakang
informasi untuk perencanaan penelitian utama di dalam social sciences.
Karena dilakukan secara intensif, studi
ini memberikan penjelasan terhadap
variabel-variabel penting, proses-proses, dan interaksi-interaksi
yang memerlukan perhatian lebih intensif.
·
Data
studi kasus melengkapi contoh-contoh yang
berguna untuk mengilustrasikan penemuan-penemuan yang digeneralisasikan
secara statistik.
e.
Kelemahan-kelemahan
·
Karena fokusnya
yang sempit terhadap
unit-unit yang kecil, studi-studi kasus dibatasi dalam kerepresentatifannya.
Studi ini tidak memungkinkan generalisasi terhadap populasi sampai ada
penelitian lanjutan yang melengkapi studi tersebut yang memfokuskan pada hipotesis-hipotesis
spesifik dan menggunakan metode sampling yang layak.
·
Studi-studi
kasus terutama diwarnai oleh sifat keberatsebelahan subyektif.
Kasus itu sendiri mungkin
dipilih karena sifat dramatiknya daripada sifatnya, cirinya, atau karena cocok dengan konsep
peneliti sebelumnya. Selama peneliti menempatkan data pada satu konteks
tertentu daripada konteks yang lain, maka penafsiran subyektif akan mempengaruhi
hasilnya.
f.
Langkah-Langkah pokok
·
Nyatakan
tujuan-tujuannya. Apa yang
menjadi unit-unit studi
dan karakteristik-karakteristiknya, hubungan-hubungannya, dan
proses-proses yang akan
mengarahkan penyelidikan.
·
Rancangkan
cara pendekatannya. Bagaimana unit-unit tersebut akan dipilih? Apakah sumber
data dapat digunakan? Metode apa yang akan digunakan untuk mengumpulkan data?
·
Kumpulkan
data
·
Organisasikan
informasi untuk menyusun rekonstruksi unit studi yang koheren,dan terintergrasi
dengan baik.
·
Laporkan
hasilnya dan diskusikan signifikasinya
e. Penelitian Korelasional (Correlational
Research)
Penelitian
ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel-variabel
lain. Hubungan antara satu dengan beberapa variabel lain dinyatakan dengan
besarnya koefisien korelasi dan keberartian (signifikansi) secara statistik.
Adanya korelasi antara dua variabel atau lebih, tidak berarti adanya pengaruh atau
hubungan sebab-akibat dari suatu variabel terhadap variabel lainnya. Korelasi
positif berarti nilai yang tinggi dalam suatu variabel berhubungan dengan nilai
yang tinggi pada variabel lainnya. Korelasi negatif berarti nilai yang tinggi
dalam satu variabel berhubungan dengan nilai yang rendah dalam variabel lain.
a.
Tujuan penelitian: Untuk menyelidiki besarnya korelasi antara variasi-variasi dalam suatu faktor
dengan variasi-variasi dalam satu atau lebih faktor lainnya berdasarkan pada
koefisien korelasi.
b.
Contoh-Contoh penelitian
·
Studi
yang menyelidiki hubungan antara motivasi dengan hasil belajar siswa di Sekolah
Menengah
·
Studi
analisis faktor pada beberapa tes kepribadian
·
Studi
untuk meramalkan keberhasilan belajar di sekolah berdasarkan tes bakat
c.
Beberapa karakteristik
·
Sangat
cocok digunakan apabila variabel-variabel yang diteliti
sangat kompleks dan/atau peneliti tidak
memungkinkan melakukan penelitian
dengan metode eksperimental
dan pengontrolan terhadap manipulasi data
·
Memungkinkan
pengukuran secara simultan beberapa variabel dan saling
hubungannya dalam keaadaan yang realistis
·
Hasil
penelitian ini merupakan derajat saling hubungan dari pada menanyakan
ada tidaknya pengaruh, seperti yang dikemukakan oleh rancanga penelitian
eksperimental: “Apakah ada pengaruhnya atau tidak?”
d.
Keterbatasan-keterbatasan
penelitian korelasional adalah seb agai berikut:
·
Hanya mengidentifikasi apa sejalan dengan apa,
penelitian ini tidak perlu mengidentifikas saling hubungan yang bersifat sebab akibat.
·
Metode
ini kurang tertib dan ketat apabila dibandingkan dengan pendekatan eksperimental karena kurang melakukan kontrol terhadap variabel-variabel bebasnya.
·
Metode
ini cenderung akan mengidentifikasi pola hubungan yang semu yang kurang reliabel dan valid.
·
Pola
saling hubungan sering tidak menentu dan kabur
·
Metode
ini dalam penelitian sering memberikan rangsangan penggunaannya semacam pendekatan
“shot gun”, yaitu memasukkan data
tanpa pandang bulu dari sumber yang beragam dan
memberikan interpretasi yang bermakna atau yang berguna.
e.
Langkah-Langkah pokok
·
Definisikan
masalah
·
Lakukan
penelaahan kepustakan
·
Rancangkan
pendekatan
-
Identifikasi
variable-variabel-variabel yang relevan.
-
Pilihlah
subyek yang memadai/layak.
-
Pilihlah
atau kembangkan instrumen yang sesuai
-
Pilihlah
pendekatan korelasional yang sesuai
dengan permasalahan.
·
Kumpulkan
data
·
Analisis
data dan interpretasikan hasilnya
·
Tuliskan
laporan
f. Penelitian Kausal-Komparatif
(Causal-Comparative Research)
a.
Tujuan penelitian: Untuk menyelidiki
kemungkinan hubungan sebab
akibat melalui pengamatan
terhadap akibat yang telah ada dan meneliti kembali faktor-faktor penyebab dari sumber
yang dapat dipercaya.
Hal ini sangat kontras dengan
metode eksperimental yang mengumpulkan data
melalui pengontrolan kondisi-kondisi pada
waktu itu (penelitian berlangsung).
b.
Contoh-Contoh penelitian
·
Penelitian
di suatu sekolah untuk mencari
faktor-faktor yang menyebabkan
prestasi lulusannya selalu lebih baik dibandingkan dengan
sekolah-sekolah lainnya.
·
Penelitian
untuk
mengetahui penyebab kurang
termotivasinya siswa dalam mengikuti mata pelajaran tertentu.
·
Penelitian untuk
menentukan ciri-ciri guru yang
efektif dengan menggunakan data yang berupa catatan mengenai sejarah pekerjaan selengkap mungkin.
·
Mencari
pola tingkah laku dan prestasi belajar yang terkait dengan perbedaan umur pada waktu masuk sekolah, dengan cara menggunakan
data deskriptif mengenai tingkah
laku dan skor tes prestasi belajar yang terkumpul sampai anak-anak yang
bersangkutan kelas enam Sekolah
Dasar.
c.
Beberapa karakteristik
Penelitian kausal-komparatif bersifat”ex
post facto”, yang berarti data
yang dikumpulkan setelah semua
peristiwa yang dipermasalahkan terjadi. Peneliti kemudian mencari satu atau lebih pengaruh-pengaruh
(tergantung variabel-variabel) menguji
data dengan
menelusuri kembali masa yang telah lalu, untuk mencari sebab-sebab, saling hubungan, dan
maknanya.
d.
Keungulan-keunggulan
a)
Metode
kausal-komparatif layak digunakan
untuk berbagai keadaan
apabila metode eksperimental yang
lebih kuat tidak memungkinkan untuk dilakukan:
·
Apabila penelitian
tidak mungkin memilih,
mengontrol, dan memanipulasi
faktor-faktor yang penting untuk mempelajari hubungan sebab akibat
secara langsung.
·
Apabila
pengontrolan terhadap seluruh variabel kecuali satu variabel bebas sangat tidak realistis dan
dibuat-buat, mencegah interaksi
secara normal dengan
variabel-variabel lain yang berpengaruh.
·
Apabila
pengontrolan laboratorium untuk beberapa tujuan penelitian tidak praktis, mahal,
atau secara etika dipertanyakan
b)
Hasilnya
dapat bermanfaat sebagai informasi yang
berkenaan dengan sifat-sifat gejala: apa sejalan dengan
apa, dengan kondisi apa, dalam perurutan dan
pola yang bagaimana, dan semacamnya.
c)
Perbaikan-perbaikan
dalam hal teknik, metode statistik, dan rancangan-rancangan dengan kontrol
parsial, pada akhir-akhir ini telah membuat studi ini lebih dipertahankan.
e. Kelemahan-kelemahan
·
Kelemahan utama
dari rancangan ex post facto adalah
tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas. Dalam batas-batas
pemilihan, peneliti harus mengambil fakta yang ditemukannya tan ada kesempatan
untuk menyusunnya kondisi-kondisi atau memanipulasi variable-variabel yang
mempengaruhinya di tempat kejadian. Untuk memperoleh kesimpulan yang baik,
peneliti harus mempertimbangkan seluruh penyebab yang memungkinakan atau
hipotesis saingan yang dapat dipercaya yang mungkin mempengarudi hasil-hasil
yang dicapai. Sejauh peneliti dapat secara sukses memberikan mempengarudi
hasil-hasil yang dicapai. Sejauh peneliti dapat secara sukses memberikan pertimbangan
kesimpulannya terhadap alternatif lain, dia dalam posisi yang relatif
kuat.
·
Kesulitan untuk
memperoleh kepastian bahwa
faktor-faktor penyebab telah benar-benar tercakup di antara banyak faktor yang
sedang ditelitinya.
·
Komplikasi
bahwa faktor penyebab tidak hanya
satu akan tetapi merupakan
kombinasi dan interaksi dari beberapa faktor secara bersama-sama di bawah
kondisi tertentu menghasilkan suatu outcome
·
Suatu
gejala yang dihasilkan dapat tidak hanya
dari penyebab-penyebab ganda, akan tetapi juga dapat berasal dari satu
penyebab dalam satu kejadian tertentu dan dari penyebab lain dalam kejadian
yang lain.
·
Apabila
hubungan antara dua variabel
ditemukan, sulit untuk
menentukan mana yang merupakan
penyebab dan mana yang merupakan akibat.
·
Kenyataan
bahwa
dua atau lebih faktor-faktor saling berhubungan tidak harus memberikan implikasi hubungan
sebab akibat. Keseluruhannya semata-mata hanyalah merupakan faktor tambahan
yang tidak diketahui dan diamati.
·
Pengelompokan subyek
ke dalam kelompok
dikotom (seperti: yang berhasil dan tidak berhasil), untuk tujuan
perbandingan, menimbulkan permasalahan karena katagori tersebut bersifat kabur,
bervariasi, dan tidak mantap. Penelitian yang demikian sering tidak menghasilkan
penemuan yang bermanfaat.
·
Studi komparatif
dalam keadaan alami
tidak memungkinkan pemilihan
subyek yang terkontrol. Menempatkan kelompok yang telah ada dengan hal-hal yang
sama untuk seluruh hal sangat sulit, kecuali untuk menghadapkannya pada satu variable.
f. Langkah-Langkah
pokok
1) Definisikan permasalahannya.
2) Lakukan telaan kepustakaan.
3) Nyatakan/rumuskan hipotesis-hipotesis.
4) Tuliskan asumsi-asumsi yang mendasari hipotesis dan langkah-langkah yangakan
dilakukan.
5) Rencanakan pendekatan
6) Validasi teknik untuk pengumpulan data.
7) Kumpulkan data.
8) Deskripsikan, analisis, dan interpretasikan
hasil yang diperoleh dengan jelas dan istilah-istilah yang tepat.
9) Rencanakan pendekatan.
10) Susunlan laporannya.
g.
Penelitian
Eksperimen Sebenarnya (True Experimental Research)
Eksperimen murni (true
experimental) sesuai dengan namanya merupakanmetode eksperimen yang paling
mengikuti prosedur dan memenuhi
syarat-syarat eksperimen. Prosedur dan syarat-syarat tersebut, terutama
berkenaan dengan pengontrolan variabel, kelompok kontrol, pemberian perlakuan
atau manipulasi kegiatan serta pengujian hasil. Dalam eksperimen murni, kecuali
variabel independen yang akan diuji pengaruhnya terhadap variabel dependen,
semua variabel dikontrol atau disamakan karakteristiknya (dicari yang sama).
Pada kelompok eksperimen (variabel yang akan diuji akibatnya) diberi perlakuan khusus.
Sedang pada kelompok kontrol diberi perlakuan lain, atau perlakuan yang biasa
dilakukan, yang akan dibandingkan hasilnya dengan perlakuan eksperimen. Dalam
eksperimen murni (demikian juga dengan bentuk eksperimen lainnya) pengujian
atau pengukuran (tes) dilakukan dengan menggunakan instrumen atau tes baku atau
sudah dibakukan.
a. Tujuan penelitian: Untuk
menyelidiki kemungkinan hubungan sebab
akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen
satu atau lebih kondisi perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan satu atau
lebih kelompok kontrol yang
tidak dikenai kondisi perlakuan.
b. Contoh-Contoh
penelitian
·
Menyelidiki pengaruh
dua jenis metode mangajar terhadap hasil belajar mata
pelajaran tertentu, berdasarkan ukuran kelas (kelas besar dan kecil) dan taraf
intelegensi siswa (tinggi, sedang dan rendah) dengan cara menempatkan guru
secara random berdasarkan intelegensia, ukuran kelas, dan metode mengajar
·
Penelitian untuk menyelidiki pengaruh program pencegahan penyalahgunaan obat terhadap sikap para siswa
Sekolah Menengah Pertama, dengan menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol yaitu kelompok yang diperkenalkan dan tidak diperkenalkan denga program
tersebut dengan menggunakan pretest-posttest design dimana hanya setengah dari
siswa-siswa tersebut diberikan pretest untuk menentukanseberapa banyak
perubahan sikap dapat dikatakan disebabkan oleh pretesting atau olehprogram
pendidikan.
·
Studi
untuk menyelidiki perbedaan pemahaman sains di kelas satu Sekolah Dasar, antara siswa
yang berasal dari
Taman Kanak-Kanak dan
yang tidak melalui Taman Kanak-Kanak
c.
Beberapa karakteristik
·
Memerlukan
pengaturan secara ketat terhadap variabel-variabel dan kondisi-kondisi ekperimental
baik secara langsung/manipulasi atau
melalui randomisasi (pengaturan secra acak)
·
Secara
khas menggunakan kelompok kontrol sebagai garis dasar untuk
dibandingkandengan kelompok-kelompok yang menerima perlakuan eksperimen.
·
Terkonsentrasi
pada pengontrolan varians
·
Validitas
internal merupakan sine qua non
dari rancangan penelitian
dan merupakan tujuan pertama
dari metodologi eksperimental. Validitas internal
ini menanyakan: Apakah
manipulasi eksperimental dalam studi ini benar-benar menimbulkan perbedaan?
·
Validitas
eksternal merupakan tujuan kedua dari metode eksperimen.Validitas eksternal ini menanyakan:
Seberapa representatifkah temuan-temuan
penelitian tersebut dan dapatkah
hasil-hasil tersebut digeneralisasikan terhadap keadaan-keadaan
dan subyek-subyek yang serupa.
·
Dalam
rancangan eksperimen klasik, seluruh
variabel yang terkait
diusahakan tetap kecuali satu
variabel perlakuan yang disengaja dimanipulasi atau divariasikan.Perluasan-perluasan dari
metode ekperimental seperti
rancangan faktorial dan analisis varians memungkinkan peneliti untuk
memanipulasi lebih dari satu variabel atau memvariasikan secara bersama-sama lebih
dari satu kelompok
eksperimental.
·
Meskipun
pendekatan eksperimental,
merupakan pendekatan yang
laing kuat karena pengontrolannya terhadap seluruh
variabel-variabel yang relevan, akan tetapi pendekatan ini juga paling bersifat
membatasi (restrictive) dan dibuat-dibuat. Hal ini merupakankelemahan utama dalam pengaplikasiannya pada subyek manusia,
karena manusia sering bertingkahlaku lain jika
tingkah-lakunya dibatasi, dimanipulasi, atau diekspos dengan pengamatan dan evaluasi secara
sistematis.
d.
Langkah-Langkah pokok
1.
Lakukan
telaah kepustakaan yang berhubungan dengan permasalahan.
2.
Identifikasi
dan definisikan masalahnya.
3.
Rumuskan
hipoteisis, tentukan faktor-faktor yang berpengaruh, dan definisikan
istilah-istilah pokok dan variabel-varibel penelitiannya
4.
Susun
rencana eksperimennya:
·
Identifikasi seluruh
variabel non-eksperimental yang
mungkin mengkontaminasi eksperimen
dan tentukan bagaimana untuk mengontrol variabel tersebut
·
Pilihlah
rancangan penelitiannya.
Pilihlah sampel dari subyek yang representatif bagi populasi, tentukan
subyek untuk kelompok kontrol dan
tentukan kelompok-kelompok perlakuan eksperimen.
·
Pilih
atau susun and validasi instrumen
yang akan digunakan
untuk mengukur hasil eksperimen
·
Rancangkan
prosedur pengumpulan data dan
kemungkinan melakukan pilot
atau uji coba untuk
menyempurnakan instrumen atau rancangan.
·
Rumuskan
hipotesis statistik atau hipotesis nolnya.
5.
Lakukan
eksperimen
6.
Aturlah/susun
data mentah yang diperoleh, dengan tujuan
pengaturan data tersebut akan menghasilkan kesimpulan paling baik
terhadap efek yang diperkirakan akan ada.
7.
Terapkan
uji signifikansi untuk menentukan taraf kepercayaan terhadap hasil peneltian
8.
Buatlah
interpretasi terhadap hasil pengujian
tersebut, berikan diskusi,
dan buatlah laporannya.
h.
Penelitian
Eksperimen Semu (Quasy Experimental Research)
Metode eksperimen semu (quasi experimental)
pada dasarnya sama dengan eksperimen murni, bedanya adalah dalam pengontrolan
variabel, yaitu terhadap variabel yang dipandang paling dominan. Dalam
eksperimen tentang pengaruh metode pembelajaran. Misalnya, pemecahan masalah terhadap
kemampuan berpikir para siswa SMA,
pengembangan berpikir adalah kecerdasan atau intelegensi dianggap
sebagai variabel yang paling dominan, maka variabel tersebut yang dikontrol
atau disamakan meskipun tidak sepenuhnya disamakan tetapi dipasangkan.
a. Tujuan penelitian:
Mendekati perkiraan untuk
keadaan yang dapat
dicapai melalui eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang
tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasi seluruh
variabel-variabel yang relevan. Peneliti harus secara jelas memahami
kompromi-kompromi yang ada pada validitas internal dan eksternal, rancangannya,
dan bertindak di dalam keterbatasan-keterbatasan tertentu.
b. Contoh-Contoh
Penelitian
·
Untuk
menyelidiki pengaruh dua macam cara menghafal (spaced versus massed practice) dalam
menghafal suatu daftar vocabulary bahasa asing di empat buah SMA tanpa dapat menentukan penempatan para siswa
pada perlakuan secara acak atau mengawasi masa latihannya secara ketat.
·
Menilai
keefektifan tiga macam pendekatan untuk mengajarkan prinsip-prinsip dan
konsep-konsep dasar di dalam ekonomi atau sains pada anak-anak Sekolah Dasar apabila guru-guru tertentu
secara sukarela melakukan pengajaran dengan salah satu pendekatan tersebut
karena tertarik akan materinya.
·
Penelitian
pendidikan yang melibatkan rancangan pretest-postest yang mana di dalamnya
variabel-variabel seperti kematangan,
efek testing, regresi satatistik, atrisi selektif, dan adaptasi tidak dapat
dihindari atau tidak teramati.
·
Kebanykan
penelitian mengenai masalah-masalah sosial seperti kenakalan, keresahan,
merokok, jumlah penderita penyakit jantung, yang mana kontrol dan
manipulasi tidak selalu dapat
dilaksanakan.
c. Beberapa
karakteristik
·
Penelitian
eksperimental semu secara
khas mencakup penggunaan
praktis yang tidak memungkinkan
untuk mengontrol seluruh variabel yang relevan kecuali beberapa dari variabel
tersebut. Peneliti berusaha sedekat mungkin terhadap keketatan kondisi-kondisi
penelitian yang sebenarnya, secara hati-hati memberikan gambaran
perkecualianperkecualian dan keterbatasan-keterbatasan yang penting. Oleh
karena itu, penelitian ini hati-hati terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
validitas internal dan eksternal.
·
Perbedaan
antara penelitian eksperimental sebenarnya dengan semu adalah kecil, terutama apabila manusia
sebagai subyek dilibatkan seperti dalam pendidikan.
·
Meskipun
penelitian tindakan (action research) dapat memiliki status eksperimental semu, Hal tersebut sering tidak formal, sehingga
perlu mendapat pengakuan tersendiri. Sekali rencana penelitian secara
sistematik menguji masalah validitas, menjauhi masalah intuitif dan dunia
eksplorasi, maka awal dari metode eksperimental mulai terwujud.
d. Langkah-Langkah
pokok
·
Langkah-langkah
pokok penelitian eksperimental semu, sama dengan penelitian eksperimental sebenarnya, secara
hati-hati menunjukkan masing-masing
keterbatasan dalam validitas internal
dan eksternal pada rancangan penelitiannya.
i.
Penelitian
Tindakan (Action Research)
Penelitian tindakan
(action research) merupakan penelitian yang diarahkan pada mengadakan
pemecahan masalah atau perbaikan. Guru-guru mengadakan pemecahan terhadap
masalah-masalah yang dihadapi dalam kelas, kepala sekolah mengadakan perbaikan terhadap manajemen di
sekolahnya. Penelitian ini difokuskan kepada perbaikan proses maupun
peningkatan hasil kegiatan guru dan prestasi
belajar siswa. Penelitian tindakan juga biasa dilakukan dengan meminta bantuan
seorang konsultan atau pakar dari luar. Penelitian tindakan demikian diklasifikasikan sebagai penelitian tindakan
kolaboratif atau collaborative action research (Oja &
Sumarjan, 1989, Stinger, 1996). Penelitian tindakan kolaboratif selain diarahkan kepada perbaikan proses dan
hasil juga bertujuan meningkatkan kemampuan para pelaksana, sebab penelitian
kolaboratif merupakan bagian dari program
pengembangan staf.
a. Tujuan penelitian: Untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan atau
pendekatan- pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah-masalah dengan
penerapan langsung dikelas atau dunia kerja.
b. Contoh Penelitian
Program inservice training: untuk mengujicoba inovasi suatu metodemengajar,
membantu para konselor
agar bekerja lebih
hati-hati dengan anak-anak
putus sekolah; untuk mengembangkan program eksplorasi dalam pencegahan
kecelakaan pada kursus pendidikan
pengemudi; untuk memecahkan masalah apatisme
dalam penggunaan teknologi
modern atau metode menanam padi inovatif.
c.
Beberapa karakteristik
·
Praktis
dan secara langsung relevan dengan
situasi aktual dalam
dunia kerja. Subyek-subyeknya para siswa, staf, atau yang
lainnya.
·
Menyediakan
kerangka kerja yang teratur untuk pemecahan masalah dan
pengembangan-pengembangan baru yang lebih baik daripada pendekatan
impresionistik dan fragmentaris yang secara khas sering dilakukan dalam
pengembangan-pengembangan pendidikan. Cara penelitian ini juga empiris dalam
arti bahwa penelitian tersebut mendasarkan pada pengalaman masa lampau.
·
Fleksibel
dan adaptif, membolehkan perubahan-perubahan selama masa penelitian dan mengorbankan
kontrol untuk kepentingan on-the-spot experimentation dan inovasi.
·
Meskipun berusaha
untuk sistematik, penelitian
tindakan kurang tertib ilmiah karena validitas internal dan ekasternalnya lemah.
Tujuan penelitiannya situasional, sampelnya terbatas dan tidak representatif,
dan kontrol terhadap variabel bebasnya kecil.
Oleh karena itu, hasilnya meskipun bermanfat untuk dimensi praktis, akan
tetapi secara tidak langsung memberikan kontribusi terhadap batang tubuh
pengetahuan (body of knowledge).
d. Langkah-Langkah
pokok
·
Definisikan
masalahnya atau tetapkan tujuannya. Apa yang
memerlukan perbaikan atau yang mungkin dikembangkan sebagai
keterampilan atau cara pemecahan baru?
·
Telaah kepustakaan
untuk mengetahui apakah
orang lain telah menemukan masalah yang sama atau telah mencapai tujuan
yang berhubungan dengan yang akan dicapai dalam penelitian tersebut.
·
Rumuskan
hipotesis yang dapat diuji atau strategi
pendekatan, nyatakan dengan bahasa jelas dan spesifik.
·
Susun setting
penelitiannya dan jelaskan
langkah-langkah dan kondisi-kondisinya. Apakah ada sesuatu yang
khusus/utama yang akan dikerjakan
dalam usaha mencapai
tujuan yang diinginkan?
·
Tetapkan kriteria
evaluasi, teknik pengukuran,
dan hal-hal lain untuk memperoleh feedback yang berguna
·
Analisis
data dan evaluasi hasilnya.
·
Susun
setting penelitiannya dan jelaskan langkah-langkah dan kondisi-kondisinya.
·
Susun
laporannya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Penelitian Pendidikan adalah kegiatan
sistematis untuk mencari jawaban yang benar atau mendekati kebenaran tentag
permasalahan pendidikan yang logis dan rasional, serta didukung oleh fakta
empirik. Penelitian pendidikan pada hakikatnya tidak berbeda dengan pelitian
ilmu-ilmu perilaku manusia pada umumnya, terutama dari segi metodelogisnya.
Perbedaan ahanya dalam bidang kajian, masalah dan variabel yag diteliti, tujuan
dan manfaatnya.
Penelitian bidang ilmu pendidikan yang diarahkan pada perkembangan teori dan
konsep digolongkan sebagai penelitian dasar (basic research). Penelitian
tersebut dapat dilakukan secara kuantitatif, ekperimental atau
noneksperimental. Tujuan akhir suatu ilmu adalah mengembangkan dan menguji
teori. Suatu teori dapat menjelaskan dan meramalkan fenomena-fenomena alamiah. Ada
tujuh karakteristik penelitian pendidikan yaitu: (1) objektivitas; (2)
ketepatan; (3) verifikasi; (4) penjelasan ringkas; (5) empiris; dan (6)
penalaran logis.
Berdasarkan
sifat-sifat masalahnya, rancangan penelitian dibagi menjadi : (Dirjen Pendidikan Tinggi) (1) Penelitian histories, (2) Penelitian
deskriptif, (3) Penelitian
perkembangan, (4) Penelitian
kasus dan penelitian lapangan, (5). Penelitian korelasional, (6) Penelitian
kausal komparatif, (7) Penelitian eksperimental sungguhan, (8) Penelitian
ekperimental semu, (9) Penelitian tindakan
Metode Penelitian Ex Post Facto
Penelitian
ex post facto merupakan penelitian yang bertujuan menemukan penyebab
yang memungkinkan perubahan perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh
suatu peristiwa, perilaku atau hal-hal yang menyebabkan perubahan pada variable
bebas yang secara keseluruhan sudah terjadi.
Penelitian
eksperimen dan penelitian ex post facto dibedakan berdasarkan jenis
variabelnya. Penelitian eksperimen menggunakan variable bebas aktif sedangkan
penelitian ex post facto menggunakan variable bebas atribut.
Suatu
variable disebut variable bebas aktif apabila peneliti dapat dengan mudah
menentukan siapa yang menjadi responden secara bebas. Sedangkan variable disebut
variable atribut apabila peneliti tidak dapat menentukan responden secara bebas
artinya responden tersebut telah ada sebelum penelitian tersebut.
Sebagai
contoh:
Jika seorang akan meneliti pengaruh belajar single persent terhadap prestasi. Dalam kasus ini peneliti tidak dapat menetapkan responden secara bebas. Siapa yang mewakili single present dan siapa yang mewakili double present tidak dapat diatur oleh peneliti. Responden ini telah ada sebelum peneliti melekukan penelitian.
Jika seorang akan meneliti pengaruh belajar single persent terhadap prestasi. Dalam kasus ini peneliti tidak dapat menetapkan responden secara bebas. Siapa yang mewakili single present dan siapa yang mewakili double present tidak dapat diatur oleh peneliti. Responden ini telah ada sebelum peneliti melekukan penelitian.
Penelitian
ex post facto juga cocok ketika variable sebelumnya dapat dimanipulasi
oleh peneliti tetapi tidak etis untuk memanipulasinya. Misalnya ketika peneliti
ingin meneliti pengaruh penggunaan alkohol atau rokok. Karena peneliti tidak
ingin menetapkan responden secara acak untuk diberikan perlakuan.
Dengan
demikian penelitian ex post facto cocok apabila variable telah ada. Kausa
komparatif karena membandingkan hubungan antara variable bebas dan variable
terikat.
Dasar
penelitian ex post facto adalah:
- Menilai dengan subjek yang berbeda pada variable bebas dan mencoba untuk menentukan konsekuensi yang berbeda. Contoh: pengaruh orang tua tunggal dan orang tua lengkap(variable terikat) terhadap pembolosan(variable bebas).
- Dimulai dari subjek yang berbeda sebagai variable terikat dan berusaha menentukan penyebabnya dari perbedaan itu. Contoh: perbandingan siswa yang latarnya dari sekolah tinggi dengan orang-orang yang drop out(variable terikat) pada variable bebas seperti motivasi atau kedisiplinan.
Karakteristik
Penelitian Ex Post Facto
- Data dikumpulkan setelah semua peristiwa terjadi.
- Variabel terikat ditentukan terlebih dahulu, kemudian merunut ke belakang untuk menemukan sebab, hubungan, dan maknanya.
- Penelitian deskriptif yaitu menjelaskan penemuannya sebagaimana yang diamati.
- Penelitian korelasional, mencoba menemukan hubungan kausal fenomena yang diteliti.
- Penelitian eksperimental, dan ex post facto dasar logika yang digunakan dan tujuan yang ingin dicapai sama yaitu menentukan validitas empiris. Contoh: jika x maka y. Perbedaan antara penelitian eksperimen dan ex post facto adalah tidak ada kontrol langsung variable bebas dalam penelitian ex post facto.
- Penelitian ex post facto dilakukan jika dalam beberapa hal penelitian eksperimen tidak dapat dilaksanakan. Hal tersebut adalah:
a) Jika
tidak mungkin memilih, mengontrol, dan memanipulasi faktor-faktor yang
diperlukan untuk meneliti hubungan sebab akibat secara langsung
b) Jika
control semua variable kecuali independent tunggal, tidak realistik, dan
artificial, mencegah interaksi yang normal dengan variable lain yang
mempengaruhi.
c) Jika kontrol secara laboratori
untuk beberapa tujuan tidak praktis, dari segi biaya dan etik dipertanyakan.
Kelebihan
Penelitian Ex Post Facto
- Sesuai untuk keadaan yang tidak dapat dilakukan oleh penelitian eksperimen
- Informasi tentang sifat fenomena apa yang terjadi, dengan apa kejadiannya, di bawah kondisi apa fenomena terjadi, dan dalam sekuensi dan pola seperti apa fenomena terjadi,
- Kemajuan dalam teknik statistik membuat desain ex post facto lebih bertahan.
Kelemahan
Penelitian Ex Post Facto
- Kurang kontrol terhadap variable bebas
- Sulit memastikan apakah faktor-faktor penyebab telah dimasukkan dan diidentifikasi
- Tidak ada faktor tunggal yang menjadi sebab suatu akibat, tetapi beberapa kombinasi dan interaksi faktor-faktor berjalan bersama di bawah kondisi tertentu menghasilkan akibat tertentu.
- Suatu fenomena mungkin bukan saja hasil dari sebab yang banyak, tetapi juga dari satu sebab dalam satu hal dan dari sebab yang lain.
- Jika hubungan antara dua variable ditemukan, sulit menemukan mana yang sebab dan mana yang akibat.
- Kenyataan yang menunjukkan bahwa dua atau lebih faktor berhubungan tidak mesti menyatakan hubungan sebab akibat. Semua faktor bias jadi berhubungan dengan suatu faktor tambahan yang tidak dikenal atau tidak diamati.
- Mengklasifikasikan subyek ke dalam kelompok dikotomi (misalnya yang berprestasi dan yang tidak berprestasi) untuk tujuan komparasi penuh dengan masalah, karena kategori seperti ini adalah samar-samar, dapat bervariasi, dan sementara.
- Penelitian komparatif dalam situasi yang alami tidak memberikan seleksi subyek yang terkontrol. Sulit menempatkan kelompok subyek yang sama dalam segala hal kecuali pemaparan mereka terhadap satu variable.
Perbandingan
Pendekatan Ex Post Facto dengan Eksperimen
Kedua
metode penelitian ini sebenarnya dapat menguji hipotesis hubungan antara
variable bebas dan variable terikat. Pada dasarnya kedua jenis penelitian ini
serupa, akan tetapi kita dapat mengontrol pengaruh variable ekstra lebih ketat
pada penelitian eksperimen disbanding penelitian ex post facto.
Jika
anda ingin menetapkan apakah benar variable X adalah penyebab variable Y maka
ada 3 yang perlu dipertimbangkan:
- Hubungan statistik antara X dan Y
- X didahului Y
- Factor-faktor yang berpengaruh pada variable Y
Langkah-Langkah
Penelitian Ex Post Facto
- Menetapkan masalah penelitian
- Membandingkan dua kelompok yang terpilih
- Pemilihan desai dasar penelitian ex post facto
- Mengumpulkan data
- Analisis data dan penafsiran data
Penjelasan
Alternatif
- Kesamaan penyebab
Contoh:
Pengaruh kenaikan gaji terhadap penjualan keduanya sebenarnya dipengaruhi oleh
tingkat kemakmuran.
- Penyebab terbalik
- Kehadiran variable bebas yang lain
Kontrol
Parsial dalam Penelitian Ex Post Facto
Strategi
ini memberikan control parsial validiatas internal daripenyebab umum dan
kemungkinan variable bebas lain. Dianatara strategi ini adalah :
- Pencocokan. Metode umum untuk menentukan kontrol parsial dalam penelitian ex post facto agar sesuai dengan subjek dalam eksperimen dan kelompok kontrol pada banyak variable ekstra yang mungkin. Pencocokan ini biasanya dilakukan pada subjek-subjek dasar untuk membentuk pasangan yang cocok. Menggunakan pencocokan dalam penelitian ex post facto mengasumsikan bahwa anda tahu apa faktor-faktor yang relevan yaitu faktor-faktor yang mungkin memiliki korelasi dengan variable terikat.
- Homogen group. Variable dalam penelitian eksperimen dapat dikontrol dengan memilih sampel yang homogen. Prosedur yang sama dapat dilakukan dalam penelitian ex post facto.
- Membangun variable ekstra ke dalam desain. Relevan mungkin untuk membangun variable bebas asing ke desain penelitian ex post facto dan menyelidiki efek mereka melalui penggunaan dua arah dan orde yang lebih tinggi analisis varians.
- Analisis kovarians. Analisis kovarians (ANCOVA) kadang-kadang digunakan untuk menyesuaikan perbedaan anatara kelompok-kelompok dalam sebuah desaian ex post facto.
- Korelasi parsial. Korelasi parsial dapat digunakan untuk menentukan tingkatan hubungan antara dua variable dengan mengontrol variable lain.
DAFTAR PUSTAKA
Dharma Surya, 2008, Pendekatan,
Jenis, dan Metode Penelitian Pendidikan, (online). Dari staff.uny.ac.id/sites/default/files/PENELITIAN
PENDIDIKAN.pdf. diakses pada 4 maret 2013
Icha, 2012, Ruang
Lingkup dan Jenis-Jenis Pendidikan.(online). Dari http://ichanmonolog27.blogspot.com/2012/10/ruang-lingkup-dan-jenis-jenis.html. diakses pada 4 Maret 2013
Masoffa, 2011, Jenis-Jenis
Penelitian Pendidikan (Online). Dari http://massofa.wordpress.com/2011/02/13/jenis-jenis-penelitian-pendidikan/. Diakses pada 4 Maret 2013
Rizal, 2010, Jenis-Jenis Penelitian Pendidikan (online).
Dari http://rizalkasirinsukromo.wordpress.com/2010/03/24/jenis-jenis-penelitian-pendidikan/. Diakses pada 4 Maret 2013
Syukri, Mohammad, dkk. 2007. Penelitian Pendidikan SD. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional.
0 komentar:
Post a Comment