Banner 468 x 60px

 

Wednesday, October 9, 2013

Metode Penelitian

0 komentar

KONSEP DASAR PENELITIAN
Pengertian
Penelitian dapat didefinisikan sebagai upaya mencari jawaban yang benar atas suatu masalah berdasarkan logika dan didukung oleh fakta empirik. Dapat pula dikatakan bahwa penelitian adalah kegiatan yang dilakukan secara sistematis melalui proses pengumpulan data, pengolah data, serta menarik kesimpulan berdasarkan data menggunakan metode dan teknik tertentu. Pengertian tersebut di atas menyiratkan bahwa penelitian adalah langkah sistematis dalam upaya memecahkan masalah. Penelitian merupakan penelaahan terkendali yang mengandung dua hal pokok yaitu logika berpikir dan data atau informasi yang dikumpulkan secara empiris (Sudjana, 2001). Logika berpikir tampak dalam langkah-langkah sistematis mulai dari pengumpulan, pengolahan, analisis, penafsiran dan pengujian data sampai diperolehnya suatau kesimpulan. Informasi dikatakan empiris jika sumber data mengambarkan fakta yang terjadi bukan sekedar pemikiran atau rekayasa peneliti. Penelitian menggabungkan cara berpikir rasional yang didasari oleh logika/penalaran dan cara berpikir empiris yang didasari oleh fakta/ realita. 
Berdasarkan pengertian di atas, maka penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai proses yang sistematis untuk memperoleh pengetahuan (to discover knowledge) dan pemecahan masalah (problem solving) pendidikan melalui metode ilmiah, baik dalam pengumpulan maupun analisis datanya, serta membuat rumusan generalisasi berdasarkan penafsiran data tersebut. Yang dimaksud dengan metode ilmiah di sini adalah metode yang menggunakan prinsip-prinsip science, yaitu sistematis, empiris dan objektif.
Untuk mendapatkan kebenaran ilmiah, penelitian harus mengandung unsur keilmuan dalam aktivitasnya. Penelitian yang dilaksanakan secara ilmiah berarti kegiatan penelitian didasarkan pada karakeristik keilmuan yaitu:
1.      Rasional: penyelidikan ilmiah adalah sesuatu yang masuk akal dan terjangkau oleh penalaran manusia. 
2.      Empiris: menggunakan cara-cara tertentu yang dapat diamati orang lain dengan menggunakan panca indera manusia.
3.      Sistematis: menggunakan proses dengan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. 
Penelitian dikatakan tidak ilmiah jika tidak menggunakan penalaran logis, tetapi menggunakan prinsip kebetulan, coba-coba, spekulasi. Cara-cara seperti ini tidak tepat digunakan untuk pengembangan suatu profesi ataupun keilmuan tertentu. Suatu penelitian dikatakan baik (dalam arti ilmiah) jika mengikuti cara-cara yang telah ditentukan serta dilaksanakan dengan adanya unsur kesengajaan bukan secara kebetulan. Dalam keseharian sering ditemukan konsep-konsep yang kurang tepat dalam memaknai penelitian antara lain:
1.      Penelitian bukan sekedar kegiatan mengumpulkan data atau informasi.
2.      Penelitian bukan hanya sekedar memindahkan fakta dari suatu tempat ke tempat lain.
Untuk memecahkan masalah dapat juga dilakukan Pendekatan non-ilmiah, yaitu menggunakan cara-cara :
a)      dogmatis, berdasarkan kepercayaan atau keyakinan tertentu;
b)      intuitif, berdasarkan pengetahuan yang diperoleh secara tidak disadari atau tidak dipikirkan terlebh dahulu;
c)      spekulatif, coba-coba, atau trial and error, cara terkaan, untung-untungan, yang temuannya bersifat kebetulan; dan
d)     otoritas ilmiah, yaitu berdasarkan pendapat atau pemikiran logis para ahli dalam bidang tertentu.

Karakteristik Penelitian
1)      Penelitian merupakan Proses yang Sistematik
Hal ini dapat dilihat dari keteraturan, keruntunan dan keterkaitan antara komponen yang satu dengan yang lainnya. Keteraturan seperti dalam penemuan masalah, penyusunan rancangan penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, dan penafsiran data.


2)      Penelitian Bersifat Logis
Dalam penelitian dituntut prosedur pembuatan kesimpulan yang cermat. Untuk itu  diperlukan kemampuan logika yang memadai.
3)      Penelitian Bersifat Empirik
Penelitian harus didasarkan kepada data (fenomena atau peristiwa) empirik, yang dapat diamati (observeable).
4)      Penelitian Bersifat Reduktif
Untuk mengambil generalisasi, dalam penelitian perlu dilakukan reduksi ciri-ciri khusus dari fakta atau hal-hal yang bersifat individual menjadi yang bersifat umum. Reduksi diartikan juga sebagai proses menterjemahkan kenyataan ke dalam konsep.
5)      Penelitian Bersifat Replikatif (dapat diulangi) dan Transmitable (dapat dialihkan) Hasil penelitian, pada umumnya dicatat secara lengkap, baik masalah, prosedur, maupun hasilnya. Oleh karena itu, penelitian dapat dikaji ulang, baik oleh peneliti yang sama maupun oleh peneliti yang lain.
6)      Penelitian Bersifat Objetif
Maksudnya adalah bahwa peneliti harus berusaha menghilangkan pengaruh subjektif (prasangka, atau emosi pribadi) dalam mengambil kesimpulan atau generalisasi.

Jenis-Jenis Penelitian
Berdasarkan sifat-sifat masalahnya, rancangan penelitian dibagi menjadi : (Dirjen Pendidikan Tinggi)
a.      Penelitian Historis (Historical Research)
Penelitian histories adalah penelitian yang mengaplikasikan metode pemecahan ilmiah dari perspektif histories suatu masalah. Dapat diartikan juga sebagai proes pengumpulan dan penafsiran data (berupa benda, peristiwa, atau tulisan) yang timbul di masa lampau, untuk menemukan generalisasi yang berguna untuk memahami kenyataan-kenyataan sejarah masa lampau, situasi sekarang, dan meramalkan perkembangan situasi yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi, dan mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan atau generalisasi yang kuat.
Penelitian ini mempunyai ciri-ciri tertentu, diantaranya sebagai berikut:
a.     Data yang dikumpulkan tidak hanya primer (yang diperoleh dari sumber primer, yaitu hasil observasi, atau wawancara peneliti sendiri) tetapi juga sekunder (diperoleh dari sumber sekunder, yaitu hasil observasi orang lain).
b.     Untuk menentukan bobot data, dilakukan dua macam kritik, yaitu (1) eksternal: meneliti keaslian atau authenticity data, dan (2) internal: meneliti keakuratan atau kebenaran data. Kritik internal ini menguji motif, kejujuran dan keterbatasan si penulis yang mungkin melebih-lebihkan, mengurangi,atau memalsukan data.
Contoh : Penelitian mengenai rusaknya candi sewu di Prambanan
b.      Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Penelitian  deskriptif, bisa mendeskripsikan sesuatu keadaan saja, tetapi bisa juga mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya. Penelitian demikian disebut penelitian  perkembangan (developmental studies). Dalam penelitian perkembangan ada yang bersifat longitudinal atau sepanjang waktu, dan ada yang bersifat cross  sectional atau dalam potongan waktu. Penelitian longitudinal dalam perkembangan kemampuan berbahasa, meneliti perkembangan tersebut dimulai  dari masa bayi sampai dengan adolesen. Dalam penelitian cross sectional, meneliti perkembangan kemampuan berbahasa pada masing-masing tahap umpamanya  masa: bayi, anak kecil, anak sekolah, remaja, dan adolesen dilakukan secara bersamaan. 
Penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai penelitian yang memusatkan perhatiannya terhadap masalah-masalah aktual melalui proses pengumpulan, penyusunan atau pengklasifikasikan, pengolahan, dan penafsiran data.
Ciri-Ciri penelitian ini yaitu:
a.     Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang aktual, masa sekarang, atau yang sedang terjadi.
b.     Data yang terkumpul kemudian disusun, dianalisis, dan ditafsirkan.

Jenis-Jenis penelitian ini
a. Survey
Survey merupakan cara pengumpulan data atau informasi dari sejumlah unit atau individu yang cukup besar dalam jangka waktu bersamaan. Masalah atau bidang yang sering diteliti dengan survey adalah bidang kemasyarakatan (survey sosial), bidang pendidikan (survey pendidikan), bidang perusahaan (survey pasaran dan produksi), bidang komunikasi (survey pendapat umum), bidang politik (survey kepartaian dan pemilihan umum), dan bidang kesehatan (survey kesehatan). Teknik pengumpulan data yang sering digunakan dalam metode survey adalah angket dan wawancara.
Contoh : Penelitian mengenai tingkat kesejahteraan masyarakat di pedesaan, penelitian mengenai kualitas tingkat pendidikan di pedesaan.
b. Studi Kasus
Penelitian ini memusatkan perhatiannya pada suatu kasus secara intensif dan mendetail. Subjek yang diteliti terdiri dari satu unit atau satu kesatuan unit  (seorang, satu keluarga, satu daerah, satu lembaga, satu kelompok, satu peristiwa, dan hal-hal lain yang dipandang sebagai satu kesatuan). Karena data yang dikumpulkan bersifat multi aspek, maka teknik pengumpul data yang digunakan bisa beragam, seperti wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan autobiografi (apabila kasusnya seseorang atau sekelompok kecil orang).

c. Studi Komparatif
Penelitian diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok ada perbedaan dalam aspek atau variabel yang diteliti. Dalam penelitian inipun tidak ada pengontrolan variabel, maupun manipulasi/perlakuan dari peneliti. Penelitian dilakukan secara alamiah, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen yang bersifat mengukur. Hasilnya dianalisis secara statistik untuk mencari perbedaan di antara variabel-variabel yang diteliti. Penelitian komparatif juga dapat memberikan hasil yang dapat dipercaya, selain karena menggunakan instrumen yang sudah diuji, juga karena kelompokkelompok yang dibandingkan memiliki karakteristik yang sama atau hampir sama.
Penelitian ini berusaha mengkaji atau memahami gambaran tentang suatu gejala dari gua kelompok atau dua tempat tertentu. Contohnya membandingkan faktor penyebab timbulnya kejahatan (kriminalitas) antara satu kota dengan kota lainnya. Teknik pengumpulan data yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah angket, wawancara, dan studi dokumentasi.

c.       Penelitian Perkembangan
Metode penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D) ada yang memasukkannya ke dalam pendekatan penelitian kuantitatif noneksperimental dan sebagai  metode penelitian eksperimental. Penelitian dan pengembangan (Research and Development) ini berawal dari industry-base development model, yang digunakan sebagai prosedur untuk merancang dan mengembangkan suatu produk baru yang berkualitas. Dalam pengembangan pendidikan kadang-kadang disebut research base development muncul sebagai strategi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Lebih khusus dikemukakan bahwa dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan yang disingkat R & D adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan serta menemukan pengetahuan-pengetahuan baru melalui “base research” (Borg dan Gall, 2003: 569-570) dan bertujuan memberikan perubahan-perubahan pendidikan guna meningkatkan dampak-dampak positif yang potensial dari temuan-temuan penelitian dalam memecahkan permasalahan pendidikan dan digunakan untuk meningkatkan kenerja praktik-praktik pendidikan, antara lain melaui pembelajaran dalam bentuk penelitian.
 Dalam bidang pendidikan, metode R & D ini dapat digunakan untuk mengembangkan buku, modul, media pembelajaran, instrumen evaluasi, model-model kurikulum, pembelajaran, evaluasi, bimbingan, manajemen, pembinaan staf, dan lain-lain.   Kegiatan pengembangan dilakukan melalui beberapa kali uji coba, dengan sampel terbatas dan sampel ebih luas. Pengujian produk dilakukan dengan mengadakan eksperimen. 
a.       Tujuan penelitian: untuk menyelidiki pola dan urutan pertumbuhan dan/atau perubahan sebagai fungsi waktu. 
b.      Contoh-Contoh penelitian
·         Studi-studi longitudinal mengenai pertumbuhan yang secara langsung mengukur sifat dan laju perubahan-perubahan pada sampel anak yang sama pada tingkat perkembangan yang  berbeda.   
·         Studi cross-sectional mengenai pertumbuhan yang secara tidak langsung  mengukur  sifat dan laju perubahan   yang  sama  dengan  meneliti  sejumlah  anak  yang  berbeda sebagai sampel yang mewakili tingkat usia.
·         Studi-studi   kecenderungan   yang  bertujuan  untuk  menentukan pola-pola perubahan dimasa lampau agar dapat meramalkan pola-pola dan kondisi-kondisi perubahan di masa yang akan datang.
c.       Beberapa karakteristik
·         Memfokuskan  pada  studi  mengenai  variabel-variabel   dan   perkembangannya  selama beberapa bulan atau tahun. Penelitian ini menanyakan “ Apakah  pola-pola  pertumbuhan, lajunya, arahnya, urutannya, dan  faktor-faktor yang  saling  terkait  mempengaruhi  sifat-sifat perkembangan itu?.
·         Masalah sampel pada metode longitudinal adalah kompleks dengan  terbatasnya  jumlah subyek   yang    dapat   diikuti   dalam waktu   tahunan;    faktor - faktor  yang  cenderung menyebabkan terjadinya bias pada metode longitudinal. Apabila perlakuan mengenaiatrisi tersebut dihilangkan melalui pemilihan sampel dari suatu populasi yang stabil, hal ini berarti memasukkan bias-bias yang tak dikenal yang berkaitan dengan populasi tersebut.  Lebih jauh lagi, sekali dimulai, studi longitudinal tidak memungkinkan diadakan perbaikan dalam hal-hal yang bersifat teknis tanpa kehilangan kontinuitas prosedur metode tersebut. Akhirnya, metode ini memerlukan kontinuitas dukungan pimpinan dan biaya untuk periode yang cukup lama,  dan biasanya universitas atau yayasan yang dapat memelihara keperluan tersebut.   
·         Studi cross-sectional biasanya meliputi subyek yang lebih banyak, akan tetapi mencandra faktor pertumbuhan yang lebih sedikit dibandingkan dengan studi longitudinal. Meskipun studi longitudinal merupakan metode yang langsung mempelajari perkembangan manusia, pendekatan cross-sectional tidak terlalu mahal dan lebih cepat karena kurun waktu yang lama diganti dengan sampling dari kelompok umur yang berbeda. Sampling dari metode cross-sectional cukup kompleks karena anak-anak yang sama tidak tidak terlibat dalam setiap taraf usia dan tidak dapat dibandingkan satu sama lain. Untuk membuat generalisasi pola-pola perkembangan instrinsik dari sampel- sampel anak seperti ini mengandung risiko akan menngaburkan  perbedaan-perbedaan antar kelompok yang timbul dari proses sampling. 
·         Studi-studi kecenderungan memiliki  kelemahan  bahwa  faktor-faktor  yang  tidak  dapat diramalkan mungkin masuk dan memodifikasi atau membat kecenderungan yang didasarkan masa lampau menjadi tidak sah. Pada umumnya prediksi untuk waktu yang lama adalah perkiraan pendidikan (educated guess), sementara prediksi untuk waktu yang pendek lebih reliabel dan valid.

d.      Langkah-Langkah pokok
·         Definisikan masalahnya atau nyatakan tujuan-tujuannya.
·         Lakukan telaah kepustakaan untuk menentukan garis dasar informasi  yang ada dan membandingkan metodologi-metodologi penelitian termasuk instrumen-instrumen yang dapat digunakan dan teknik-teknik pengumpulan data.
·         Rancangkan cara pendekatan
·         Kumpulkan data
·         Evaluasi data dan susun laporkan hasilnya.

d.      Penelitian Studi Kasus dan Lapangan
a.       Tujuan penelitian: Untuk mempelajari secara intensif  mengenai  latar  belakang,  keadaan sekarang,   dan  interaksi  lingkungan  suatu  unit  sosial: individu, kelompok, isntitusi, atau masyarakat.  
b.      Contoh-Contoh penelitian
·         Studi-studi Piaget tentang perkembangan kognitif pada anak-anak.    
·         Studi secara mendalam pada   seorang  murid  yang  mengalami  ketidakmampuan belajar oleh seorang ahli psikologi atau studi terhadap seorang siswa yang dalam masa  hukuman percobaan oleh pekerja sosial.
·         Studi   secara   intensif   tentang   budaya   “kota dalam”  dan kondisi kehidupan di dalam  lingkungan kota metropolitan.
c.       Beberapa karakteristik 
·         Studi   kasus  merupakan  penyelidikan   yang   mendalam   pada   suatu   unit sosial yang menghasilkan suatu gambaran yang lengkap,  dan   terorganisasi  dengan  baik  mengenai  unit tersebut. Tergantung pada tujuan, lingkup studi ini dapat mencakup keseluruhan siklus hidup atau atau hanya bagian-bagian tertentu, studi ini dapat hanya terfokus pada faktor-faktor yang spesifik saja atau dapat juga mengambil keseluruhan dari unsur dan peristiwa.     
·         Dibandingkan dengan studi survey yang cenderung menguji sejumlah kecil variabel pada unit sample yang besar, studi kasus ini menguji jumlah unit kecil dengan  variabel-variabel dan kondisi-kondisi yang besar. 
d.      Keungulan-keunggulan
·      Studi-studi  kasus terutama sangat   bermanfaat   sebagai  latar  belakang  informasi untuk perencanaan penelitian utama di dalam social sciences. Karena dilakukan secara  intensif, studi ini memberikan penjelasan terhadap  variabel-variabel  penting,  proses-proses,  dan  interaksi-interaksi yang memerlukan perhatian lebih intensif.
·      Data studi kasus   melengkapi   contoh-contoh   yang   berguna   untuk   mengilustrasikan penemuan-penemuan yang digeneralisasikan secara statistik.
e.       Kelemahan-kelemahan
·      Karena  fokusnya   yang  sempit  terhadap  unit-unit yang kecil, studi-studi kasus dibatasi dalam kerepresentatifannya. Studi ini tidak memungkinkan generalisasi terhadap populasi sampai ada penelitian lanjutan yang melengkapi studi tersebut yang memfokuskan pada hipotesis-hipotesis spesifik dan menggunakan metode sampling yang layak.         
·      Studi-studi kasus terutama diwarnai oleh  sifat  keberatsebelahan   subyektif.   Kasus   itu sendiri mungkin dipilih karena sifat dramatiknya daripada sifatnya,  cirinya, atau karena cocok dengan konsep peneliti sebelumnya. Selama peneliti menempatkan data pada satu konteks tertentu daripada konteks yang lain, maka penafsiran subyektif akan mempengaruhi hasilnya. 
f.       Langkah-Langkah pokok
·      Nyatakan tujuan-tujuannya.   Apa   yang   menjadi   unit-unit   studi   dan karakteristik-karakteristiknya, hubungan-hubungannya, dan proses-proses  yang  akan   mengarahkan penyelidikan.
·      Rancangkan cara pendekatannya. Bagaimana unit-unit tersebut akan dipilih? Apakah sumber data dapat digunakan? Metode apa yang akan digunakan untuk mengumpulkan data?  
·      Kumpulkan data
·      Organisasikan informasi untuk menyusun rekonstruksi unit studi yang koheren,dan terintergrasi dengan baik.
·      Laporkan hasilnya dan diskusikan signifikasinya

e.       Penelitian Korelasional (Correlational Research)
Penelitian ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel-variabel lain. Hubungan antara satu dengan beberapa variabel lain dinyatakan dengan besarnya koefisien korelasi dan keberartian (signifikansi) secara statistik. Adanya korelasi antara dua variabel atau lebih, tidak berarti adanya pengaruh atau hubungan sebab-akibat dari suatu variabel terhadap variabel lainnya. Korelasi positif berarti nilai yang tinggi dalam suatu variabel berhubungan dengan nilai yang tinggi pada variabel lainnya. Korelasi negatif berarti nilai yang tinggi dalam satu variabel berhubungan dengan nilai yang rendah dalam variabel lain.  
a.       Tujuan penelitian: Untuk menyelidiki besarnya korelasi antara variasi-variasi dalam suatu faktor dengan variasi-variasi dalam satu atau lebih faktor lainnya berdasarkan pada koefisien korelasi. 
b.      Contoh-Contoh penelitian
·         Studi yang menyelidiki hubungan antara motivasi dengan hasil belajar siswa di Sekolah Menengah
·         Studi analisis faktor pada beberapa tes kepribadian
·         Studi untuk meramalkan keberhasilan belajar di sekolah berdasarkan tes bakat  
c.       Beberapa karakteristik
·      Sangat cocok  digunakan  apabila variabel-variabel yang diteliti sangat kompleks dan/atau peneliti tidak  memungkinkan  melakukan  penelitian  dengan  metode  eksperimental  dan pengontrolan terhadap manipulasi data
·      Memungkinkan pengukuran secara simultan beberapa variabel dan  saling  hubungannya dalam keaadaan yang realistis
·      Hasil penelitian ini merupakan derajat saling hubungan dari pada menanyakan ada tidaknya pengaruh, seperti yang dikemukakan oleh rancanga penelitian eksperimental: “Apakah ada pengaruhnya atau tidak?”
d.      Keterbatasan-keterbatasan penelitian korelasional adalah seb agai berikut:
·      Hanya mengidentifikasi apa sejalan dengan apa, penelitian ini tidak perlu mengidentifikas saling hubungan yang bersifat sebab akibat.
·      Metode ini kurang tertib dan ketat apabila dibandingkan dengan pendekatan eksperimental karena kurang melakukan kontrol terhadap variabel-variabel bebasnya.
·      Metode ini cenderung akan mengidentifikasi pola hubungan yang  semu yang kurang reliabel dan valid.        
·      Pola saling hubungan sering tidak menentu dan kabur
·      Metode ini dalam penelitian sering memberikan rangsangan penggunaannya semacam pendekatan “shot gun”, yaitu memasukkan  data tanpa pandang bulu dari sumber yang beragam dan  memberikan interpretasi yang bermakna atau yang berguna.
e.       Langkah-Langkah pokok
·      Definisikan masalah
·      Lakukan penelaahan kepustakan
·      Rancangkan pendekatan
-        Identifikasi variable-variabel-variabel yang relevan.
-        Pilihlah subyek yang memadai/layak.
-        Pilihlah atau kembangkan instrumen yang sesuai
-        Pilihlah pendekatan korelasional yang  sesuai dengan permasalahan.
·         Kumpulkan data
·         Analisis data dan interpretasikan hasilnya
·         Tuliskan laporan
f.       Penelitian Kausal-Komparatif (Causal-Comparative Research)           
a.       Tujuan penelitian:  Untuk   menyelidiki   kemungkinan   hubungan   sebab  akibat  melalui pengamatan terhadap akibat yang telah ada dan meneliti kembali faktor-faktor penyebab dari sumber   yang   dapat  dipercaya.   Hal  ini sangat kontras dengan metode eksperimental yang mengumpulkan  data   melalui   pengontrolan  kondisi-kondisi   pada   waktu itu (penelitian berlangsung).
b.      Contoh-Contoh penelitian
·         Penelitian di suatu sekolah  untuk  mencari   faktor-faktor   yang   menyebabkan   prestasi lulusannya selalu lebih baik dibandingkan dengan sekolah-sekolah lainnya.
·         Penelitian untuk mengetahui penyebab kurang termotivasinya siswa dalam mengikuti mata pelajaran tertentu.
·         Penelitian  untuk  menentukan ciri-ciri  guru yang efektif dengan menggunakan data yang berupa catatan mengenai sejarah pekerjaan selengkap mungkin.
·         Mencari pola tingkah laku dan  prestasi  belajar yang terkait dengan perbedaan umur pada waktu masuk sekolah, dengan cara  menggunakan  data  deskriptif mengenai tingkah laku dan skor tes prestasi belajar yang terkumpul sampai anak-anak  yang  bersangkutan  kelas enam Sekolah Dasar.
c.       Beberapa karakteristik
Penelitian kausal-komparatif bersifat”ex post facto”, yang berarti data   yang   dikumpulkan setelah semua peristiwa yang dipermasalahkan terjadi. Peneliti kemudian  mencari satu atau lebih pengaruh-pengaruh (tergantung  variabel-variabel)  menguji   data   dengan  menelusuri kembali masa yang telah lalu, untuk mencari  sebab-sebab, saling hubungan, dan maknanya. 
d.      Keungulan-keunggulan
a)      Metode kausal-komparatif  layak  digunakan   untuk  berbagai  keadaan   apabila  metode eksperimental yang lebih kuat tidak memungkinkan untuk dilakukan:       
·         Apabila  penelitian  tidak  mungkin  memilih,  mengontrol,  dan  memanipulasi  faktor-faktor yang penting untuk mempelajari hubungan sebab akibat secara langsung.
·         Apabila pengontrolan terhadap seluruh variabel kecuali satu variabel bebas sangat tidak realistis dan dibuat-buat,   mencegah  interaksi  secara  normal  dengan   variabel-variabel lain yang berpengaruh.
·         Apabila pengontrolan laboratorium untuk beberapa tujuan penelitian tidak praktis, mahal,
                atau secara etika dipertanyakan
b)      Hasilnya dapat bermanfaat sebagai  informasi   yang  berkenaan  dengan sifat-sifat gejala: apa sejalan dengan apa, dengan kondisi apa, dalam perurutan dan  pola  yang  bagaimana, dan semacamnya.
c)      Perbaikan-perbaikan dalam hal teknik, metode statistik, dan rancangan-rancangan dengan kontrol parsial, pada akhir-akhir ini telah membuat studi ini lebih dipertahankan.   
e.       Kelemahan-kelemahan
·      Kelemahan   utama  dari  rancangan   ex post facto  adalah  tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas. Dalam batas-batas pemilihan, peneliti harus mengambil fakta yang ditemukannya tan ada kesempatan untuk menyusunnya kondisi-kondisi atau memanipulasi variable-variabel yang mempengaruhinya di tempat kejadian. Untuk memperoleh kesimpulan yang baik, peneliti harus mempertimbangkan seluruh penyebab yang memungkinakan atau hipotesis saingan yang dapat dipercaya yang mungkin mempengarudi hasil-hasil yang dicapai. Sejauh peneliti dapat secara sukses memberikan mempengarudi hasil-hasil yang dicapai. Sejauh peneliti dapat secara sukses memberikan pertimbangan kesimpulannya terhadap alternatif lain, dia dalam posisi yang relatif kuat.     
·      Kesulitan  untuk  memperoleh  kepastian bahwa faktor-faktor penyebab telah benar-benar tercakup di antara banyak faktor yang sedang ditelitinya. 
·      Komplikasi bahwa faktor penyebab  tidak  hanya  satu  akan tetapi merupakan kombinasi dan interaksi dari beberapa faktor secara bersama-sama di bawah kondisi tertentu menghasilkan suatu outcome 
·      Suatu gejala yang dihasilkan dapat  tidak   hanya  dari   penyebab-penyebab ganda,   akan tetapi juga dapat berasal dari satu penyebab dalam satu kejadian tertentu dan dari penyebab lain dalam kejadian yang lain.   
·      Apabila hubungan antara dua variabel  ditemukan,   sulit  untuk  menentukan  mana yang merupakan penyebab dan mana yang merupakan akibat.
·      Kenyataan bahwa dua atau lebih faktor-faktor saling berhubungan tidak harus memberikan implikasi hubungan sebab akibat. Keseluruhannya semata-mata hanyalah merupakan faktor tambahan yang tidak diketahui dan diamati.   
·      Pengelompokan  subyek  ke  dalam  kelompok  dikotom (seperti: yang berhasil dan tidak berhasil), untuk tujuan perbandingan, menimbulkan permasalahan karena katagori tersebut bersifat kabur, bervariasi, dan tidak mantap. Penelitian yang demikian sering tidak menghasilkan penemuan yang bermanfaat.
·      Studi  komparatif   dalam   keadaan  alami  tidak  memungkinkan pemilihan subyek yang terkontrol. Menempatkan kelompok yang telah ada dengan hal-hal yang sama untuk seluruh hal sangat sulit, kecuali untuk menghadapkannya pada  satu variable. 
f.       Langkah-Langkah pokok
1)      Definisikan permasalahannya.
2)      Lakukan telaan kepustakaan.    
3)      Nyatakan/rumuskan hipotesis-hipotesis.
4)      Tuliskan asumsi-asumsi yang mendasari hipotesis dan langkah-langkah yangakan dilakukan.
5)      Rencanakan pendekatan
6)      Validasi teknik untuk pengumpulan data.
7)      Kumpulkan data.
8)      Deskripsikan, analisis, dan interpretasikan hasil yang diperoleh dengan jelas dan istilah-istilah yang tepat.
9)      Rencanakan pendekatan.
10)  Susunlan laporannya.

g.      Penelitian Eksperimen Sebenarnya (True Experimental Research)
Eksperimen murni (true experimental) sesuai dengan namanya merupakanmetode eksperimen yang paling mengikuti prosedur dan  memenuhi syarat-syarat eksperimen. Prosedur dan syarat-syarat tersebut, terutama berkenaan dengan pengontrolan variabel, kelompok kontrol, pemberian perlakuan atau manipulasi kegiatan serta pengujian hasil. Dalam eksperimen murni, kecuali variabel independen yang akan diuji pengaruhnya terhadap variabel dependen, semua variabel dikontrol atau disamakan karakteristiknya (dicari yang sama). Pada kelompok eksperimen (variabel yang akan diuji akibatnya) diberi perlakuan khusus. Sedang pada kelompok kontrol diberi perlakuan lain, atau perlakuan yang biasa dilakukan, yang akan dibandingkan hasilnya dengan perlakuan eksperimen. Dalam eksperimen murni (demikian juga dengan bentuk eksperimen lainnya) pengujian atau pengukuran (tes) dilakukan dengan menggunakan instrumen atau tes baku atau sudah dibakukan.
a.       Tujuan penelitian:  Untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen satu atau lebih kondisi perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan.  
b.      Contoh-Contoh penelitian
·         Menyelidiki  pengaruh  dua  jenis  metode mangajar terhadap hasil belajar mata pelajaran tertentu, berdasarkan ukuran kelas (kelas besar dan kecil) dan taraf intelegensi siswa (tinggi, sedang dan rendah) dengan cara menempatkan guru secara random berdasarkan intelegensia, ukuran kelas, dan metode mengajar 
·         Penelitian  untuk menyelidiki pengaruh program pencegahan penyalahgunaan obat terhadap sikap para siswa Sekolah Menengah Pertama, dengan menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu kelompok yang diperkenalkan dan tidak diperkenalkan denga program tersebut dengan menggunakan pretest-posttest design dimana hanya setengah dari siswa-siswa tersebut  diberikan  pretest untuk menentukanseberapa banyak perubahan sikap dapat dikatakan disebabkan oleh pretesting atau olehprogram pendidikan.
·         Studi untuk menyelidiki perbedaan pemahaman sains di kelas satu Sekolah Dasar,  antara siswa  yang  berasal  dari  Taman  Kanak-Kanak  dan  yang  tidak  melalui Taman Kanak-Kanak 
c.       Beberapa karakteristik
·         Memerlukan pengaturan secara ketat terhadap variabel-variabel dan kondisi-kondisi ekperimental baik secara langsung/manipulasi  atau melalui randomisasi (pengaturan secra acak)
·         Secara khas menggunakan kelompok kontrol sebagai garis dasar untuk dibandingkandengan kelompok-kelompok yang menerima  perlakuan eksperimen.
·         Terkonsentrasi pada pengontrolan varians
·         Validitas internal merupakan sine qua non  dari  rancangan  penelitian  dan   merupakan tujuan  pertama  dari metodologi eksperimental.  Validitas  internal  ini   menanyakan: Apakah manipulasi eksperimental dalam studi ini benar-benar menimbulkan perbedaan?
·         Validitas eksternal merupakan tujuan kedua dari metode eksperimen.Validitas  eksternal ini menanyakan:  Seberapa   representatifkah  temuan-temuan  penelitian   tersebut  dan dapatkah  hasil-hasil  tersebut  digeneralisasikan terhadap keadaan-keadaan dan subyek-subyek yang serupa. 
·         Dalam rancangan eksperimen   klasik,   seluruh   variabel  yang  terkait  diusahakan  tetap kecuali satu variabel perlakuan yang disengaja dimanipulasi atau divariasikan.Perluasan-perluasan   dari   metode   ekperimental   seperti  rancangan faktorial dan analisis varians memungkinkan peneliti untuk memanipulasi lebih dari satu variabel atau memvariasikan secara   bersama-sama    lebih  dari  satu  kelompok   eksperimental. 
·         Meskipun pendekatan eksperimental,   merupakan   pendekatan  yang  laing  kuat  karena pengontrolannya terhadap seluruh variabel-variabel yang relevan, akan tetapi pendekatan ini juga paling bersifat membatasi (restrictive) dan dibuat-dibuat. Hal ini merupakankelemahan utama  dalam pengaplikasiannya pada subyek manusia, karena manusia sering bertingkahlaku lain jika  tingkah-lakunya dibatasi, dimanipulasi, atau diekspos  dengan pengamatan dan evaluasi secara sistematis.    
d.      Langkah-Langkah pokok
1.      Lakukan telaah kepustakaan yang berhubungan dengan permasalahan.
2.      Identifikasi dan definisikan masalahnya. 
3.      Rumuskan hipoteisis, tentukan faktor-faktor yang berpengaruh, dan definisikan istilah-istilah pokok dan variabel-varibel penelitiannya
4.      Susun rencana eksperimennya:
·         Identifikasi   seluruh   variabel  non-eksperimental   yang   mungkin  mengkontaminasi eksperimen dan tentukan bagaimana untuk mengontrol variabel tersebut
·         Pilihlah rancangan penelitiannya.
Pilihlah sampel dari subyek  yang representatif bagi populasi,   tentukan  subyek  untuk kelompok kontrol dan tentukan kelompok-kelompok perlakuan eksperimen.
·         Pilih atau susun and validasi instrumen  yang  akan  digunakan  untuk  mengukur  hasil eksperimen           
·         Rancangkan prosedur pengumpulan data dan  kemungkinan  melakukan  pilot  atau  uji coba untuk menyempurnakan instrumen atau rancangan.
·         Rumuskan hipotesis statistik atau hipotesis nolnya.
5.      Lakukan eksperimen
6.      Aturlah/susun data mentah yang diperoleh, dengan tujuan  pengaturan data tersebut akan menghasilkan kesimpulan paling baik terhadap efek yang diperkirakan akan ada.
7.      Terapkan uji signifikansi untuk menentukan taraf kepercayaan terhadap hasil peneltian
8.      Buatlah interpretasi terhadap  hasil  pengujian  tersebut,   berikan   diskusi,   dan   buatlah laporannya. 
h.      Penelitian Eksperimen Semu (Quasy Experimental Research)    
Metode eksperimen semu (quasi experimental) pada dasarnya sama dengan eksperimen murni, bedanya adalah dalam pengontrolan variabel, yaitu terhadap variabel yang dipandang paling dominan. Dalam eksperimen tentang pengaruh metode pembelajaran. Misalnya, pemecahan masalah terhadap kemampuan berpikir para siswa SMA,  pengembangan berpikir adalah kecerdasan atau intelegensi dianggap sebagai variabel yang paling dominan, maka variabel tersebut yang dikontrol atau disamakan meskipun tidak sepenuhnya disamakan tetapi dipasangkan.         
a.       Tujuan penelitian:   Mendekati   perkiraan   untuk   keadaan   yang  dapat  dicapai  melalui  eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasi seluruh variabel-variabel yang relevan. Peneliti harus secara jelas memahami kompromi-kompromi yang ada pada validitas internal dan eksternal, rancangannya, dan bertindak di dalam keterbatasan-keterbatasan tertentu.     
b.      Contoh-Contoh Penelitian
·         Untuk menyelidiki pengaruh dua macam cara menghafal (spaced versus massed practice) dalam menghafal suatu daftar vocabulary bahasa asing di empat buah SMA tanpa dapat menentukan penempatan para siswa pada perlakuan secara acak atau mengawasi masa latihannya secara ketat.
·         Menilai keefektifan tiga macam pendekatan untuk mengajarkan prinsip-prinsip dan konsep-konsep dasar di dalam ekonomi atau sains pada anak-anak  Sekolah Dasar apabila guru-guru tertentu secara sukarela melakukan pengajaran dengan salah satu pendekatan tersebut karena tertarik akan materinya.  
·         Penelitian pendidikan yang melibatkan rancangan pretest-postest yang mana di dalamnya variabel-variabel  seperti kematangan, efek testing, regresi satatistik, atrisi selektif, dan adaptasi tidak dapat dihindari atau tidak teramati. 
·         Kebanykan penelitian mengenai masalah-masalah sosial seperti kenakalan, keresahan, merokok, jumlah penderita penyakit jantung, yang mana kontrol dan manipulasi  tidak selalu dapat dilaksanakan.
c.       Beberapa karakteristik
·         Penelitian eksperimental   semu  secara  khas  mencakup  penggunaan  praktis  yang tidak memungkinkan untuk mengontrol seluruh variabel yang relevan kecuali beberapa dari variabel tersebut. Peneliti berusaha sedekat mungkin terhadap keketatan kondisi-kondisi penelitian yang sebenarnya, secara hati-hati memberikan gambaran perkecualianperkecualian dan keterbatasan-keterbatasan yang penting. Oleh karena itu, penelitian ini hati-hati terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi validitas internal dan eksternal.
·         Perbedaan antara penelitian eksperimental sebenarnya dengan semu adalah kecil, terutama apabila manusia sebagai subyek dilibatkan seperti dalam pendidikan.
·         Meskipun penelitian tindakan (action research) dapat memiliki status eksperimental semu,  Hal tersebut sering tidak formal, sehingga perlu mendapat pengakuan tersendiri. Sekali rencana penelitian secara sistematik menguji masalah validitas, menjauhi masalah intuitif dan dunia eksplorasi, maka awal dari metode eksperimental mulai terwujud.  
d.      Langkah-Langkah pokok
·         Langkah-langkah pokok penelitian eksperimental semu, sama dengan penelitian  eksperimental sebenarnya,    secara  hati-hati   menunjukkan  masing-masing  keterbatasan  dalam validitas internal dan eksternal pada rancangan penelitiannya.
i.        Penelitian Tindakan (Action Research)
Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian yang diarahkan pada mengadakan pemecahan masalah atau perbaikan. Guru-guru mengadakan pemecahan terhadap masalah-masalah yang dihadapi dalam kelas, kepala sekolah  mengadakan perbaikan terhadap manajemen di sekolahnya. Penelitian ini difokuskan kepada perbaikan proses maupun peningkatan hasil kegiatan guru dan  prestasi belajar siswa. Penelitian tindakan juga biasa dilakukan dengan meminta bantuan seorang konsultan atau pakar dari luar. Penelitian tindakan demikian  diklasifikasikan sebagai penelitian tindakan kolaboratif atau collaborative action research (Oja & Sumarjan, 1989, Stinger, 1996). Penelitian tindakan kolaboratif  selain diarahkan kepada perbaikan proses dan hasil juga bertujuan meningkatkan kemampuan para pelaksana, sebab penelitian kolaboratif merupakan bagian dari  program pengembangan staf.           
a.       Tujuan penelitian: Untuk mengembangkan  keterampilan-keterampilan  atau   pendekatan- pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah-masalah dengan penerapan langsung dikelas atau dunia kerja.
b.      Contoh Penelitian
Program inservice training: untuk  mengujicoba inovasi suatu metodemengajar, membantu  para   konselor   agar  bekerja   lebih   hati-hati   dengan   anak-anak    putus   sekolah; untuk mengembangkan  program eksplorasi dalam pencegahan kecelakaan pada kursus  pendidikan pengemudi; untuk memecahkan  masalah  apatisme  dalam  penggunaan  teknologi  modern atau metode menanam padi inovatif.
c.         Beberapa karakteristik
·      Praktis dan secara langsung relevan dengan  situasi  aktual  dalam  dunia   kerja.  Subyek-subyeknya para siswa, staf, atau yang lainnya.
·      Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk pemecahan masalah dan pengembangan-pengembangan baru yang lebih baik daripada pendekatan impresionistik dan fragmentaris yang secara khas sering dilakukan dalam pengembangan-pengembangan pendidikan. Cara penelitian ini juga empiris dalam arti bahwa penelitian tersebut mendasarkan pada pengalaman masa lampau.   
·      Fleksibel dan adaptif,   membolehkan  perubahan-perubahan  selama masa penelitian dan mengorbankan kontrol untuk kepentingan on-the-spot experimentation dan inovasi.  
·      Meskipun  berusaha  untuk  sistematik,   penelitian  tindakan  kurang  tertib ilmiah karena  validitas internal dan ekasternalnya lemah. Tujuan penelitiannya situasional, sampelnya terbatas dan tidak representatif, dan kontrol terhadap variabel bebasnya kecil.  Oleh karena itu, hasilnya meskipun bermanfat untuk dimensi praktis, akan tetapi secara tidak langsung memberikan kontribusi terhadap batang tubuh pengetahuan (body of knowledge).  
d.      Langkah-Langkah pokok
·         Definisikan masalahnya atau tetapkan tujuannya. Apa yang  memerlukan  perbaikan  atau yang mungkin dikembangkan sebagai keterampilan atau cara pemecahan baru?
·         Telaah   kepustakaan   untuk   mengetahui   apakah  orang lain telah menemukan masalah yang sama atau telah mencapai tujuan yang berhubungan dengan yang akan dicapai dalam penelitian tersebut.
·         Rumuskan hipotesis yang dapat diuji atau strategi  pendekatan,   nyatakan  dengan bahasa jelas dan spesifik.
·         Susun  setting  penelitiannya   dan   jelaskan   langkah-langkah   dan  kondisi-kondisinya. Apakah ada sesuatu yang khusus/utama yang  akan  dikerjakan  dalam   usaha   mencapai  tujuan yang diinginkan?
·         Tetapkan   kriteria   evaluasi,    teknik   pengukuran,  dan hal-hal  lain  untuk memperoleh feedback yang berguna
·         Analisis data dan evaluasi hasilnya.
·         Susun setting penelitiannya dan jelaskan langkah-langkah dan kondisi-kondisinya.
·         Susun laporannya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Penelitian Pendidikan adalah kegiatan sistematis untuk mencari jawaban yang benar atau mendekati kebenaran tentag permasalahan pendidikan yang logis dan rasional, serta didukung oleh fakta empirik. Penelitian pendidikan pada hakikatnya tidak berbeda dengan pelitian ilmu-ilmu perilaku manusia pada umumnya, terutama dari segi metodelogisnya. Perbedaan ahanya dalam bidang kajian, masalah dan variabel yag diteliti, tujuan dan manfaatnya.
Penelitian bidang ilmu pendidikan yang diarahkan pada perkembangan teori dan konsep digolongkan sebagai penelitian dasar (basic research). Penelitian tersebut dapat dilakukan secara kuantitatif, ekperimental atau noneksperimental. Tujuan akhir suatu ilmu adalah mengembangkan dan menguji teori. Suatu teori dapat menjelaskan dan meramalkan fenomena-fenomena alamiah. Ada tujuh karakteristik penelitian pendidikan yaitu: (1) objektivitas; (2) ketepatan; (3) verifikasi; (4) penjelasan ringkas; (5) empiris; dan (6) penalaran logis.
Berdasarkan sifat-sifat masalahnya, rancangan penelitian dibagi menjadi : (Dirjen Pendidikan Tinggi) (1) Penelitian histories, (2) Penelitian deskriptif, (3) Penelitian perkembangan, (4) Penelitian kasus dan penelitian lapangan, (5). Penelitian korelasional, (6) Penelitian kausal komparatif, (7) Penelitian eksperimental sungguhan, (8) Penelitian ekperimental semu, (9) Penelitian tindakan

Metode Penelitian Ex Post Facto

 Penelitian ex post facto merupakan penelitian yang bertujuan menemukan penyebab yang memungkinkan perubahan perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku atau hal-hal yang menyebabkan perubahan pada variable bebas yang secara keseluruhan sudah terjadi.
Penelitian eksperimen dan penelitian ex post facto dibedakan berdasarkan jenis variabelnya. Penelitian eksperimen menggunakan variable bebas aktif sedangkan penelitian ex post facto menggunakan variable bebas atribut.
Suatu variable disebut variable bebas aktif apabila peneliti dapat dengan mudah menentukan siapa yang menjadi responden secara bebas. Sedangkan variable disebut variable atribut apabila peneliti tidak dapat menentukan responden secara bebas artinya responden tersebut telah ada sebelum penelitian tersebut.
Sebagai contoh: 
Jika seorang akan meneliti pengaruh belajar single persent terhadap prestasi. Dalam kasus ini peneliti tidak dapat menetapkan responden secara bebas. Siapa yang mewakili single present dan siapa yang mewakili double present tidak dapat diatur oleh peneliti. Responden ini telah ada sebelum peneliti melekukan penelitian.
Penelitian ex post facto juga cocok ketika variable sebelumnya dapat dimanipulasi oleh peneliti tetapi tidak etis untuk memanipulasinya. Misalnya ketika peneliti ingin meneliti pengaruh penggunaan alkohol atau rokok. Karena peneliti tidak ingin menetapkan responden secara acak untuk diberikan perlakuan.
Dengan demikian penelitian ex post facto cocok apabila variable telah ada. Kausa komparatif karena membandingkan hubungan antara variable bebas dan variable terikat.
Dasar penelitian ex post facto adalah:
  1. Menilai dengan subjek yang berbeda pada variable bebas dan mencoba untuk menentukan konsekuensi yang berbeda. Contoh: pengaruh orang tua tunggal dan orang tua lengkap(variable terikat) terhadap pembolosan(variable bebas).
  2. Dimulai dari subjek yang berbeda sebagai variable terikat dan berusaha menentukan penyebabnya dari perbedaan itu. Contoh: perbandingan siswa yang latarnya dari sekolah tinggi dengan orang-orang yang drop out(variable terikat) pada variable bebas seperti motivasi atau kedisiplinan.
Karakteristik Penelitian Ex Post Facto
  1. Data dikumpulkan setelah semua peristiwa terjadi.
  2. Variabel terikat ditentukan terlebih dahulu, kemudian merunut ke belakang untuk menemukan sebab, hubungan, dan maknanya.
  3. Penelitian deskriptif yaitu menjelaskan penemuannya sebagaimana yang diamati.
  4. Penelitian korelasional, mencoba menemukan hubungan kausal fenomena yang diteliti.
  5. Penelitian eksperimental, dan ex post facto dasar logika yang digunakan dan tujuan yang ingin dicapai sama yaitu menentukan validitas empiris. Contoh: jika x maka y. Perbedaan antara penelitian eksperimen dan ex post facto adalah tidak ada kontrol langsung variable bebas dalam penelitian ex post facto.
  6. Penelitian ex post facto dilakukan jika dalam beberapa hal penelitian eksperimen tidak dapat dilaksanakan. Hal tersebut adalah:
a)   Jika tidak mungkin memilih, mengontrol, dan memanipulasi faktor-faktor yang diperlukan untuk meneliti hubungan sebab akibat secara langsung
b)    Jika control semua variable kecuali independent tunggal, tidak realistik, dan artificial, mencegah interaksi yang normal dengan variable lain yang mempengaruhi.
c)    Jika kontrol secara laboratori untuk beberapa tujuan tidak praktis, dari segi biaya dan etik dipertanyakan.

Kelebihan Penelitian Ex Post Facto
  1. Sesuai untuk keadaan yang tidak dapat dilakukan oleh penelitian eksperimen
  2. Informasi tentang sifat fenomena apa yang terjadi, dengan apa kejadiannya, di bawah kondisi apa fenomena terjadi, dan dalam sekuensi dan pola seperti apa fenomena terjadi,
  3. Kemajuan dalam teknik statistik membuat desain ex post facto lebih bertahan.

Kelemahan Penelitian Ex Post Facto
  1. Kurang kontrol terhadap variable bebas
  2. Sulit memastikan apakah faktor-faktor penyebab telah dimasukkan dan diidentifikasi
  3. Tidak ada faktor tunggal yang menjadi sebab suatu akibat, tetapi beberapa kombinasi dan interaksi faktor-faktor berjalan bersama di bawah kondisi tertentu menghasilkan akibat tertentu.
  4. Suatu fenomena mungkin bukan saja hasil dari sebab yang banyak, tetapi juga dari satu sebab dalam satu hal dan dari sebab yang lain.
  5. Jika hubungan antara dua variable ditemukan, sulit menemukan mana yang sebab dan mana yang akibat.
  6. Kenyataan yang menunjukkan bahwa dua atau lebih faktor berhubungan tidak mesti menyatakan hubungan sebab akibat. Semua faktor bias jadi berhubungan dengan suatu faktor tambahan yang tidak dikenal atau tidak diamati.
  7. Mengklasifikasikan subyek ke dalam kelompok dikotomi (misalnya yang berprestasi dan yang tidak berprestasi) untuk tujuan komparasi penuh dengan masalah, karena kategori seperti ini adalah samar-samar, dapat bervariasi, dan sementara.
  8. Penelitian komparatif dalam situasi yang alami tidak memberikan seleksi subyek yang terkontrol. Sulit menempatkan kelompok subyek yang sama dalam segala hal kecuali pemaparan mereka terhadap satu variable.
Perbandingan Pendekatan Ex Post Facto dengan Eksperimen
Kedua metode penelitian ini sebenarnya dapat menguji hipotesis hubungan antara variable bebas dan variable terikat. Pada dasarnya kedua jenis penelitian ini serupa, akan tetapi kita dapat mengontrol pengaruh variable ekstra lebih ketat pada penelitian eksperimen disbanding penelitian ex post facto.
Jika anda ingin menetapkan apakah benar variable X adalah penyebab variable Y maka ada 3 yang perlu dipertimbangkan:
  1. Hubungan statistik antara X dan Y
  2. X didahului Y
  3. Factor-faktor yang berpengaruh pada variable Y
Langkah-Langkah Penelitian Ex Post Facto
  1. Menetapkan  masalah penelitian
  2. Membandingkan dua kelompok yang terpilih
  3. Pemilihan desai dasar penelitian ex post facto
  4. Mengumpulkan data
  5. Analisis data dan penafsiran data
Penjelasan Alternatif
  1. Kesamaan penyebab
Contoh: Pengaruh kenaikan gaji terhadap penjualan keduanya sebenarnya dipengaruhi oleh tingkat kemakmuran.
  1. Penyebab terbalik
  2. Kehadiran variable bebas yang lain
Kontrol Parsial dalam Penelitian Ex Post Facto
Strategi ini memberikan control parsial validiatas internal daripenyebab umum dan kemungkinan variable bebas lain. Dianatara strategi ini adalah :
  1. Pencocokan. Metode umum untuk menentukan kontrol parsial dalam penelitian ex post facto agar sesuai dengan subjek dalam eksperimen dan kelompok kontrol pada banyak variable ekstra yang mungkin. Pencocokan ini biasanya dilakukan pada subjek-subjek dasar untuk membentuk pasangan yang cocok. Menggunakan pencocokan dalam penelitian ex post facto mengasumsikan bahwa anda tahu apa faktor-faktor yang relevan yaitu faktor-faktor yang mungkin memiliki korelasi dengan variable terikat.
  2. Homogen group. Variable dalam penelitian eksperimen dapat dikontrol dengan memilih sampel yang homogen. Prosedur yang sama dapat dilakukan dalam penelitian ex post facto.
  3. Membangun variable ekstra ke dalam desain. Relevan mungkin untuk membangun variable bebas asing ke desain penelitian ex post facto dan menyelidiki efek mereka melalui penggunaan dua arah dan orde yang lebih tinggi analisis varians.
  4. Analisis kovarians. Analisis kovarians (ANCOVA) kadang-kadang digunakan untuk menyesuaikan perbedaan anatara kelompok-kelompok dalam sebuah desaian ex post facto.
  5. Korelasi parsial. Korelasi parsial dapat digunakan untuk menentukan tingkatan hubungan antara dua variable dengan mengontrol variable lain.

DAFTAR PUSTAKA
Dharma Surya, 2008, Pendekatan, Jenis, dan Metode Penelitian Pendidikan, (online). Dari staff.uny.ac.id/sites/default/files/PENELITIAN PENDIDIKAN.pdf. diakses pada 4 maret 2013
Icha, 2012, Ruang Lingkup dan Jenis-Jenis Pendidikan.(online). Dari http://ichanmonolog27.blogspot.com/2012/10/ruang-lingkup-dan-jenis-jenis.html. diakses pada 4 Maret 2013
Masoffa, 2011, Jenis-Jenis Penelitian Pendidikan (Online). Dari http://massofa.wordpress.com/2011/02/13/jenis-jenis-penelitian-pendidikan/. Diakses pada 4 Maret 2013
Rizal, 2010,  Jenis-Jenis Penelitian Pendidikan (online). Dari http://rizalkasirinsukromo.wordpress.com/2010/03/24/jenis-jenis-penelitian-pendidikan/. Diakses pada 4 Maret 2013
Syukri, Mohammad, dkk. 2007. Penelitian Pendidikan SD. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

0 komentar:

Post a Comment