Banner 468 x 60px

 

Wednesday, November 20, 2013

Variabel Penelitian

1 komentar


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang Masalah
Variabel penelitian merupakan suatu atribut, sifat, atau nilai dari individu, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu, yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari serta di tarik kesimpulannya.
Variabel dalam penelitian dapat terbagi atas beberapa jenis variabel, antara lain indepenedn, dependen, moderator, intervening, control, dan luar biasa.dalam suatu penelitian variabel satu dengan yang lainnya mempunyai hubungan, antara lain simetris, timbale balik dan asimetris.
Dalam penulisan makalah ini penulis membahas tentang apa itu variabel dan jenis-jenis variabel dan bagaimana hubungan variabel satu dengan yang lainnya.
B.   Rumusan Masalah
Berdasarrkan latar belakang masalah diatas, yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan variabel?
2.      Apa jenis-jenis variabel?
3.      Bagaimana hubungan variabel?
C.   Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah, yang menjadi tujuan penulisan dalam makalah ini sebagai berikut:
1.      Mengetahui pengertian variabel.
2.      Mengetahui jenis-jenis variabel
3.      Mengtahui hubungan variabel.





BAB II
VARIABEL PENELITIAN

A.    Pengertian variabel
Secara teoritis, variabel dapat di defenisikan sebagai akibat seseorang,atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain, atau satu objek dengan objek yang lain.
Kerlinger dalam Muti (2006:21), variabel adalah bentuk konsepsi atau sifat yang akan di pelajari. Variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang di ambil dari suatu nilai yang berbeda, sehingga variabel merupakan suatu yang bervariasi. Variabel merupakan suatu kualitas, dengan variabel tersebut seorang peneliti dapat menganalisis serta manarik kesimpulan.
Jadi, dapat di simpulkan bahwa variabel penelitian merupakan suatu atribut, sifat, atau nilai dari individu, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu, yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari serta di tarik kesimpulannya.
Variabel berasal dari bahasa inggris “variable” yang berarti factor tak tetap atau berubah-ubah. Variabel adalah fenomena yang bervariasi dalam bentuk, kualitas, mutu standar.
a.       Variasi sederhana: fenomena jenis kelamin manusia, kalaudi kelompokkan hanya ada dua jenis kelamin yaitu manusia laki-laki dan manusia perempuan.
b.      Variasi komplek: fenomena pemilihan tas sekolah, masing-masing anak memiliki selera sendiri dalam hal memilih tas sekolah, sehingga mungkin tidak dapat di hitung berapa variasinya tas sekolah yang ada di kelas anda.
Agar variabel dapat di ukur, maka variabel harus di jelaskan ke dalam konsep operasional variabel, sehingga variabel harus di jelaskan parameter atau indicator-indikatornya.


B.     Jenis-jenis Variabel
Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lainnya, jenis variabel dalam penelitian dapat di bedakan menjadi:
1.      Variabel indivenden.
   Nariabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia, variabel indevenden di sebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat).
2.      Variabel devenden.
   Variabel ini sering di sebut sebagai variabel output, criteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia variabel devenden merupakan variabel yang di pengaruahi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Contoh hubungan variabel indevenden dan variabel dependen:






Prestasi belajr tinggi
(variabel Dependen)
 
 





3.         Variabel moderator,
   yaitu variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel indevendent dengan devenden. Variabel moderator di sebut juga sebagai variabel bebas kedua.
Contoh hubungan variabel indevenden-moderator-dependen:


 







4.         Variabel intervening.
   Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel indevenden dengan devenden menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat di amati dan di ukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak diantara variabel indevenden dan devenden, sehingga variabel indevenden tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel devenden.
Contoh hubungan variabel indevenden-moderator-intervening-devenden:


 








5.         Variabel control.
   Yaitu variabel yang di kendalikan atau di buat konstan, sehingga pengaruh variabel indevenden terhadap devenden tidak di pengaruhi oleh factor luar yang tidak di teliti. Variabel control dapat di gunakan, apabila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.
Contoh hubungan variabel indevenden-kontrol-dependen:


 








6.         Variabel luar biasa.
   Variabel luar biasa  biasa merupakan variabel yang jumlahnya hampir tidak terbatas dan bisa di pengaruhi padahubungan tertentu. Sebagai variabel dapat di di perlakukan sebagai variabel sebagai variabel bebas atau variabel moderator. Namun demikian, variabel ini hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki dampak terhadap keadaan tertentu.pola uumumnya variabel ini dapat di abaikan karena dampaknya sangat kecil.

C.    Hubungan Variabel
1.      Hubungan Simetris
Suatu variabel di katakan sebagai variabel berhubungan simetris, apabila perubahan variabel tersebut tidak di sebabkan oleh variabel yang lain. Contohnya, variabel pendapatan guru dalam sebulan tidak ada sangkut pautnya dengan tingkat curah hujan pada bulan tersebut. Begitu pula sebaliknya, tingkat curah hujan tidak ada kaitannya dengan pendapatan guru sebulan itu.
Ada empat kelompok hubungan simetris  yang masing-masing dapat di jelaskan  sebagai berikut:
1.      Kedua variabel merupakan indicator sebuah konsep yang sama.
2.      Kedua variabel merupakan akibat dari factor yang sama.
3.      Kedua variabel berkaitan secara fungsional
4.      Kedua variabel mempunyai hubungan yang kebetulan semata.

2.      Hubungan Timbal Balik
Hubungan-hubungan timbale balik antara variabel-variabel penelitian berbeda dengan hubungan  sebab-akibat (kausalitas) dalam sebuah penelitian. Hubungan timbale balik disini maksudnya,suatu variabel dapat manjadi sebab sekaligus juga dapat menjadi akibat dan bukan di maksud perubahan variabel tertentu diakibatkan oleh variabel yang lain.
Hubungan timbale balik dapat di contohkan sebagai berikut: kebiasaan menabung di hari muda mengajarkan anak muda sebagai generasi hemat, memiliki buku adalah investasi dan akan mendatangkan keuntungan, karena pada gilirannya hasil dari membaca buku dan menulis dpat di gunakan untuk membeli buku yang lain.
3.      Hubungan Asimetris
Pembahasan mengenai berbagai hubungan variabel penelitian kuantitatif pada umumnya tertumpu pada pembicaraan mengenai hubungan asimetris. Hubungan ini mendeskripsikan bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel yang lain. Hubungan simetris terdiri dari enam tipe yang dapat di jelaskan sebagai berikut:
a)      Hubungan antara stimulus dan respons
Sifat hubungan ini menjelaskan variabel stimulus memberikan pengaruh terhadap variabel respons, dan kemudian variabel respons dan kemudian variabel respons memberikan reaksi terhadap stimulus tersebut. Hubungan ini adalah bagian dari hubungan sebab-akibat, yang biasanya di lakukan oleh ahli-ahli penelitian kuantitatif dari berbagai disiplin ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial.
b)      Hubungan antara disposisi dan respons
Yang di maksudkan dengan disposisi adalah kecendrungan dalam menunjukkan respons tertentu, sedangkan respons di ukur dengan melihat tingkah laku seseorang, misalnya, menonton televisi, pemilihan merek kendaraan bermotor, membolos.
c)      Hubungan antara ciri individu dan disposisi
Yang di maksud dengan cirri pribadi adalah sifat-sifat pribadi atau individu yang kemungkinan tidak berubah, walaupun di pengaruhi oleh lingkungannya. Cirri pribadi ini seperti jenis-jenis kelamin,suku, kebangsaan dan sebagainya.
d)     Hubungan antara prakondisi yang perlu dengan akibat tertentu
Dikatakan bahwa suatu variabel aka nada apabila ada variabel yang lain. Suatu variabel akan muncul dengan syarat variabel yang lain harus dimunculkan lebih dulu. Contoh sederhana, siswa akan berani melaporkan temannya yang nyontek ketika ulangan kepada gurunya, apabila ia merasa terjamin keamanannya.
e)      Hubungan ang imanen antara dua variabel
Pada kasus hubungan ini, variabel tertentu memiliki hubungan yang imanen dengan variabel yang lain, perubahan variabel akan diikuti pula dengan perubahan variabel yang lain. Contohnya, jumlah lulusan SD yang cukup banyak akan menjadi masalah apbila jumlah SMP tidak seimbang untuk menampung lulusan SD tersebut.
f)       Hubungan antara variabel tujuan dan variabel cara
Umumnya tujuan dan cara dapat di temui pada satu keinginan orang, tetapi tidak jarang pula tujuan dan cara berada pada kondisi yang berbeda pula. Misalnya hubungan antara cara mengajar guru dengan prestasi yang di capai siswa.
Penelitian yang menguji hubungan bivariat, hanya terdapat dua variabel pokok, yaitu variabel bebas dan variabel tergantung di mana variabel bebas mempengaruhi variabel tergantung. Sedangkan pada penelitian yang menguji hubungan multivariate, walaupun masih tetap terdiri dari dua variabel, tetapi variabel bebas lebih tepat dikatakan sebagai kumpulan variabel tergantung (tunggal) yang tidak terdiri dari sub-sub variabel yang lain.   

D.    Definisi operasional variabel
Definisi Operasional Variabel adalah penarikan batasan yang lebih menjelaskan ciri-ciri spesifik yang lebih substantive dari suatu konsep. Tujuannya: agar peneliti dapat mencapai suatu alat ukur yang yang sesuai dengan hakikat variabel yang sudah di definisikan konsepnya, maka peneliti harus memasukkan proses atau operasionalnya alat ukur yang akan digunakan untuk kuantifikasi gejala atau variabel yang ditelitinya.
Dalam setiap penelitian pasti terdapat variabel penelitian. Jumlah variabel penelitian bisa hanya satu namun juga bisa lebih dari satu. Variabel penelitian pada hakikatnya merupakan konsep yang nilainya ingin diketahui oleh peneliti. Tidak sedikit variabel yang terlibat dalam suatu penelitian sifatnya abstrak, dalam arti tidak jelas wujud dan ukurannya, sehingga sulit juga ditentukan nilainya.  Kalau variabel penelitiannya adalah tinggi badan atau berat badan maka sifat kedua variabel tersebut relatif konkret . Peneliti bisa segera mengukur nilai tinggi badan dengan meteran, sedangkan  nilai berat badan diukur menggunakan timbangan. Setelah dilakukan pengukuran maka data nilai tentang tinggi dan berat badan diketahui. Namun jika variabel penelitiannya bersifat abstrak, misalnya motivasi atau kepuasan kerja , maka peneliti perlu menetapkan cara pengukuran variabel  tersebut agar dapat memperoleh nilai yang tepat bagi kedua variabel tersebut. Proses penentuan ukuran suatu variabel tersebut dikenal dengan nama operasionalisasi variabel.  
Apakah semua variabel penelitian harus dibuat definisi operasionalnya?
Kalau yang dimaksud dengan definisi operasional variabel adalah proses penentuan ukuran suatu variabel, maka tidak semua variabel penelitian harus disusun definisi operasionalnya . Misalnya penelitian yang tujuannya adalah ingin mengetahui pengaruh iklan terhadap volume penjualan. Iklan adalah variabel bebas dan volume penjualan adalah variabel tergantung. Dari dua variabel tersebut yang perlu dilakukan pengukuran – artinya disusun variabel operasionalnya – adalah volume penjualan. sedangkan variabel “iklan” tidak perlu. Yang perlu dilakukan oleh peneliti adalah menyusun definisi konseptual variabel “iklan”. Jika metode penelitian atau rancangan penelitian yang akan diterapkan adalah “pre and post test design” maka peneliti harus membandingkan volume penjualan sebelum ada iklan dengan volume penjualan setelah ada iklan. Kedudukan “iklan” dalam rancangan penelitian tersebut adalah sebagai betuk “perlakuan” (treatment).
Contoh penelitian lain yang tidak memerlukan operasionalisasi variabel, misalnya penelitian  yang bertujuan ingin mengetahui strategi bisnis , ingin mengetahui proses seleksi,  atau penelitian-penelitian kualitatif yang sasaran utamanya adalah memberikan uraian/deskripsi atau gambaran lengkap dari suatu proses kegiatan. Yang diperlukan oleh penelitian jenis ini adalah definisi konseptual, bukan definisi operasional. Contohnya, ketika peneliti ingin mengetahui bagaimana proses seleksi pegawai di suatu organisasi, maka peneliti harus memiliki definisi konseptual tentang variabel seleksi pegawai, agar yang ditelitinya memang tentang seleksi pegawai, bukan kegiatan lainnya. Definisi konseptual tentang seleksi pegawai harus lengkap dan rinci, termasuk proses dan kegiatan-kegiatan apa yang seharusnya dilakukan dalam seleksi pegawai.


 Demikian pula ketika peneliti ingin mengetahui bagaimana strategi bisnis suatu perusahaan. Definisi konseptual yang lengkap tetang strategi bisnis dan kegiatan-kegiatannya, harus dikuasai oleh peneliti agar yang ditelitinya memang benar-benhar strategi bisnis, bukan “sekedar” strategi pemasaran, seperti yang banyak dijumpai dalam hasil penelitian yang digunakan untuk penyusunan skripsi atau tesis.






















BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
                   Variabel penelitian  merupakan suatu atribut, sifat, atau nilai dari individu, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu, yan ditetapkan oleh penelitiuntuk dipelajari serta ditarik kesimpulannya. Agar variabel dapat diukur, maka variabel harus dijelaskan kedalam konsep operasional variabel harus dijelaskan parameter atau indicator-indikatornya.
Jenis-jenis variabel penelitian yaitu: 1) variabel independen, 2) variabel dapanden, 3) variabel moderator, 4) variabel intervening,  5) variabel control, 6) variabel luar biasa.
Tipe hubungan antara variabel yaitu : 1) hubungan simetris yang memiliki empat kelompok, yaitu: a) kedua variabel merupakan indicator untuk konsep yang sama, b) kedua variabel merupakan akibat dari factor yang sama, c) kedua variabel berkaitan secara fungsional, d) hubungan variabel berkaitan semata-mata, 2) hubungan timbal balik, 3) hubungan asimetris yang terdiri dari enam tipe yaitu : a) hubungan antara stimulus dab respons, b) hubungan antara disposisi dan respons, c) hubungan antara cirri individu dan disposisi atau tingkah laku, d) hubungan antara prekondisi dan akibat tertentu, e) hubungan imanen, f) hubungan antara tujuan dan cara









  


KEPUSTAKAAN

Lufri.2005. Metodologi Penelitian.Padang : UNP


1 komentar:

tri hartadi said...

sangat bermanfaat. terima kasih.

Post a Comment