BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Variabel penelitian merupakan suatu
atribut, sifat, atau nilai dari individu, objek, atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu, yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari serta di
tarik kesimpulannya.
Variabel dalam penelitian dapat terbagi
atas beberapa jenis variabel, antara lain indepenedn, dependen, moderator,
intervening, control, dan luar biasa.dalam suatu penelitian variabel satu
dengan yang lainnya mempunyai hubungan, antara lain simetris, timbale balik dan
asimetris.
Dalam penulisan makalah ini penulis
membahas tentang apa itu variabel dan jenis-jenis variabel dan bagaimana
hubungan variabel satu dengan yang lainnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarrkan latar belakang masalah
diatas, yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini sebagai
berikut:
1.
Apa yang dimaksud dengan variabel?
2.
Apa jenis-jenis variabel?
3.
Bagaimana hubungan variabel?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah, yang
menjadi tujuan penulisan dalam makalah ini sebagai berikut:
1.
Mengetahui pengertian variabel.
2.
Mengetahui jenis-jenis variabel
3.
Mengtahui hubungan variabel.
BAB
II
VARIABEL
PENELITIAN
A. Pengertian variabel
Secara teoritis, variabel dapat di
defenisikan sebagai akibat seseorang,atau objek yang mempunyai variasi antara
satu orang dengan yang lain, atau satu objek dengan objek yang lain.
Kerlinger dalam Muti (2006:21), variabel
adalah bentuk konsepsi atau sifat yang akan di pelajari. Variabel dapat
dikatakan sebagai suatu sifat yang di ambil dari suatu nilai yang berbeda,
sehingga variabel merupakan suatu yang bervariasi. Variabel merupakan suatu
kualitas, dengan variabel tersebut seorang peneliti dapat menganalisis serta
manarik kesimpulan.
Jadi, dapat di simpulkan bahwa variabel
penelitian merupakan suatu atribut, sifat, atau nilai dari individu, objek,
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu, yang di tetapkan oleh peneliti
untuk di pelajari serta di tarik kesimpulannya.
Variabel berasal dari bahasa inggris
“variable” yang berarti factor tak tetap atau berubah-ubah. Variabel adalah
fenomena yang bervariasi dalam bentuk, kualitas, mutu standar.
a.
Variasi sederhana: fenomena jenis
kelamin manusia, kalaudi kelompokkan hanya ada dua jenis kelamin yaitu manusia
laki-laki dan manusia perempuan.
b.
Variasi komplek: fenomena pemilihan tas
sekolah, masing-masing anak memiliki selera sendiri dalam hal memilih tas
sekolah, sehingga mungkin tidak dapat di hitung berapa variasinya tas sekolah
yang ada di kelas anda.
Agar variabel dapat di
ukur, maka variabel harus di jelaskan ke dalam konsep operasional variabel,
sehingga variabel harus di jelaskan parameter atau indicator-indikatornya.
B. Jenis-jenis Variabel
Menurut hubungan antara satu variabel
dengan variabel yang lainnya, jenis variabel dalam penelitian dapat di bedakan
menjadi:
1.
Variabel indivenden.
Nariabel ini sering disebut sebagai variabel
stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia, variabel indevenden di
sebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependent (terikat).
2.
Variabel devenden.
Variabel ini sering di sebut sebagai
variabel output, criteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia variabel devenden
merupakan variabel yang di pengaruahi atau menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas.
Contoh
hubungan variabel indevenden dan variabel dependen:
|
3.
Variabel moderator,
yaitu variabel yang mempengaruhi (memperkuat
dan memperlemah) hubungan antara variabel indevendent dengan devenden. Variabel
moderator di sebut juga sebagai variabel bebas kedua.
Contoh
hubungan variabel indevenden-moderator-dependen:
4.
Variabel intervening.
Variabel intervening adalah variabel yang
secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel indevenden dengan
devenden menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat di amati dan di
ukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak diantara
variabel indevenden dan devenden, sehingga variabel indevenden tidak langsung
mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel devenden.
Contoh
hubungan variabel indevenden-moderator-intervening-devenden:
5.
Variabel control.
Yaitu variabel yang di kendalikan atau di
buat konstan, sehingga pengaruh variabel indevenden terhadap devenden tidak di
pengaruhi oleh factor luar yang tidak di teliti. Variabel control dapat di
gunakan, apabila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.
Contoh
hubungan variabel indevenden-kontrol-dependen:
6.
Variabel luar biasa.
Variabel luar biasa biasa merupakan variabel yang jumlahnya
hampir tidak terbatas dan bisa di pengaruhi padahubungan tertentu. Sebagai
variabel dapat di di perlakukan sebagai variabel sebagai variabel bebas atau
variabel moderator. Namun demikian, variabel ini hanya memiliki sedikit atau
bahkan tidak memiliki dampak terhadap keadaan tertentu.pola uumumnya variabel
ini dapat di abaikan karena dampaknya sangat kecil.
C. Hubungan Variabel
1.
Hubungan Simetris
Suatu
variabel di katakan sebagai variabel berhubungan simetris, apabila perubahan
variabel tersebut tidak di sebabkan oleh variabel yang lain. Contohnya,
variabel pendapatan guru dalam sebulan tidak ada sangkut pautnya dengan tingkat
curah hujan pada bulan tersebut. Begitu pula sebaliknya, tingkat curah hujan
tidak ada kaitannya dengan pendapatan guru sebulan itu.
Ada
empat kelompok hubungan simetris yang
masing-masing dapat di jelaskan sebagai
berikut:
1.
Kedua variabel merupakan indicator
sebuah konsep yang sama.
2.
Kedua variabel merupakan akibat dari
factor yang sama.
3.
Kedua variabel berkaitan secara
fungsional
4.
Kedua variabel mempunyai hubungan yang
kebetulan semata.
2.
Hubungan Timbal Balik
Hubungan-hubungan
timbale balik antara variabel-variabel penelitian berbeda dengan hubungan sebab-akibat (kausalitas) dalam sebuah
penelitian. Hubungan timbale balik disini maksudnya,suatu variabel dapat
manjadi sebab sekaligus juga dapat menjadi akibat dan bukan di maksud perubahan
variabel tertentu diakibatkan oleh variabel yang lain.
Hubungan
timbale balik dapat di contohkan sebagai berikut: kebiasaan menabung di hari
muda mengajarkan anak muda sebagai generasi hemat, memiliki buku adalah
investasi dan akan mendatangkan keuntungan, karena pada gilirannya hasil dari
membaca buku dan menulis dpat di gunakan untuk membeli buku yang lain.
3.
Hubungan Asimetris
Pembahasan
mengenai berbagai hubungan variabel penelitian kuantitatif pada umumnya
tertumpu pada pembicaraan mengenai hubungan asimetris. Hubungan ini
mendeskripsikan bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel yang lain.
Hubungan simetris terdiri dari enam tipe yang dapat di jelaskan sebagai
berikut:
a)
Hubungan antara stimulus dan respons
Sifat
hubungan ini menjelaskan variabel stimulus memberikan pengaruh terhadap
variabel respons, dan kemudian variabel respons dan kemudian variabel respons
memberikan reaksi terhadap stimulus tersebut. Hubungan ini adalah bagian dari
hubungan sebab-akibat, yang biasanya di lakukan oleh ahli-ahli penelitian
kuantitatif dari berbagai disiplin ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial.
b)
Hubungan antara disposisi dan respons
Yang
di maksudkan dengan disposisi adalah kecendrungan dalam menunjukkan respons
tertentu, sedangkan respons di ukur dengan melihat tingkah laku seseorang,
misalnya, menonton televisi, pemilihan merek kendaraan bermotor, membolos.
c)
Hubungan antara ciri individu dan
disposisi
Yang
di maksud dengan cirri pribadi adalah sifat-sifat pribadi atau individu yang
kemungkinan tidak berubah, walaupun di pengaruhi oleh lingkungannya. Cirri
pribadi ini seperti jenis-jenis kelamin,suku, kebangsaan dan sebagainya.
d) Hubungan
antara prakondisi yang perlu dengan akibat tertentu
Dikatakan
bahwa suatu variabel aka nada apabila ada variabel yang lain. Suatu variabel
akan muncul dengan syarat variabel yang lain harus dimunculkan lebih dulu.
Contoh sederhana, siswa akan berani melaporkan temannya yang nyontek ketika
ulangan kepada gurunya, apabila ia merasa terjamin keamanannya.
e)
Hubungan ang imanen antara dua variabel
Pada
kasus hubungan ini, variabel tertentu memiliki hubungan yang imanen dengan
variabel yang lain, perubahan variabel akan diikuti pula dengan perubahan
variabel yang lain. Contohnya, jumlah lulusan SD yang cukup banyak akan menjadi
masalah apbila jumlah SMP tidak seimbang untuk menampung lulusan SD tersebut.
f)
Hubungan antara variabel tujuan dan
variabel cara
Umumnya
tujuan dan cara dapat di temui pada satu keinginan orang, tetapi tidak jarang
pula tujuan dan cara berada pada kondisi yang berbeda pula. Misalnya hubungan
antara cara mengajar guru dengan prestasi yang di capai siswa.
Penelitian
yang menguji hubungan bivariat, hanya terdapat dua variabel pokok, yaitu
variabel bebas dan variabel tergantung di mana variabel bebas mempengaruhi
variabel tergantung. Sedangkan pada penelitian yang menguji hubungan
multivariate, walaupun masih tetap terdiri dari dua variabel, tetapi variabel
bebas lebih tepat dikatakan sebagai kumpulan variabel tergantung (tunggal) yang
tidak terdiri dari sub-sub variabel yang lain.
D.
Definisi operasional variabel
Definisi Operasional Variabel
adalah penarikan batasan yang lebih menjelaskan ciri-ciri spesifik yang lebih
substantive dari suatu konsep. Tujuannya: agar peneliti dapat mencapai suatu
alat ukur yang yang sesuai dengan hakikat variabel yang sudah di definisikan
konsepnya, maka peneliti harus memasukkan proses atau operasionalnya alat ukur
yang akan digunakan untuk kuantifikasi gejala atau variabel yang ditelitinya.
Dalam
setiap penelitian pasti terdapat variabel penelitian. Jumlah variabel
penelitian bisa hanya satu namun juga bisa lebih dari satu. Variabel penelitian
pada hakikatnya merupakan konsep yang nilainya ingin diketahui oleh peneliti.
Tidak sedikit variabel yang terlibat dalam suatu penelitian sifatnya abstrak,
dalam arti tidak jelas wujud dan ukurannya, sehingga sulit juga ditentukan
nilainya. Kalau variabel penelitiannya adalah tinggi badan atau berat
badan maka sifat kedua variabel tersebut relatif konkret . Peneliti bisa segera
mengukur nilai tinggi badan dengan meteran, sedangkan nilai berat badan
diukur menggunakan timbangan. Setelah dilakukan pengukuran maka data nilai
tentang tinggi dan berat badan diketahui. Namun jika variabel penelitiannya
bersifat abstrak, misalnya motivasi atau kepuasan kerja , maka peneliti perlu
menetapkan cara pengukuran variabel tersebut agar dapat memperoleh nilai
yang tepat bagi kedua variabel tersebut. Proses penentuan ukuran suatu variabel tersebut dikenal dengan nama
operasionalisasi variabel.
Apakah semua variabel penelitian harus dibuat
definisi operasionalnya?
Kalau
yang dimaksud dengan definisi operasional variabel adalah proses penentuan ukuran suatu variabel, maka
tidak semua variabel penelitian harus
disusun definisi operasionalnya . Misalnya penelitian yang tujuannya
adalah ingin mengetahui pengaruh iklan terhadap volume penjualan. Iklan adalah
variabel bebas dan volume penjualan adalah variabel tergantung. Dari dua
variabel tersebut yang perlu dilakukan pengukuran – artinya disusun variabel
operasionalnya – adalah volume penjualan. sedangkan variabel “iklan” tidak
perlu. Yang perlu dilakukan oleh peneliti adalah menyusun definisi konseptual
variabel “iklan”. Jika metode penelitian atau rancangan penelitian yang akan
diterapkan adalah “pre and post test design” maka peneliti harus
membandingkan volume penjualan sebelum ada iklan dengan volume penjualan
setelah ada iklan. Kedudukan “iklan” dalam rancangan penelitian tersebut adalah
sebagai betuk “perlakuan” (treatment).
Contoh
penelitian lain yang tidak memerlukan operasionalisasi variabel, misalnya
penelitian yang bertujuan ingin mengetahui strategi bisnis , ingin
mengetahui proses seleksi, atau penelitian-penelitian kualitatif yang
sasaran utamanya adalah memberikan uraian/deskripsi atau gambaran lengkap dari
suatu proses kegiatan. Yang diperlukan oleh penelitian jenis ini adalah
definisi konseptual, bukan definisi operasional. Contohnya, ketika peneliti
ingin mengetahui bagaimana proses seleksi pegawai di suatu organisasi, maka
peneliti harus memiliki definisi konseptual tentang variabel seleksi pegawai,
agar yang ditelitinya memang tentang seleksi pegawai, bukan kegiatan lainnya.
Definisi konseptual tentang seleksi pegawai harus lengkap dan rinci, termasuk
proses dan kegiatan-kegiatan apa yang seharusnya dilakukan dalam seleksi
pegawai.
Demikian pula ketika peneliti ingin mengetahui
bagaimana strategi bisnis suatu perusahaan. Definisi konseptual yang lengkap
tetang strategi bisnis dan kegiatan-kegiatannya, harus dikuasai oleh peneliti
agar yang ditelitinya memang benar-benhar strategi bisnis, bukan “sekedar”
strategi pemasaran, seperti yang banyak dijumpai dalam hasil penelitian yang
digunakan untuk penyusunan skripsi atau tesis.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Variabel
penelitian merupakan suatu atribut,
sifat, atau nilai dari individu, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu, yan ditetapkan oleh penelitiuntuk dipelajari serta ditarik
kesimpulannya. Agar variabel dapat diukur, maka variabel harus dijelaskan
kedalam konsep operasional variabel harus dijelaskan parameter atau
indicator-indikatornya.
Jenis-jenis variabel penelitian yaitu:
1) variabel independen, 2) variabel dapanden, 3) variabel moderator, 4)
variabel intervening, 5) variabel
control, 6) variabel luar biasa.
Tipe hubungan antara variabel yaitu : 1)
hubungan simetris yang memiliki empat kelompok, yaitu: a) kedua variabel
merupakan indicator untuk konsep yang sama, b) kedua variabel merupakan akibat
dari factor yang sama, c) kedua variabel berkaitan secara fungsional, d)
hubungan variabel berkaitan semata-mata, 2) hubungan timbal balik, 3) hubungan
asimetris yang terdiri dari enam tipe yaitu : a) hubungan antara stimulus dab
respons, b) hubungan antara disposisi dan respons, c) hubungan antara cirri
individu dan disposisi atau tingkah laku, d) hubungan antara prekondisi dan
akibat tertentu, e) hubungan imanen, f) hubungan antara tujuan dan cara
KEPUSTAKAAN
Lufri.2005.
Metodologi Penelitian.Padang : UNP
1 komentar:
sangat bermanfaat. terima kasih.
Post a Comment